By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Tantangan Kebudayaan
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Berita > Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Tantangan Kebudayaan
Berita

Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Tantangan Kebudayaan

Achmad Aristyan
Last updated: 12/11/2024 00:28
Achmad Aristyan
Share
3 Min Read
Fadli Zon saat mendaki di Bukit Tidar, Magelang. Foto: Instagram/@fadlizon
SHARE

Menteri Kebudayaan Fadli Zon dipandang perlu untuk memperkuat serta membangun dasar bagi pengembangan dan pemajuan kebudayaan selama 100 hari pertama masa jabatannya dalam Kabinet Merah Putih. 

Dilansir dari CNN Indonesia, Hikmat Darmawan, seorang akademisi dan pengamat budaya, menyatakan, Indonesia sebenarnya telah memiliki modal awal berupa lembaga seperti Dirjen Kebudayaan, yang sekarang terpisah dari Kementerian Pendidikan, serta peraturan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Menurut Hikmat, perlu ada pemetaan yang jelas terkait perkembangan budaya, dengan menguatkan aspek yang sudah baik dan melengkapi yang masih kurang. Dia menambahkan, masalah dana kebudayaan, yang sudah ada saat ini, sebaiknya tidak dihapuskan, melainkan diperkuat karena dinilai belum berfungsi optimal. 

Hikmat juga menyebutkan bahwa di beberapa bidang, pengembangan kebijakan masih dibutuhkan sebagai fondasi untuk kemajuan budaya yang sudah ada, baik itu dalam bentuk ekonomi berbasis digital maupun pembangunan infrastruktur budaya.

Baca juga: Menbud Fadli Zon Tegaskan Hak Berkebudayaan di G20 Brasil

Dalam ranah perfilman, lanjutnya, penting untuk memprioritaskan pengembangan pasar yang majemuk, memperluas lokasi pemutaran film, serta mendorong variasi jenis produksi yang tidak hanya berpusat di daerah perkotaan besar seperti Jabodetabek. 

Dalam seni tari atau seni pertunjukan, ia menekankan kebutuhan akan penciptaan ruang seni yang mendukung beragam jenis seni. Hikmat juga mengingatkan bahwa perhatian Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan kementeriannya sebaiknya tidak hanya fokus pada budaya tradisional, tetapi juga pada budaya kontemporer, mengingat kekayaan budaya Indonesia yang luas.

Ia menyinggung konsep lumbung yang diterapkan pada Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2023, di mana ide-ide dikembangkan dan diproduksi secara kolektif untuk dinikmati bersama. 

Kemendikbudristek saat itu, kata Hikmat, melibatkan para kurator dan komunitas dalam PKN 2023 untuk mendorong pemajuan budaya secara bersama-sama. Dengan demikian, Hikmat berharap seluruh pelaku seni budaya dapat ikut terlibat dalam upaya ini.

Hikmat juga mengakui adanya tantangan dalam pelestarian budaya serta ancaman klaim dari pihak luar, namun ia berpendapat bahwa hal tersebut bisa ditangani dengan anggaran yang ada dan kemampuan diplomasi yang baik. 

Baca juga: Fadli Zon, Raih Penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia

Menurutnya, selama ini banyak yang memandang kebudayaan hanya dalam konteks pelestarian, bukan kemajuan budaya. Ia menjelaskan bahwa pemajuan budaya mencakup pemeliharaan, pemanfaatan, dan pengembangan secara komprehensif.

Hikmat menambahkan contoh mengenai pembukaan Museum Nasional Indonesia baru-baru ini, yang kini melampaui konsep pelestarian dengan mengedepankan pemanfaatan melalui inovasi seperti hologram, yang menjadikan benda-benda koleksi lebih menarik bagi publik. Dia menganggap masyarakat tak perlu khawatir soal pelestarian, sebab budaya akan lestari jika terus dimajukan, dengan adanya pemanfaatan dan pengembangan. 

Hikmat menekankan bahwa strategi diplomasi budaya lebih penting ketimbang klaim yang sering memicu perdebatan di kalangan netizen. Menurutnya, repatriasi budaya lebih esensial dan memiliki dampak besar bagi kekayaan budaya Indonesia.

You Might Also Like

KPM Pentaskan Tari Tradisional Indonesia di Festival Indisch Den Haag 2025

Bupati Gunungkidul Jalani Prosesi Ruwatan Demi Kepemimpinan yang Lurus

Presiden Prabowo Ke Luar Negeri, Fokus Ekonomi dan Geopolitik

Emmavoice Meriahkan Expo KKN Mahasiswa UMP di Wonosobo

Comipara 2025, Andalan Baru Angkat Budaya dan Ekonomi Kreatif DIY

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Cerita Panjang Warisan Budaya dari Sepotong Tahu Sumedang
Next Article Segarnya Berenang di Mata Air Cikandung, Sumedang
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?