Rumah Bale adalah rumah tradisional masyarakat Sumba, Nusa Tenggara Timur. Rumah ini memiliki dua varian yaitu Rumah Bale untuk masyarakat biasa dan Rumah Bala untuk kaum bangsawan.
Meskipun ada perbedaan dalam nama, baik Rumah Bale maupun Bala memiliki ciri khas arsitektur yang mencerminkan nilai-nilai sosial, kebudayaan, dan keagamaan masyarakat Sumba.
Pandangan Masyarakat Sumba tentang Rumah Tradisional
Melansir dari budaya-data.kemdikbud.go.id, pandangan masyarakat Sumba tentang rumah adat sangat dipengaruhi kepercayaan mereka terhadap tiga alam yang berbeda yaitu alam bawah, alam tengah, dan alam atas.
Alam bawah mewakili dunia arwah, alam tengah adalah tempat hidup manusia untuk bekerja dan bersosialisasi, sementara alam atas adalah dunia para dewa dan arwah leluhur yang disebut Marapu.
Kepercayaan ini tercermin dalam bentuk dan struktur rumah adat Sumba, yang memiliki tiga bagian utama sesuai dengan alam yang mereka percayai.
- Alam Bawah: Bagian rumah yang lebih rendah berfungsi untuk tempat hewan ternak dan dulunya digunakan untuk menyimpan mayat.
- Alam Tengah: Bagian tengah rumah adalah ruang utama tempat manusia tinggal, bekerja, dan beraktivitas sosial.
- Alam Atas: Bagian atas rumah merupakan tempat sakral yang diperuntukkan bagi para dewa dan leluhur, biasanya digunakan untuk meletakkan persembahan.
Kepercayaan Marapu ini juga tercermin dalam kerajinan tenun ikat yang menjadi bagian integral dari budaya Sumba, di mana motif dan warna tenunan mencerminkan unsur alam serta dunia gaib.
Struktur dan Fungsi Rumah Bale
Rumah Bale memiliki struktur yang mencerminkan hubungan antara manusia, alam, dan dunia gaib. Struktur rumah ini terbagi menjadi tiga bagian utama:
- Bagian Bawah: Pada zaman dahulu, bagian bawah rumah digunakan untuk menyimpan mayat atau sebagai tempat hewan ternak seperti ayam, kambing, atau babi. Kini, meskipun hewan ternak lebih sering dipindahkan ke kandang terpisah, bagian bawah rumah tetap berfungsi untuk melindungi penghuni dari bahaya banjir.
- Bagian Tengah: Bagian tengah rumah merupakan ruang utama tempat manusia melakukan berbagai aktivitas seperti bekerja, berkumpul, dan beribadah. Rumah ini dilengkapi dengan berbagai ruang, termasuk ruang depan, tengah, samping, dan belakang, yang semuanya didesain dengan memperhatikan kenyamanan dan kesejahteraan penghuninya.
- Bagian Atas: Bagian atas rumah bersifat sakral, melambangkan dunia para dewa dan arwah leluhur. Tempat ini digunakan untuk persembahan dan ritual keagamaan, meskipun saat ini banyak rumah yang menggunakannya untuk menyimpan hasil bumi atau makanan.
Material dan Konstruksi Rumah Bale
Dilansir dari indeksmedia.id, Rumah Bale dibangun menggunakan bahan alami yang tersedia di sekitar lingkungan, seperti kayu, bambu, dan alang-alang. Material ini dipilih karena kualitasnya yang tahan lama dan sesuai dengan kebutuhan iklim tropis di Sumba.
Struktur rumah terbuat dari kayu berkualitas tinggi, dengan atap dari rumput alang-alang yang dapat bertahan hingga 20 tahun. Selain itu, rumah Bale juga dikenal dengan atapnya yang menjulang tinggi seperti perahu terbalik.
Atap ini tidak hanya memiliki fungsi struktural, tetapi juga memiliki makna religius, sebagai simbol hubungan manusia dengan dunia spiritual. Atap rumah yang tinggi berhubungan dengan kepercayaan Marapu, yang menganggap bahwa dunia dewa berada di atas.
Filosofi Rumah Bale
Filosofi dibalik arsitektur Rumah Bale sangat mencerminkan pandangan hidup masyarakat Sumba tentang keseimbangan antara alam fisik dan alam gaib.
Rumah Bale membangun dunia manusia (alam tengah) di tengah-tengah antara dunia arwah (alam bawah) dan dunia dewa (alam atas), menciptakan harmoni yang mencerminkan siklus hidup, kematian, dan kehidupan setelah mati.
Setiap elemen dalam rumah, baik itu struktur fisik, fungsi ruang, maupun ukiran-ukiran di dinding, dipilih dengan penuh pertimbangan untuk menjaga hubungan baik dengan alam dan para leluhur.
Rumah Bale, dengan semua makna simbolisnya, tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga menjadi pusat persekutuan sosial dan kegiatan keagamaan bagi masyarakat Sumba.