By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Meutya Hafid, Mantan Jurnalis TV Jadi Menkomdigi
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Profil > Meutya Hafid, Mantan Jurnalis TV Jadi Menkomdigi
Profil

Meutya Hafid, Mantan Jurnalis TV Jadi Menkomdigi

Achmad Aristyan
Last updated: 27/10/2024 23:34
Achmad Aristyan
Share
3 Min Read
Meutya Hafid selaku Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia saat ini. Foto: kominfo.go.id
SHARE

Meutya Hafid, yang sebelumnya dikenal sebagai jurnalis lapangan televisi dengan segudang pengalaman meliput di berbagai daerah konflik, kini menapaki karir baru sebagai Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia. Pengumuman mengenai pengangkatannya disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 20 Oktober. Sebelum menduduki posisi ini, Meutya telah menjabat sebagai Ketua Komisi I DPR RI, yang bertanggung jawab atas bidang komunikasi dan informatika, pertahanan, hubungan luar negeri, serta intelijen.

Jejak awal Meutya berawal dari Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Daerah ini, dengan mayoritas penduduk etnis Bugis yang terkenal dengan etos kerja keras mereka, memberikan pengaruh besar terhadap kepribadian dan pandangannya dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.

Karirnya sebagai jurnalis televisi dimulai dengan berbagai liputan penting, termasuk meliput situasi darurat militer di Aceh (2003), bencana tsunami Aceh, serta perjanjian damai di wilayah tersebut (2005). Ia juga melaporkan peristiwa-peristiwa internasional seperti Pemilu di Irak (2005), kudeta militer di Thailand (2006), dan konflik di Palestina (2007). Pengalaman paling mengesankan terjadi pada 2005, ketika Meutya dan kameramannya, Budiyanto, disandera oleh Pasukan Mujahidin Irak selama tujuh hari. Pengalaman dramatis tersebut ia tuangkan dalam bukunya yang berjudul “168 Jam dalam Sandera”.

Baca Juga: Giring Ganesha, Dari Vokalis Nidji Ke Kursi Menteri

Atas dedikasinya di dunia jurnalistik, Meutya menerima penghargaan Elizabeth O’Neill Journalism Award pada 2007 dan berbagai pengakuan lainnya. Dia juga dianugerahi Kartu Pers Nomor Satu (Press Card Number One), sebuah simbol prestisius bagi wartawan dengan integritas dan kompetensi tinggi.

Meutya kemudian memasuki ranah politik dengan bergabung di Partai Golkar pada 2008. Pada 2010, ia terpilih sebagai anggota DPR dan memulai kiprahnya di Komisi XI yang membidangi keuangan dan perbankan. Ia terlibat dalam beberapa isu penting, seperti kasus Merpati Air dan Citibank.

Pada 2012, ketika pindah ke Komisi I yang mengurusi hubungan luar negeri, komunikasi, pertahanan, dan intelijen, Meutya melakukan perjalanan ke Gaza untuk memberikan bantuan langsung kepada warga setempat dan bertemu dengan pimpinan Hamas serta Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.

Selama periode jabatannya, Meutya berhasil memperjuangkan undang-undang penting, termasuk Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi. Pada 2019, ia mencatatkan sejarah sebagai perempuan pertama yang menjabat Ketua Komisi I DPR RI. Selama masa kepemimpinannya, ia turut berkontribusi dalam penyelesaian 13 undang-undang.

Dengan latar belakang pendidikan S1 Teknik Manufaktur dari Universitas New South Wales, Australia, serta gelar S2 Ilmu Politik dengan predikat cum laude dari Universitas Indonesia, Meutya Hafid kini membawa pengalamannya sebagai mantan jurnalis dan legislator ke dalam peran barunya sebagai Menteri Komunikasi dan Digital, siap menghadapi tantangan baru di era digital. (Sumber: kominfo.go.id)

You Might Also Like

Fatmawati, Sang Penjahit Bendera Pusaka Indonesia

Warung Srawung, Ruang Nongkrong Literasi di Pasar Induk Wonosobo

Aldi Satya Mahendra, Juara WSSP300 Pertama dari Indonesia

Maestro Keroncong Gesang Melegenda Hingga Ke Jepang

Ruang Kreatif Moch Alvi, Seniman Visual Berkelas Internasional

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Menelusuri Pasar Seni Kumbasari di Kota Denpasar
Next Article kue geplak Kue Geplak, Kue Khas Betawi yang Hampir Punah
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?