Menteri Kebudayaan Fadli Zon menilai bahwa Museum Nusa Tenggara Barat (NTB) belum siap untuk menyimpan ‘Harta Karun Lombok’ yang dikembalikan pemerintah Belanda kepada Indonesia. Dalam kunjungannya ke Mataram pada Selasa (7/1/2025).
Fadli Zon menyatakan, museum memerlukan perbaikan fasilitas penyimpanan. “Mungkin kalau nanti sudah siap kita bisa pertimbangkan, kelihatannya kalau sekarang ini belum siap,” ujarnya seperti dilansir dari laman kompas.com.
Fadli Zon menyoroti kondisi ruang penyimpanan Museum NTB yang masih membutuhkan perbaikan agar layak untuk menyimpan benda-benda bersejarah. Ia juga mengusulkan revitalisasi museum tersebut menjadi tiga lantai untuk menampung lebih banyak koleksi.
Fadli berharap gubernur NTB yang baru terpilih dapat mendukung upaya peningkatan infrastruktur museum. Sehingga nantinya benda-benda bersejarah yang telah dikembalikan dari Belanda dapat dipamerkan di sana.
Koleksi Harta Karun Lombok
‘Harta Karun Lombok’ yang disimpan di Museum Nasional di Jakarta meliputi perhiasan sejumlah cincin, keris, ukiran jendela hingga selop sendal anak-anak berwarna merah.
erbaru, benda yang dikembalikan Belanda yaitu patung singa bersayap yang dirampas saat perang Lombok pada 1894.
Menurut situs Pemerintah Pusat Belanda (Rijksoverheid), ‘Harta Karun Lombok’ adalah hasil jarahan, perampokan, dan perampasan Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL).
Perampasan ini terjadi dalam Perang Lombok pada 1894 melawan Kerajaan Mataram-Cakranegara.
Penjarahan ini disebut di Belanda sebagai ‘Harta Karun Lombok’ atau ‘Lombokschat’. Harta karun ini terdiri dari 230 kilogram emas, 7 ribu kilogram perak, dan banyak perhiasan serta batu mulia.
Setelah dikirim ke Belanda, jarahan itu disimpan di Rijksmuseum Amsterdam. Kemudian dipindahkan ke Museum Volkenkunde, yang kini bagian dari Nationaal Museum van Wereldculturen (NMVW).
Menurut dokumen ‘Saran dari Komite Koleksi Kolonial’ tertanggal 12 Mei 2023, yang ditandatangani Ketua Komite, Lilian Goncalves-Ho Kang You, sebagian (235 benda) dikembalikan ke Indonesia pada 1977. Bagian lain (27 objek) telah hilang.
Butuh Renovasi
Kepala Museum NTB, Ahmad Nuralam, menyatakan bahwa museum mereka perlu renovasi dan penambahan keamanan untuk memenuhi standar penyimpanan benda bersejarah.
Selain infrastruktur, peningkatan sumber daya manusia juga diperlukan agar informasi mengenai koleksi dapat disampaikan dengan baik kepada pengunjung.
Nuralam menyebut, pihaknya telah mengajukan surat resmi permohonan memamerkan ‘Harta Karun Lombok’ di Museum NTB dan kini menunggu tanggapan Museum Nasional.
Fadli Zon menegaskan, jika Museum NTB sudah memenuhi standar, benda-benda repatriasi dari Belanda bisa dipamerkan di sana. Meebud menyebut museum NTB perlu direvitalisasi.
“Harus ada penyimpanan lebih layak. Kami lihat harus ada revitalisasi untuk museum NTB ini, karena umurnya sudah 43 tahun. Direvitalisasi terakhir 2010 lalu,” ungkap Fadli Zon.