Di tengah maraknya produk peci di pasaran, sebuah inovasi lahir dari tangan kreatif Faizin (46), seorang pengusaha asal Sojokerto, Leksono, Wonosobo.
Melalui usaha “Peci Sobo Al-Masykur”, ia menghadirkan peci berkualitas yang tahan air, mudah dicuci, dan tetap awet meski digunakan dalam jangka waktu lama.
Berawal dari keresahan di kalangan santri terkait peci yang mudah rusak setelah dicuci, Faizin pun tergerak untuk menciptakan solusi yang lebih praktis dan tahan lama.
Saat ditemui pada Rabu (5/3/2025), Faizin mengisahkan bagaimana ide awal pembuatan Peci Sobo muncul dari pengalamannya saat mondok di pesantren.
“Dulu ketika kami ngaji di pesantren, ada keresahan dari kawan-kawan bahwa peci yang kita pakai itu tidak bisa dicuci. Sekali dicuci langsung rusak,” ujarnya.
Padahal, peci merupakan bagian penting dari seragam santri.
Baca Juga: Akar Kreasi Nuswantara, Greenhouse Berkonsep Smart Farming
Dari permasalahan itu, Faizin mulai mencari cara agar peci tetap awet meski dicuci berulang kali.
Setelah melewati berbagai percobaan, pada tahun 2014 ia menemukan bahan yang sesuai untuk menciptakan Peci Sobo, yang memiliki ketahanan lebih baik dibanding peci pada umumnya.
Proses Produksi dan Keunggulan Peci Sobo
Peci Sobo dibuat menggunakan bahan yang dikenal dengan berbagai nama di pasaran, seperti jenil, maloba, dan kasanova.
Bahan ini memiliki keunggulan utama yaitu tahan air, cepat kering setelah dicuci, dan tidak mudah rusak.
“Untuk ekstremnya, peci ini bisa dimasukkan ke mesin cuci dan tetap awet,” jelas Faizin.
Dalam sehari, satu orang pekerja dapat memproduksi hingga 30 peci.
Baca Juga: Agung Wiera dan Perjalanan Panjang Fotografi Budaya
Proses pembuatannya dimulai dari pemotongan kain, penyetrikaan, pembentukan pola, hingga proses penjahitan yang dilakukan secara teliti agar menghasilkan produk berkualitas.
Untuk peci bermotif, proses awalnya adalah dengan pensablonan motif sebelum selanjutnya disetrika, dipotong dan dijahit.
Peci yang diproduksi oleh Faizin memiliki kisaran ukuran mulai dari paling kecil 1 hingga yang paling besar adalah 16.
Harganyapun beragam, mulai dari Rp50.000 untuk peci bulat dan peci songkok yang berkisar Rp70.000 hingga Rp80.000.
Selain daya tahannya yang tinggi, Peci Sobo juga mulai dikembangkan dengan motif khas yang merepresentasikan identitas Wonosobo yaitu buah carica.
Variasi Peci Sobo bermotif buah carica itu merupakan usulan dari One Andang Wardoyo yang kini menjabat sebagai Sekretaris Daerah Wonosobo.

Baca Juga: Desa Wisata Mergolangu, Digadang Jadi Kawasan Lima Dieng Baru
Pemasaran Hingga Luar Pulau Jawa
Produk Peci Sobo kini telah merambah pasar nasional, bahkan mencapai daerah-daerah seperti Nunukan, Kalimantan Utara, dan Ketapang, Kalimantan Barat.
Untuk pemasaran, Faizin mengandalkan penjualan langsung di Pasar Wisata Wonosobo (PASBI) setiap Minggu pagi serta melalui platform online seperti Shopee dan Tokopedia.
“Kami juga menerima pesanan khusus dengan motif tertentu, terutama untuk seragam. Harganya bervariasi tergantung jumlah dan tingkat kesulitan motifnya,” tambahnya.
Harapan dan Masa Depan Peci Sobo
Menjelang bulan Ramadan dan Idulfitri, permintaan Peci Sobo meningkat pesat hingga dua kali lipat dibanding hari biasa.
Baca Juga: Kisah Rudi, Pandai Besi Tradisional Asal Wonosobo
Faizin berharap produknya semakin dikenal luas dan menjadi pilihan utama masyarakat yang mencari peci berkualitas.
“Kami berharap Peci Sobo ini bisa dinikmati masyarakat pada umumnya. Memang ada yang bilang harganya lebih mahal, tetapi kualitasnya kami jamin lebih baik,” pungkasnya.
Dengan inovasi dan kualitas yang ditawarkan, Peci Sobo “Al-Masykur” dari Wonosobo membuktikan bahwa produk lokal bisa bersaing dan memiliki tempat di hati masyarakat.