Lapangan Gasibu di Kota Bandung, Jawa Barat merupakan salah satu ikon penting yang memiliki nilai sejarah panjang. Lapangan ini telah mengalami berbagai perubahan dan menjadi saksi berbagai peristiwa sejak era kolonial hingga kini.
Sejarah Lapangan Gasibu
Pada masa Hindia Belanda, lapangan ini dikenal dengan nama Wilhelmina Plein. Nama ini diambil dari nama Ratu Belanda saat itu. Memasuki era 1950-an, nama lapangan ini berganti menjadi Lapangan Diponegoro.
Namun, pada tahun 1955, masyarakat lebih mengenalnya dengan sebutan Lapangan Gasibu. Nama ini merupakan akronim dari “Gabungan Sepakbola Indonesia Bandung Utara.”
Awalnya, lapangan ini digunakan sebagai tempat latihan bagi klub sepak bola Gasibu.
Pada dekade 1960-an, kawasan ini sempat mengalami perubahan drastis, menjadi tempat tinggal liar. Pemerintah kemudian mengembalikan fungsinya sebagai arena olahraga.
Selain itu, lapangan ini juga pernah menjadi lokasi Pasar Kaget yang ramai setiap akhir pekan. Namun pada 16 Maret 2014 pemerintah kota Bandungmelaukan penertiban.
Dari situlah aktivitas perdagangan di kawasan ini mulai berkurang secara signifikan.
Baca juga: Monumen Pahlawan Covid-19 Bukti Solidaritas Warga Bandung
Aktivitas di Lapangan Gasibu
Kini, Lapangan Gasibu menjadi ruang terbuka nyaman dan asri untuk berbagai aktivitas masyarakat.
Terdapat trek lari sepanjang 400 meter yang terbuat dari aspal. Selain itu, fasilitas pendukung seperti mushola dan toilet juga tersedia untuk kenyamanan pengunjung.
Lapangan ini selain tempat berolahraga, tetapi juga menjadi destinasi rekreasi keluarga, terutama di akhir pekan. Banyak warga yang berolahraga sambil menikmati pemandangan ikonik Gedung Sate yang berdiri megah di dekatnya.
Bagi yang ingin menikmati kuliner setelah berolahraga, kawasan sekitar Gasibu menawarkan beragam pilihan makanan. Salah satu titik favorit adalah Taman Lansia yang berdekatan dengan lapangan ini, di mana berbagai jajanan kaki lima tersedia untuk dinikmati.
Monju dan Monumen Pahlawan Covid
Selain Lapangan Gasibu, kawasan ini mencakup Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat atau Monju. Monumen ini juga dilengkapi ruang untuk berbagai kegiatan seni dan olahraga.
Terbaru, di area Gasibu didirikan Monumen Pahlawan Covid-19 sebagai simbol penghormatan kepada semua pihak yang berjuang melawan virus dan mendukung pemulihan masyarakat
Lapangan Gasibu tidak hanya menjadi kebanggaan warga Bandung, tetapi menjadi ruang publik. Berbagai aktivitas dapat dilakukan, mulai dari olahraga, rekreasi, hingga kegiatan sosial.
Seiring sejarah panjang yang telah dilaluinya, kawasan Gasibu kini semakin nyaman bagi masyarakat yang ingin menikmati waktu luang di tengah kota Bandung.