By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Tanaman Kamper Al-Qur’an, Jejak Perdagangan Arab di Bumi Nusantara
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Tanaman Kamper Al-Qur’an, Jejak Perdagangan Arab di Bumi Nusantara
Warisan Budaya

Tanaman Kamper Al-Qur’an, Jejak Perdagangan Arab di Bumi Nusantara

Achmad Aristyan
Last updated: 06/05/2025 01:33
Achmad Aristyan
Share
Daun dari Tanaman Kapur (Dryobalanops aromatica). Foto: forestry.gov.my
SHARE

Indonesia dikenal sebagai negeri yang kaya akan sumber daya alam, dan tak hanya rempah-rempah yang menjadi incaran dunia internasional. Salah satu tanaman yang menjadi buruan warga Arab sejak ratusan tahun lalu adalah kamper atau kapur barus, yang diyakini memiliki khasiat spiritual dan kesehatan karena disebut dalam Al-Qur’an, tepatnya pada Surat Al-Insan ayat ke-5.

Dalam ayat itu, disebutkan bahwa orang-orang yang berbuat kebajikan akan diberi minuman yang bercampur air kafur, yang sebagian ulama diartikan sebagai ekstrak dari tanaman kapur barus.

Melansir dari cnbcindonesia.com, kamper yang dimaksud dalam konteks ini bukanlah bahan kimia sintetis yang umum digunakan sebagai pewangi atau pengusir serangga masa kini.

Tanaman kapur barus sejati merupakan tumbuhan alami bernama Latin Dryobalanops aromatica, yang mengeluarkan aroma khas dan dikenal karena manfaatnya bagi kesehatan tubuh.

Baca Juga: Pesta Siaga 2025 Wonosobo, Teguhkan Komitmen Membangun Karakter Generasi Muda

Tanaman ini tidak tumbuh di tanah Arab, sehingga masyarakat di wilayah Timur Tengah harus mencarinya ke daerah yang jauh di luar wilayah mereka.

Dalam catatan sejarah, diketahui bahwa pusat tanaman kamper berada di wilayah yang kini dikenal sebagai Indonesia, khususnya di Pulau Sumatera.

Salah satu lokasi penghasil kapur barus yang termasyhur adalah Barus, atau dahulu disebut Fansur.

Informasi ini terungkap melalui penelitian arkeolog Edward McKinnon dalam karya bertajuk Ancient Fansur, Aceh’s Atlantis (2013), yang menunjukkan adanya jaringan perdagangan antara dunia Arab dan Nusantara sejak masa lampau.

Bukti lain tentang eksistensi Barus sebagai penghasil kamper tercatat dalam berbagai karya para penulis dan ahli geografi Arab.

Ibn Al-Faqih, seorang pedagang dari dunia Islam, mencatat pada tahun 902 bahwa Fansur adalah wilayah yang menghasilkan kapur barus, pala, cengkih, dan kayu cendana.

Bentuk pohon dan tajuk dari Tanaman Kapur (Dryobalanops aromatica). Foto: forestry.gov.my

Sementara itu, Ibn Sa’id al-Maghribi pada abad ke-13 menyebutkan secara rinci bahwa kapur barus berkualitas tinggi berasal dari Sumatera.

Bahkan, jauh sebelumnya, Ptolemy, seorang ahli geografi dari Romawi, telah menuliskan nama Barus pada abad ke-1 Masehi.

Informasi tentang lokasi penghasil kamper ini mendorong banyak warga Arab, terutama para pedagang, untuk menempuh perjalanan jauh ke wilayah Nusantara.

Mereka membawa kapal-kapal besar dari Teluk Persia, melewati Sri Lanka, hingga akhirnya tiba di pantai barat Sumatera.

Kapur barus asal Barus terkenal karena mutunya yang unggul, bahkan mengalahkan kualitas kamper dari wilayah Malaya dan Kalimantan.

Hal inilah yang membuat Barus tumbuh menjadi pelabuhan penting dalam perdagangan lintas samudra.

Tak hanya menjadi pusat perdagangan, Barus juga menjadi gerbang awal masuknya Islam ke Nusantara.

Seiring berjalannya waktu, para pedagang Arab yang rutin mengunjungi Barus tidak hanya berdagang, tetapi juga memperkenalkan ajaran Islam kepada penduduk setempat.

Dalam proses ini, beberapa di antara mereka bahkan memilih untuk menetap.

Penyebaran Islam kemudian menyebar ke wilayah lain seperti Thobri (Lamri) dan Haru.

Salah satu bukti fisik dari penyebaran awal Islam ini adalah kompleks makam kuno Mahligai di Barus, yang mencantumkan batu nisan dari abad ke-7 Masehi.

Baca Juga: Nasi Kebuli, Tradisi Masakan Arab yang Melekat di Indonesia

Munculnya jejak Islam di Barus telah memunculkan teori bahwa Islam pertama kali masuk ke Indonesia melalui jalur barat, yakni melalui perdagangan di wilayah Sumatera.

Meski teori ini masih menjadi bahan perdebatan di kalangan sejarawan, keberadaan para pedagang Muslim di Barus menunjukkan peran penting mereka dalam perdagangan lintas wilayah.

Mereka membentuk jaringan dagang yang menghubungkan Indonesia dengan dunia Arab.

Melalui aktivitas itu, Nusantara mulai dikenal di kancah internasional sejak masa lampau.

Kisah pencarian kamper oleh warga Arab pun mencerminkan lebih dari sekadar minat terhadap tanaman yang disebut dalam kitab suci, tetapi juga menjadi bagian penting dari sejarah panjang interaksi budaya dan penyebaran agama Islam di Indonesia. (Diolah dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin, Terbaik di Indonesia

Sensasi Kuliner Unik Nasi Grombyang Asli Pemalang

Museum Topeng Cirebon, Unik dan Edukatif

Kesenian Sholawat Montro Khas Bantul Sarat Makna Religius

Mengenali Batik Garut, Warisan Budaya Sunda yang Penuh Makna

TAGGED:arabIndonesiakamperkapur barusrempahsumber daya alam

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Tradisi Seba, Warga Baduy Minta Pemprov Lindungi Hutan dan Budaya Adat
Next Article Jejak Perjuangan Ki Hajar Dewantara di Museum Kirti Griya Yogyakarta
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Fadli Zon PUIC
Menbud Fadli Zon Sambut Delegasi PUIC dengan Resepsi Budaya
Berita 12/05/2025
perdagangan karbon
Indonesia Pastikan Target Perdagangan Karbon USD 65 Miliar Bukan Sekadar Angka
Berita 12/05/2025
Waisak, Sejarah dan Makna Peringatan Hari Raya Buddha di Indonesia
Tradisi 12/05/2025
Fadli Zon Ajak HIPIIS Berperan dalam Kebijakan Publik
Berita 12/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?