By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Yatno dan Dedikasinya untuk Bundengan Wonosobo
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Profil > Yatno dan Dedikasinya untuk Bundengan Wonosobo
Profil

Yatno dan Dedikasinya untuk Bundengan Wonosobo

Achmad Aristyan
Last updated: 28/03/2025 02:04
Achmad Aristyan
Share
Yatno, seorang pengrajin Bundengan dari Lamuk, Kaliwiro. Foto: Aristyan
SHARE

Di Dusun Lamuk, Kecamatan Kaliwiro, Kabupaten Wonosobo, ada seorang pengrajin Bundengan bernama Yatno.

Yatno adalah pengrajin alat musik bundengan, yang merupakan salah satu instrument musik legendaris dan tradisional khas Wonosobo.

Ia bukan sekadar pembuat bundengan, tetapi juga inovator yang menghadirkan sentuhan baru pada alat musik khas Wonosobo ini.

Awal Perjalanan Menjadi Pengrajin Bundengan

Yatno pertama kali mengenal bundengan sekitar tahun 2016. Ketika itu, ia diperkenalkan pada alat musik ini oleh seorang seniman tari bernama Mulyani.

“Ia meminta saya untuk membuat bundengan dan menunjukkan gambarnya sebagai referensi,” kenangnya.

Meskipun awalnya belum sempurna, ia terus mencoba hingga akhirnya mendalami pembuatan bundengan langsung dari seorang ahli di Wonosobo, Mahrumi.

Baca Juga: Monitoring Posko Lebaran, Bupati Wonosobo Pastikan Arus Mudik Tetap Terkendali

“Saya belajar di sana selama kurang lebih tiga hari,” tambahnya.

Seusai belajar dari Mahrumi, Yatno mulai bisa membuat bundengan sendiri.

Ia pun berusaha menciptakan bundengan dengan bentuk yang lebih halus dan rapi dibanding model lama.

“Bundengan dulu sering terlihat kurang seimbang dengan alat musik lain saat di panggung, jadi saya berinisiatif membuat finishing yang lebih rapi, bahkan saya menggunakan pernis agar mengkilap,” jelasnya.

Yatno lebih memilih menggunakan bambu wulung untuk membuat Bundengan. Foto: Aristyan

Proses Pembuatan Bundengan

Dalam pembuatan bundengan, Yatno lebih memilih menggunakan bambu hitam atau bambu wulung dibanding bambu putih biasa.

“Saya ingin ada kontras warna antara putih dan hitam,” ujarnya.

Sementara itu, untuk bagian atap yang biasanya menggunakan slumpring atau pelepah bambu, ia menggantinya dengan bambu yang telah dikupas agar tampilannya lebih cerah dan estetik.

Proses pembuatan bundengan memerlukan ketelitian tinggi dan waktu yang cukup lama.

“Bisa memakan waktu enam hingga tujuh kali lebih lama dari bundengan biasa,” katanya.

Jika tanpa gangguan, satu bundengan dapat diselesaikan dalam waktu sekitar satu minggu.

Secara umum, proses pembuatan bundengan melibatkan beberapa tahap:

  1. Memotong bambu dan mengupas bagian kulitnya.
  2. Membersihkan slumpring atau pelepah bambu dengan air.
  3. Menyusun dan menganyam bambu hingga membentuk bundengan.
  4. Menggunakan tali ijuk untuk mengikat bagian atap bundengan.
  5. Memernis bundengan agar lebih menarik dan mengkilap.

Pemasaran Bundengan hingga ke Luar Negeri

Bundengan buatan Yatno kini telah dikenal luas. Ia telah memasarkan karyanya ke berbagai kota seperti Yogyakarta, Semarang, dan Jakarta.

Bahkan, bundengan buatannya juga telah dipesan oleh pelanggan dari Solo.

“Melalui Bu Mulyani, bundengan saya sudah sampai ke luar negeri,” ungkapnya bangga.

Di Wonosobo sendiri, pelanggan setianya adalah Bu Mulyani yang sangat aktif melestarikan musik tradisional ini.

Harga satu bundengan buatannya pun cukup bersaing, yakni sekitar Rp1.500.000 untuk model dengan kualitas halus, lengkap dengan alat musik dan finishing yang mengkilap.

Bundengan buatan Yatno. Foto: Aristyan

Baca Juga: Candi Dwarawati, Jejak Sejarah di Tengah Ladang Kentang Dieng

Harapan untuk Masa Depan

Sebagai seorang pengrajin, Yatno berharap generasi muda semakin tertarik dengan bundengan.

Ia ingin alat musik tradisional ini terus berkembang dan berkolaborasi dengan berbagai genre musik.

“Saya berharap anak muda bisa berinovasi dan melestarikan bundengan agar tetap eksis di masa depan,” harapnya.

Dengan dedikasi dan kecintaannya pada bundengan, Yatno telah berkontribusi besar dalam melestarikan warisan budaya Indonesia.

Semangatnya dalam mengembangkan alat musik ini menjadi inspirasi bagi banyak orang, khususnya bagi mereka yang ingin menjaga kelangsungan seni tradisional di tengah perkembangan zaman.

You Might Also Like

Hama Tikus Ancam Panen, Gropyok Massal Digelar di Wonokerto Wonosobo

Bagus Priyana, Menjaga Jejak Sejarah Magelang Lewat Ingatan

Asep Sunandar Sunarya, Maestro Wayang Golek yang Mendunia

Patrick Kluivert Janjikan Timnas Indonesia Tampil Menyerang

Jejak Sejarah Ki Ageng Wonosobo di Desa Plobangan Selomerto

TAGGED:BundengankaliwiroLamukwonosoboYatno

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Pemkab Wonosobo Imbau Warga Tetap Tenang dan Bijak Menyambut Idulfitri
Next Article Cimplung, Inovasi Olahan Carica Rendah Gula dari Kaliwiro Wonosobo
1 Comment 1 Comment
  • Pingback: Pentas Bundengan Sekaring Rasa Memukau di Atas Air Telaga Menjer - emmanus.com

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?