Bukti adanya peradaban dan peninggalan sejarah masa lalu, telah lama ditemukandi Situs Cagar Budaya Giri Kedaton, Gresik, Jawa Timur. Di sisi lain, jejak sejarah ini juga mengungkap adanya bukti eksistensi Kerajaan Giri pada masa lalu.
Kerajaan ini didirikan Sunan Giri, seorang ulama besar yang juga dikenal dengan nama Raden Paku. Nama “Giri Kedaton” berasal dari kata “datu,” yang berarti raja, yang kemudian berkembang menjadi “kedaton,” yang berarti tempat raja.
Melansir dari laman resmi Pemkab Gresik, Situs Giri Kedaton ini terletak di puncak sebuah bukit dengan tanjakan tajam yang relatif curam, tepatnya di wilayah Kelurahan Sidomukti Kecamatan Kebomas. Lokasinya sekira 200 M sebelah selatan kompleks makam Sunan Giri.
Kerajaan Giri
Sekitar tahun 1481 M, setelah belajar pada Maulana Ishaq, Sunan Giri diberi tugas untuk mencari tempat yang mirip dengan segenggam tanah yang dibawanya dari Pasai.
Setelah perjalanan panjang, ia menemukan tempat yang tepat di Giri Kedaton. Di sana, ia mendirikan sebuah masjid sebagai tempat ibadah dan pembekalan bagi para santrinya.
Masjid ini kini dikenal dengan nama Masjid Kedaton. Dibelakang masjid terdapat pula. makam Raden Supeno (putera Sunan Giri yang meninggal ketika masih remaja).
Pada 9 Maret 1487 M, berkat dukungan dari tiga pembesar Jawa Dwipa, Sunan Giri mendeklarasikan berdirinya Kerajaan Giri di wilayah itu.
Giri Kedaton pun menjadi pusat pemerintahan dan administrasi dan istana raja. Nama-nama desa di sekitarnya menunjukkan hubungan erat antara status sosial dan profesi penduduknya.
Bangunan Prasejarah
Sebuah ekskavasi Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Timur pada 1983 menemukan berbagai artefak, seperti fragmen gerabah dan keramik asing dari Dinasti Ming dan Ching dari Cina, serta Thailand dan Eropa. Temuan ini mengindikasikan bahwa Giri Kedaton merupakan kawasan pemukiman yang berkembang pada masa itu.
Bangunan di situs Giri Kedaton dikenal dengan tipe teras berundak, sebuah konstruksi berdenah persegi empat yang disusun berundak-undak, semakin ke atas semakin mengecil. Ini menjadi bukti dan saksi dari peradaban masa lalu.
Di puncaknya biasanya terdapat batu menhir. Bentuk bangunan ini telah dikenal sejak zaman prasejarah dan terus digunakan pada masa kebudayaan Hindu-Budha hingga periode Islam.
Pemilihan lokasi yang tinggi untuk membangun situs ini mencerminkan konsep tempat yang dianggap suci, yang juga ditemukan pada berbagai situs makam penting seperti Sendang Dhuwur, Sunan Drajad, dan Imogiri.
Situs Giri Kedaton bukan hanya memiliki nilai sejarah yang tinggi, tetapi juga menunjukkan jejak perkembangan kebudayaan dan pemikiran masyarakat pada masa itu, yang terus memengaruhi kebudayaan Jawa hingga sekarang.
Situs ini banyak didatangi peziarah maupun wisatawan umum sebagai tempat bermunajad dan belajar sejarah bangunan kuno.