Museum Probolinggo merupakan institusi penting dalam upaya melestarikan sejarah dan budaya Kota Probolinggo, Jawa Timur. Museum ini secara resmi dibuka untuk umum pada 26 Agustus 2009 dan diresmikan pada 15 Mei 2011.
Dilansir dari Wikipedia, gagasan pendiriannya muncul pada akhir tahun 2008, diprakarsai kolaborasi antara Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, komunitas seni BiasArts (British Indonesia Artists Society) dari Brighton, Inggris, serta berbagai pihak lainnya yang memiliki perhatian besar terhadap pelestarian sejarah.
Baca juga: Kisah Di Balik Bunyi Batu Kenong Di Bukit Mantan Probolinggo
Koleksi Beragam
Proses pembangunan Museum Probolinggo mulai serius digarap pada tahun 2009, setelah diterbitkannya beberapa surat keputusan Walikota yang mendukung langkah-langkah pengembangan fasilitas ini.
Sejak saat itu, pengelolaan museum sepenuhnya berada di bawah tanggung jawab Pemerintah Kota Probolinggo, yang memastikan bahwa warisan sejarah kota ini dapat disimpan dan ditampilkan dengan layak kepada masyarakat.
Museum Probolinggo menampilkan berbagai koleksi yang mencakup aspek budaya dan sejarah beragam. Di antara jenis koleksi yang dapat ditemukan di museum ini yakni etnografika (benda-benda budaya), arkeologi (artefak bersejarah), historika (benda-benda yang memiliki nilai sejarah).
Seslain itu juga dikoleksi bebagai benda numismatika (koleksi uang dan koin), filologika (naskah dan dokumen kuno), keramologika (keramik dan artefak gerabah), serta teknologika (benda-benda yang berhubungan dengan perkembangan teknologi).
Baca juga: Larung Sesaji Bumi Bukan Hanya Sebuah Tradisi
Uang Kertas Probolinggo
Dua koleksi yang menjadi unggulan di Museum Probolinggo adalah Probolinggo Papier, yang merupakan uang kertas khas Probolinggo, dan guci kuno yang memiliki nilai sejarah tinggi.
Koleksi ini tidak hanya menarik perhatian masyarakat lokal, tetapi juga pengunjung dari luar kota yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang jejak sejarah dan budaya Probolinggo.
Selain memamerkan koleksi yang bernilai sejarah, Museum Probolinggo juga berperan sebagai pusat edukasi bagi masyarakat. Museum ini kerap mengadakan program-program pendidikan, seperti tur pemanduan untuk pelajar dan kunjungan studi, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya sejarah lokal.
Hadirnya Museum Probolinggo memberikan kesempatan bagi masyarakat lebih mudah mengakses dan mempelajari warisan budaya kota, sehingga generasi masa kini dan mendatang dapat terus menghargai dan menjaga nilai-nilai sejarah yang telah diwariskan. (Diolah dari berbagai sumber)