By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Tradisi Mangain, Cara Suku Batak Mejaga Identitas Marganya
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Tradisi Mangain, Cara Suku Batak Mejaga Identitas Marganya
Tradisi

Tradisi Mangain, Cara Suku Batak Mejaga Identitas Marganya

Anisa Kurniawati
Last updated: 16/12/2024 05:39
Anisa Kurniawati
Share
Pemberian ulos oleh pihak Tulang yang dianggap sebagai orangtua kedua bagi mereka yang menjalani Mangain. Foto: bent4indonesa.wordpress.com/ Anton Purba
SHARE

Tradisi Mangain merupakan tradisi masyarakat suku Batak di Sumatera Utara, yang dilakukan untuk mengangkat seorang anak dengan memberikan marga. Tradisi ini biasanya dilakukan di kalangan pasangan suami-istri baru yang melakukan pernikahan campuran. 

Bagi orang Batak pernikahan bukan hanya mengikat seorang laki-laki dan perempuan, namun juga turut mengikat dalam sistem kekerabatan. Pernikahan idealnya dilakukan oleh sesama suku batak, karena keduanya memiliki marga yang diturunkan dari ayah mereka.

Akulturasi kebudayaan menjadi alasan di balik Tradisi Mangain yang dilakukan keenam suku Batak. Tradisi digelar bila ada keturunan Batak hendak menikahi seseorang yang bukan keturunan batak.

Tradisi Mangain bertujuan sebagai penguatan ikatan antar keluarga dan melestarikan keturunan. Selain itu supaya kedua keluarga saling dihargai keberadaannya atau di akui menjadi anggota dalam masyarakat Batak Toba. 

Prosesi Tradisi Mangain 

Tradisi Mangain dimulai dari Natorasna (orang tua). Prosesi ini yaitu sepasang orang tua disuapkan makanan sebanyak tiga kali. Makanan berupa nasi, ikan mas dan air jernih dari mata air.

Kemudian orang tua meletakkan ulos (selendang dari kain tenun khas batak) di pundak calon Mangain. ProsesI upacara dilanjutkan Hulahula alias pihak tulang (paman). Dari pihak hulahula dimulai dengan menyampaikan/memberikan ikan dilanjutkan memakaikan ulos. 

Tahapan selanjutnya yaitu Marsipanganon atau makan bersama seluruh tetamu atau pihak hadir. Kegiatan ini sebagai penguatan ikatan antar keluarga. Lalu dilanjutkan dengan penyiapan uang penggembira bagi mereka yang datang namun tidak dalam posisi sebagai pemberi ulos.

Upacara lainnya yaiatu memberi izin kepada Hulahula (keluarga laki-laki dari pihak istri atau ibu) untuk memberikan nasehat dan restu, lalu menutup acara Mangain dengan nyanyian atau doa. 

Tradisi Mangain Saat Ini

Upacara adat Mangain masih dilakukan sebagai masyarakat suku Batak di Sumatera Utara. Namun, beberapa memiliki kendala. Diantaranya yaitu membutuhkan dana yang besar. 

Kemudian terkait marga bagi pihak yang bukan dari suku batak. Mereka harus terlebih dahulu mencari pihak marga yang bersedia memberikan marga sesuai prosedur adat batak. Proses ini cukup sulit dilakukan. Alasannya karena tidak semua masyarakat siap menjadi orang tua angkat. 

Perubahan zaman membawa tantangan tersendiri bagi kelangsungan tradisi mangain. Tradisi ini merupakan warisan berharga yang telah diwariskan secara turun-temurun. Maka dari itu, menjaga kelestarian tradisi ini menjadi semakin penting. (Diolah dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Meriahnya Berebut Ikan Goreng saat Nyadran Maguwoharjo

Jejak Sejarah Tradisi Balon Udara di Wonosobo

Ondel-Ondel, Boneka Raksasa Ikon Jakarta

Unan-Unan, Tradisi Suku Tengger Lengkapi Hilang Bulan

Nyelamet Dowong, Ritual Sasak Selamatkan Padi dari Hama

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Menko PMK Pratikno Kekayaan Budaya Indonesia Perlu Dikelola Secara Saintifik
Next Article Kisah Pejuang Nyi Ageng Serang, Pengatur Strategi Perang
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?