By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Mulyani, Medunia Bersama Bundengan dan Tari Lengger
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Profil > Mulyani, Medunia Bersama Bundengan dan Tari Lengger
Profil

Mulyani, Medunia Bersama Bundengan dan Tari Lengger

Achmad Aristyan
Last updated: 19/12/2024 02:27
Achmad Aristyan
Share
Mulyani sedang mementaskan tarian di Berlin, Jerman. Foto: Sekitar Kita Kreativa
SHARE

Salah satu seniman dari Wonosobo, Jawa Tengah, Mulyani, S.Pd, berhasil meraih penghargaan bergengsi Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) 2024 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud Ristek RI). 

Penghargaan ini diberikan untuk kategori Pelopor dan Pembaharu, sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dan kontribusi Mulyani dalam dunia seni dan budaya.

Mulyani saat menerima penghargaan AKI 2024 dari Menparekraf Sandiaga Uno. Foto: Mulyani

Pejuang Seni Wonosobo

Mulyani bukanlah nama baru di dunia seni budaya Wonosobo. Sejak tahun 1992, ia telah menunjukkan konsistensi dan kegigihan dalam mengembangkan seni tari. 

Ia mendirikan Sanggar Tari Ngesti Laras Wonosobo, yang kini menjadi salah satu pusat kegiatan seni yang paling berpengaruh di wilayah Wonosobo. Selain itu, Mulyani juga dikenal sebagai guru Seni Budaya di SMP N 2 Selomerto, di mana ia terus membimbing generasi muda untuk mencintai dan melestarikan budaya lokal. 

“Sejak tahun 1992, saya telah berusaha untuk memperkenalkan seni tari di Wonosobo. Mendirikan Sanggar Tari Ngesti Laras adalah cara saya untuk membagikan pengetahuan dan keahlian saya kepada generasi muda agar mereka juga bisa mencintai dan melestarikan budaya lokal.” kata Mulyani. Ia juga kerap diundang untuk mengisi berbagai acara kesenian di Wonosobo.

Pengakuan Internasional

Tidak hanya di tingkat nasional, kiprah Mulyani juga diakui di kancah internasional. Ia berhasil memperkenalkan alat musik tradisional Bundengan dan tarian Topeng Lengger hingga ke Melbourne University pada tahun 2018 dan di Berlin, Jerman pada tahun 2023. 

Tahun 2022, Mulyani mementaskan Topeng Lengger di event Perform Art di Thailand, menjadikannya satu-satunya seniman Wonosobo yang berhasil membawa budaya lokal ke panggung dunia. 

“Menyebarkan budaya lewat musik atau tari tradisional seperti Bundengan dan tari Topeng Lengger adalah salah satu cara saya untuk memperkenalkan Wonosobo di panggung internasional,” ujarnya.

Pengakuan atas dedikasinya juga ditandai dengan penghargaan Ikon Pancasila Tahun 2020 dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), yang mengakui kontribusi Mulyani dalam memperkenalkan nilai-nilai Pancasila melalui seni dan budaya.

Festival Internasional

Tak hanya dalam bidang tari, Mulyani juga terlibat dalam dunia perfilman. Ia menjadi pemeran utama dalam film EMPU, sebuah film tari yang mengangkat kisah perempuan Jawa di Indonesia. 

“Film EMPU adalah salah satu cara saya untuk menggabungkan seni tari dengan cerita yang lebih dalam,” ungkap Wanita yang kerap dipanggil Bu Mul ini.

Mulyani (kanan) dan Muhamad Alfi Majid (kiri, mengenakan topi) selaku sutradara film EMPU dalam Pool – Movement Art Film Festival di Berlin, Jerman. Foto: Sekitar Kita Kreativa

Film yang diproduksi Muhamad Alfi Majid ini mengeksplorasi tema kekuatan dan martabat perempuan Jawa, dan berhasil masuk dalam 22 nominasi film terbaik di Pool – Movement Art Film Festival di Berlin, Jerman, pada 11-13 September 2023. 

Anugerah Kebudayaan Indonesia 2024 diserahkan pada tanggal 17 September 2024 di The Tribrata Hotel & Convention Center, Jakarta. Penghargaan ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi Mulyani dan keluarganya, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Kabupaten Wonosobo.

You Might Also Like

Komunitas Celah-Celah Langit, Berkarya Sejak 1985

Kue Gumpur, Camilan Khas Gumiwang yang Terinspirasi Kuliner Singapura

Triyanto Triwikromo, Penyair Terbaik Asal Salatiga

Agus Noor, Sastrawan Indonesia Serbabisa

Asep Sunandar Sunarya, Maestro Wayang Golek yang Mendunia

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Sinergi Membatasi Ruang Gerak Para Pelaku Judi Online
Next Article Artefak dan Struktur Kuno Candi Lesung Batu di Sumatera Selatan
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?