EMMA Voice Konser Bundengan sukses digelar di Alun-Alun Wonosobo, Jawa Tengah, Minggu, 22 Desember 2024. Acara digelar Emma Media Nusantara (Emmanus TV) untuk mengenalkan dan melestarikan alat musik tradisional Bundengan khas Wonosobo kepada masyarakat luas.
Masyarakat yang hadir tidak hanya dapat menonton pertunjukan musik, tetapi juga melihat dan memahami Bundengan secara langsung. Bundengan, yang merupakan tudung atau Kowangan penggembala bebek, dihadirkan sebagai alat musik utama dalam konser ini.
Dengan perpaduan empat senar dan tiga bilah bambu, Bundengan menghasilkan suara unik menyerupai kendang, gong, dan bendhe. Jika sebelumnya Bundengan kerap digunakan untuk mengiringi lagu-lagu tradisional seperti parikan Tari Topeng Lengger, kini alat musik itu bertransformasi menjadi instrumen yang dapat menyatu dengan lagu-lagu pop masa kini.
Pada konser ini, Bundengan dikolaborasikan dengan alat musik keroncong seperti biola, cak, cuk, dan gitar, menciptakan harmoni elemen etnik dan pop. Kolaborasi ini membuktikan, Bundengan mampu mengiringi berbagai jenis musik modern tanpa kehilangan keunikannya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, Agus Wibowo, yang menyaksikan acara ini , mengapresiasi event Emma Voice. Ia juga berharap acara serupa dapat rutin diadakan untuk terus mempopulerkan Bundengan.
“Saya ucapkan terima kasih kepada Emma Media Nusantara yang telah mengangkat kebudayaan kita melalui seni musik Bundengan. Konser ini sangat revolusioner karena membuktikan bahwa Bundengan dapat mengiringi lagu-lagu pop, tidak hanya lagu tradisional. Dengan acara seperti ini, Bundengan bisa lebih dikenal dan dicintai masyarakat,” ujar Agus.
Konser ini juga menampilkan dua maestro Bundengan senior asal Wonosobo, Munir dan Bukhori. Munir memainkan Bundengan dengan kepiawaian luar biasa, sementara Bukhori mengisi vokal dengan membawakan lagu-lagu tradisional seperti parikan Tari Topeng Lengger.
“Saya puas dengan acara ini. Bundengan yang dikombinasikan dengan alat musik modern menghasilkan karya seni yang indah. Semoga pemuda-pemudi Wonosobo bisa melestarikan Bundengan,” kata Munir.
“Hari ini luar biasa, banyak penonton yang antusias menyaksikan konser ini. Semoga generasi muda tidak malu untuk belajar dan melestarikan Bundengan agar tidak punah.” Bukhori menambahkan.
Salah satu warga Wonosobo yang hadir, Ana, mengungkapkan kekagumannya.
“Ini pertama kalinya saya melihat Bundengan dari dekat. Alat musik sederhana ini ternyata bisa menghasilkan suara yang merdu, apalagi saat dikombinasikan dengan alat musik modern. Bundengan bukan alat musik kuno, melainkan kekayaan Wonosobo yang harus dijaga,” ujarnya.
Terkait suksesnya acara ini, Bundengan diharapkan tidak hanya menjadi warisan budaya lokal, tetapi juga mampu dikenal dan diapresiasi hingga tingkat nasional. Kolaborasi antara tradisi dan modernitas yang ditampilkan di EMMA Voice Konser Bundengan memberikan bukti nyata bahwa seni tradisional memiliki daya tarik yang tak lekang waktu dan zaman.