By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Bubur Ase, Perpaduan Rasa Dingin dalam Kuliner Khas Betawi
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Bubur Ase, Perpaduan Rasa Dingin dalam Kuliner Khas Betawi
Warisan Budaya

Bubur Ase, Perpaduan Rasa Dingin dalam Kuliner Khas Betawi

Achmad Aristyan
Last updated: 30/12/2024 04:50
Achmad Aristyan
Share
Bubur Ase khas Betawi dengan keunikan berupa disajikan dalam keadaan dingin. Foto: goodnewsfromindonesia.id
SHARE

Di tengah tradisi menikmati bubur hangat di pagi hari, ada satu jenis bubur khas Betawi yang menyajikan sensasi berbeda, yaitu Bubur Ase. Bubur ini menawarkan perpaduan rasa manis, gurih, dan sedikit asam yang menggugah selera, menjadikannya pilihan unik dalam dunia kuliner. 

Yang menarik, Bubur Ase disajikan dalam keadaan dingin, memberi pengalaman kuliner yang berbeda dari bubur pada umumnya yang biasa dinikmati hangat.

Muasal Nama Bubur Ase

Dilansir dari senibudayabetawi.com, nama “Bubur Ase” ternyata memiliki dua versi asal-usul yang menarik. Versi pertama berpendapat bahwa kata “ase” berasal dari bahasa Betawi yang merujuk pada kata AC atau dingin. 

Hal ini karena Bubur Ase disajikan dalam keadaan dingin, berbeda dengan bubur lainnya yang biasa disajikan panas. Bahkan, lauk-pauk pendampingnya juga disajikan dalam kondisi dingin. 

Namun, kuah yang dituangkan ke atas bubur harus panas, sehingga menciptakan percampuran rasa yang unik antara dingin dan hangat.

Versi kedua mengaitkan nama “ase” dengan singkatan dari asinan semur, yang merujuk pada bumbu dan lauk pendamping yang ada dalam Bubur Ase, seperti semur dan asinan.

Kedua versi ini menawarkan pandangan yang menarik tentang asal-usul nama Bubur Ase.

Akulturasi dalam Semangkuk Bubur Ase

Melansir dari Wikipedia, Bubur Ase memiliki akulturasi budaya di dalamnya. Kuliner ini hasil perpaduan tiga kebudayaan besar, yakni Tionghoa, Timur Tengah, dan Eropa. Pengaruh Tionghoa bisa dilihat dari penggunaan taoge, kecap, dan tahu dalam Bubur Ase. 

Sementara itu, pengaruh Eropa terlihat dari hadirnya semur, masakan yang dikenal dari bahasa Belanda “smoor,” yang berarti hidangan yang direbus secara perlahan dengan bahan seperti tomat dan bawang. Bumbu semur yang kaya akan rempah juga mencerminkan pengaruh Timur Tengah, seperti penggunaan pala, merica, jahe, dan cengkih. 

Ciri Khas Bubur Ase

Bubur Ase biasanya dinikmati sebagai menu sarapan, disajikan dengan kuah ase yang berisi potongan daging, kentang, tahu, atau telur. Kuahnya agak encer, namun rasa rempah yang kaya membuatnya tetap enak dan menggugah selera. 

Selain itu, Bubur Ase juga disajikan dengan berbagai taburan, seperti kerupuk, kacang tanah goreng, kucai, kacang kedelai goreng, teri goreng, dan bawang merah goreng, yang menambah tekstur dan cita rasa pada hidangan ini.

Perpaduan rasa manis, gurih, dan sedikit asam dari kuah ase, ditambah dengan segarnya asinan, membuat setiap suapan Bubur Ase terasa istimewa. Rasa yang kaya ini menggambarkan bagaimana kuliner Betawi telah berkembang melalui akulturasi dan perpaduan berbagai tradisi yang ada.

Tempat Menemukan Bubur Ase

Meski tidak banyak ditemukan di luar daerah Betawi, Bubur Ase bisa dengan mudah dijumpai di kawasan seperti Kebon Kacang, Tanah Abang, dan Pasar Gandaria.

Walaupun keberadaannya tidak sepopuler kuliner lainnya, Bubur Ase tetap memiliki tempat khusus di hati masyarakat Betawi, khususnya yang berasal dari Betawi Tengah. 

Selain itu, kuliner ini juga sering hadir dalam berbagai acara besar Jakarta, seperti Pekan Raya Jakarta, sebagai salah satu sajian khas yang menggugah selera. (Diolah dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Keunikan Sate Blora Kuliner Kaya Cita Rasa

Kue Kembang Waru Warisan Legendaris Kotagede

GPIB Immanuel Probolinggo dengan Keindahan Arsitektur Gothic

Kuliner Tradisional Jenang Saren Khas Jawa yang Kian Langka

Kelezatan Soto Bongko, Hidangan Khas Kebanggaan Sumedang

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Dari Bunga Durian Jadi Hidangan Tumis Cengkaruk Khas Betawi
Next Article Kolaborasi Musik, Tari dan Religi dalam Rampak Bedug Banten
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?