By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Gedung Naskah Linggarjati, Saksi Sejarah Perjuangan Indonesia
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Pariwisata > Gedung Naskah Linggarjati, Saksi Sejarah Perjuangan Indonesia
Pariwisata

Gedung Naskah Linggarjati, Saksi Sejarah Perjuangan Indonesia

Anisa Kurniawati
Last updated: 31/12/2024 05:38
Anisa Kurniawati
Share
Foto: Pinterest/ Yusar DiNathan
SHARE

Gedung Naskah Linggarjati merupakan saksi sejarah tempat dilaksanakannya Perundingan Linggajati pada bulan November 1946. Bangunan bersejarah ini berada di Desa Linggajati, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

 Gedung Perundingan Linggarjati telah ditetapkan sebagai cagar budaya ini menjadi tempat berlangsungnya perundingan antara wakil Indonesia dan Belanda.

Di balik sejarahnya yang panjang, ternyata dulunya sebuah gubuk milik seorang janda bernama Jasitem. Gubuk itu kemudian dirombak seseorang berkebangsaan Belanda. 

Maket gedung Linggarjati di Kuningan, Jawa Barat. Foto: GoogleMaps/Keke Purnama

Sejarah Gedung Naskah Linggarjati

Pada tahun 1935 di dijadikan sebuah hotel bernama Hotel Rustoord. Ketika pemerintahan Jepang menduduki Indonesia, gedung ini pun berubah nama menjadi Hotel Hokay Ryokai. Namun, tahun 1943 gedung ini berhasil direbut pejuang Indonesia. 

Saat Indonesia merdeka, namanya diganti menjadi Hotel Merdeka. Barulah di tahun 1946 tepatnya di tanggal 10-13 November, hotel ini menjadi tempat perundingan Linggarjati. Dari perundingan itu selanjutnya namanya diubah menjadi Gedung Naskah Linggarjati.

Setelah perundingan Linggarjati selesai, Gedung Naskah Linggarjati sempat dikuasai pasukan Belanda tepatnya saat agresi militer kedua pada tahun 1948 hingga 1950. Kemudian bangunan dijadikan sebagai sekolah dasar selama 25 tahun. 

Pemerintah di tahun 1976 kemudian menyerahkan Gedung Naskah Linggarjati ke Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk dijadikan museum memorial yang bertahan hingga saat ini. 

Perundingan Linggarjati

Gedung Naskah Linggarjati dijadikan tempat perundingan Linggajati yang dihadiri delegasi Belanda yang berangkat dari Jakarta menumpang kapal terbang “Catalina”. Kemudian mereka pindah ke kapal perang “Banckert” yang menjadi hotel terapung selama perjanjian. 

Sedangkan, delegasi Indonesia dipimpin Sjahrir menginap di desa Linggasama, sebuah desa dekat Linggarjati. Kedua delegasi mengadakan perundingan yang ditengahi Lord Kilearn, penengah berkebangsaan Inggris.

Nilai penting sejarah Gedung Naskah Linggarjati, terletak pada tahapan perundingan antara Republik Indonesia dengan Belanda. Perundingan Linggarjati menghasilkan tiga isi pokok kesepakatan. 

Kursi saksi sejarah perundingan Linggarjati di Kuningan, Jawa Barat. Foto: GoogleMaps/Oscar Antasena

Pokok isi itu adalah pengakuan Belanda secara de facto tentang wilayah kekuasaan Republik Indonesia yang meliputi Sumatra, Jawa, Madura. Belanda meninggalkan daerah de facto paling lambat tanggal 1 Januari 1949. 

Kemudian, Kedua belah pihak sepakat membentuk negara federasi bernama Republik Indonesia Serikat, dengan salah satu negara bagiannya Republik Indonesia. Ketiga, Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia Belanda dengan Ratu Belanda selaku ketuanya. 

Hingga kini, bangunan ini masih berdiri kokoh. Di dalamnya terdapat barang peninggalan yang dipakai delegasi Pemerintah Indonesia maupun Belanda.

Benda itu antara piano, meja, kursi, lemari hingga tempat tidur. Tata letak barang-barang tersebut ditempatkan sesuai saat perundingan Linggarjati berlangsung. (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Kampung Wisata Sayur Blederan Ajak Mengenal Pertanian

Taman Nasional Way Kambas, Sekolah Gajah Pertama

Indonesia : Asia’s Leading Adventure Tourism Destination 2024

Perjalann Panjang Perpustakaan Klenteng Hok An Kiong Magelang

Taman Nasional Bunaken, Surga Terumbu Karang di Manado

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Ruwat Pepunden Kiai Joko Nolo, Tradisi Warga Lereng Sumbing 
Next Article Keindahan 5 Bangunan Keraton Bersejarah di Luar Pulau Jawa
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?