By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Ngurah Gede Pemecutan, Pelopor Seni Lukis Sidik Jari dari Bali
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Profil > Ngurah Gede Pemecutan, Pelopor Seni Lukis Sidik Jari dari Bali
Profil

Ngurah Gede Pemecutan, Pelopor Seni Lukis Sidik Jari dari Bali

Achmad Aristyan
Last updated: 02/01/2025 02:36
Achmad Aristyan
Share
I Gusti Ngurah Gede Pemecutan
Pelukis I Gusti Ngurah Gede Pemecutan (Foto: dictionary.basabali.org-Kiri), Saat menerima Penghargaan “Pengabdi Seni” Dari Gubernur Bali. (Kanan-Foto: Humbud.Dps)
SHARE

I Gusti Ngurah Gede Pemecutan, seniman Bali yang lahir 9 April 1967, telah menjadi simbol otentisitas seni lukis Bali. Ia dikenal sebagai pelopor teknik melukis menggunakan sidik jari, sebuah metode yang membedakannya dari pelukis-pelukis lain, bahkan yang sudah mendunia. 

Dilansir dari dictionary.basabali.org, hingga kini belum ada yang mampu menandingi gaya dan karakter khas karya-karyanya yang otentik.

Gede Pemecutan bukan hanya seorang seniman, tetapi juga seorang guru yang telah menginspirasi banyak seniman muda di Bali dan dunia internasional.

Karya Sidik Jari

Dalam dunia seni lukis, teknik menggunakan sidik jari termasuk dalam aliran pointilisme, di mana lukisan dibentuk dari titik-titik kecil yang disusun sedemikian rupa hingga membentuk gambar utuh.

Tokoh seniman terkenal dunia dalam aliran ini seperti Georges Seurat, Paul Signac, dan Vincent van Gogh biasanya menggunakan kuas dan palet untuk menciptakan titik-titik. 

Namun, Gede Pemecutan mengambil langkah berbeda dengan menggunakan jari telunjuknya untuk menorehkan titik demi titik pada kanvas, menciptakan efek visual yang unik dan khas.

Teknik ini tidak hanya memerlukan ketelatenan, tetapi juga ketelitian tinggi, karena gradasi warna dalam lukisan dihasilkan dari perpaduan berbagai titik warna dasar. 

Gede Pemecutan secara tidak sengaja menemukan teknik ini saat mengerjakan sebuah lukisan tari baris pada 9 April 1967. Karena frustrasi dengan ketidakselesainnya, ia tanpa sengaja menempelkan jemarinya yang penuh cat ke lukisannya dan dari situ muncul inspirasi untuk menciptakan karya seni yang sepenuhnya menggunakan sidik jari.

Perang Puputan Badung

Salah satu karya terbaik Gede Pemecutan adalah lukisan yang menggambarkan peristiwa bersejarah Perang Puputan Badung, sebuah pertempuran besar antara pasukan Bali yang dipimpin Raja Pemecutan melawan penjajah Belanda. 

Lukisan ini menggambarkan suasana pertempuran yang dramatis, dengan hanya dua bayi yang selamat dari keseluruhan pasukan Pemecutan yang gugur.

Karya monumental ini memakan waktu pengerjaan hingga 18 bulan, dan menjadi sebuah penghormatan bagi ayahnya, Anak Agung Gede Lanang Pemecutan, yang merupakan salah satu dari dua bayi yang selamat dalam peristiwa itu.

Museum Lukisan Sidik Jari

Ngurah Gede Pemecutan tidak hanya berhenti pada penciptaan karya, tetapi juga berkomitmen untuk menginspirasi generasi muda. Salah satu upayanya adalah dengan mendirikan Museum Lukisan Sidik Jari di Denpasar

Museum tidak hanya sebagai tempat pameran karya-karyanya, tetapi juga berfungsi sebagai pusat pendidikan seni. Selain itu, ada juga ruang pameran yang menampilkan karya-karya awalnya sebelum penemuan teknik sidik jari.

Museum ini menyelenggarakan berbagai kelas tari dan melukis bagi anak-anak dan remaja, dengan tujuan memperkenalkan mereka pada seni tradisional Bali yang kaya.

Di museum ini, pengunjung dapat melihat koleksi lukisan-lukisan yang menonjolkan ciri khas karya Gede Pemecutan, yaitu susunan titik-titik yang membentuk lukisan utuh. 

Museum ini menjadi saksi hidup perjalanan sang maestro dalam berkarya, sekaligus menjadi wahana untuk melestarikan seni tradisional Bali.

Di usia senjanya, Gede Pemecutan berharap agar generasi muda Bali bangga dengan kesenian tradisional mereka yang menjadi identitas tanah kelahiran mereka. Melalui karya-karya lukisannya yang khas, ia ingin mengingatkan akan pentingnya menjaga dan melestarikan budaya Bali.

You Might Also Like

Arkiv Vilmansa dan Biota Laut, Dari Trauma ke Karya Seni

Tirto Adhi Soerjo, Pelopor Pers yang Terlupakan

Asep ‘Bucrak’, Perajin Kendang Beken Di Eropa

Mengenang Aminah Cendrakasih, Legenda Sinema Indonesia

Jejak Perjuangan Sam Ratulangi dalam Kemerdekaan Indonesia

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Asal Usul Danau Lipan, Kisah Sirih Ajaib Putri Aji Berdarah Putih
Next Article Kemendikdasmen: Sistem Evaluasi Belajar Berubah pada 2025
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?