By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Menyaksikan Tradisi Adu Betis Mallanca di Sulawesi Selatan 
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Menyaksikan Tradisi Adu Betis Mallanca di Sulawesi Selatan 
Tradisi

Menyaksikan Tradisi Adu Betis Mallanca di Sulawesi Selatan 

Anisa Kurniawati
Last updated: 03/01/2025 03:32
Anisa Kurniawati
Share
Foto: budaya-indonesia.org
SHARE

Ada tradisi unik yang dilakukan masyarakat Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan yakni Mallanca atau tradisi adu betis. Biasanya tradisi ini digelar setelah panen usai. Tujuannya sebagai bentuk rasa syukur dan untuk mengenang jasa para leluhur yang telah menjaga Kerajaan Gowa. 

Kata Mallanca berasal dari bahasa daerah ‘Lanca” yang artinya menyepak menggunakan tulang kering. Target sasarannya yaitu ganca-ganca artinya bagian kaki diatas tumit. Maka dari itu, tradisi ini dinamakan adu betis. 

Tradisi ini mencerminkan keberanian, kekuatan fisik, dan solidaritas sosial. Meski begitu adu betis bukan perlombaan yang ada pemenangnya. Tradisi Mallanca hanyalah hiburan tradisional. 

Pelaksanaan Mallanca

Acara Mallanca diawali dengan peserta melakukan ritual “mabaca-baca”. Ritual ini tujuannya untuk berdoa kepada Tuhan, memohon kelancaran dalam pelaksanaannya.

Doa dipimpin sesepuh yang dihormati oleh masyarakat setempat. Setelah ritual selesai, masyarakat kemudian bersiap menggelar permainan Mallanca.

Biasanya tradisi ini dilaksanakan saat bulan Agustus bertepatan dengan panen raya. Selain itu juga diadakan bersamaan dengan perayaan HUT Kemerdekaan Indonesia.

Mallanca digelar satu kali setahun, mengikuti musim panen di Maros yang hanya setahun sekali.

Mallanca di Moncongloe

Tradisi Mallanca dilaksanakan di dua daerah di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, yaitu Kecamatan Moncongloe, dan Kecamatan Tompobulu.

Di Moncongloe, kegiatan ini diadakan di dekat makam Gallarang Moncongloe. Sementara di Tompobulu, tradisi adu betis diawali dengan ziarah ke makam leluhur untuk menghormati jasa para tokoh adat yang telah wafat.

Setelah ritual sesajen dan doa, masyarakat setempat melakukan makan bersama sebelum memulai permainan adu betis.

Saat permainan adu betis dimulai, masyarakat membentuk lingkaran di sekitar makam Gallarang Moncongloe. Peserta adu betis terdiri dari dua orang yang saling beradu kekuatan betis.

Masing-masing peserta memiliki dua kesempatan menendang betis lawan. Dalam satu tim ada empat kali kesempatan menendang secara bergantian.

Tradisi ini biasanya berlangsung selama empat jam, dimulai dari siang hari. Sementara adu betis yang dilaksanakan di Kecamatan Tompobulu hampir sama saja. 

A’Lanca di Tompobulu

Di Kecamatan Tompobulu tradisi ini dikenal dengan sebutan A’Lanca. Peserta terdiri dari dua tim. Masing-masing berisi empat orang yang beradu betis secara bergantian. Cara bermainnya kaki dua orang membentuk kuda-kuda dan kaki satunya diapit dengan kaki satu pengatur. 

Tim lawan kemudian menendang betis yang sudah diapit dua kali. Satu peserta memiliki jatah tendangan dua kali. Sehingga satu tim memiliki jatah empat kali secara bergantian. 

Tradisi Mallanca tidak hanya menjadi cerminan budaya masyarakat Maros, tetapi juga menjadi bukti keberagaman budaya Indonesia yang kaya dan unik.

Melalui Mallanca, kita dapat melihat bagaimana tradisi lokal mampu menyatukan masyarakat, menjaga nilai-nilai luhur, dan menjadi identitas bagi komunitasnya. (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Perayaan Syukur Petani Lombok Melalui Tradisi Malean Sampi

Sistem Kasta dalam Tradisi Pernikahan Toraja Rampanan Kapa

Desa Adat Kemiren Banyuwangi Rayakan Hari Jadi Penuh Tradisi

Mengapa Melukat Penting dalam Tradisi Hindu Bali? Ini Alasannya

Tradisi Dhukutan Simbol Kerukunan Akhiri Tawuran

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Menko PMK Pratikno Kunjungi Museum La Galigo Makassar
Next Article Rumah Mantan Presiden Jokowi Destinasi Wisata Baru di Solo
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?