By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Festival Sego Takir, Merawat Gotong Royong dan Tradisi Lumajang
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Event > Festival Sego Takir, Merawat Gotong Royong dan Tradisi Lumajang
Event

Festival Sego Takir, Merawat Gotong Royong dan Tradisi Lumajang

Anisa Kurniawati
Last updated: 03/01/2025 12:23
Anisa Kurniawati
Share
Festival Sego Takir berlangsung meriah di Pendopo Arya Wiraraja untuk menutup rangkaian peringatan Hari Jadi Lumajang ke-769, Senin (30/12/2024). Foto: Infopublik.id
SHARE

Pendopo Arya Wiraraja menjadi saksi kemeriahan Festival Sego Takir yang menutup rangkaian peringatan Hari Jadi ke-769 Kabuaten Lumajang, Jawa Timr, Senin (30/12/2024).

Sebuah perayaan yang bukan hanya menampilkan keindahan budaya, tetapi juga memperkuat jati diri masyarakat Lumajang dalam semangat gotong royong dan rasa syukur.

“Sego Takir adalah simbol kebersamaan, kesederhanaan, dan rasa syukur yang telah menjadi bagian dari identitas masyarakat Lumajang. Semangat ini harus terus kita pelihara untuk membangun Kabupaten Lumajang yang lebih bermartabat dan berdaya saing,” ujar Pj. Bupati Lumajang, Indah Wahyuni (Bunda Yuyun), saat membuka acara.

Makna Filosofis di Balik Sego Takir

“Sego Takir” berasal dari jargon Kelurahan Ditotrunan, yang berarti Semangat Gotong Royong Nata lan Mikir (menata dan berpikir bersama).

Hidangan ini disajikan dalam wadah tradisional berbahan daun pisang, menggambarkan kesederhanaan, kebersahajaan, dan harmoni dengan alam.

Hidangan Sego Takir disajikan dalam wadah tradisional berbahan daun pisang. Foto: Tangkapan layar Youtube/ Kabupaten Lumajang

Tema tahun ini, Festival Sego Takir Sabdo Roso, mengingatkan pada pentingnya tindakan yang dilandasi ketulusan hati dan komitmen untuk kebersamaan.

Bunda Yuyun menekankan bahwa acara ini bukan sekadar tradisi, tetapi juga pesan moral untuk terus mempererat silaturahmi, menjaga harmoni, dan membangun kebersamaan demi Lumajang yang aman dan sejahtera.

Menghadirkan Sejarah dan Kebersamaan

Dilansir dari Infopublik.id, acara ini menjadi istimewa dengan kehadiran para lurah yang pernah memimpin Kelurahan Ditotrunan serta sejumlah tokoh penting seperti KH. As’at Malik, Bupati Lumajang periode 2015-2018, dan Indah Amperawati, Wakil Bupati Lumajang periode 2018-2023.

Kehadiran mereka menjadi simbol penghormatan terhadap sejarah dan kontribusi para pemimpin dalam perjalanan Lumajang.

Tradisi Kembul Bujono 

Rangkaian acara ditutup dengan kembul bujono—tradisi makan bersama—dimana 1000 porsi Sego Takir disajikan oleh warga Kelurahan Ditotrunan.

Sambil menikmati hidangan, masyarakat disuguhkan pertunjukan spektakuler 1000 kembang api yang menghiasi langit malam, menciptakan suasana hangat dan penuh syukur menyambut tahun baru.

Festival Sego Takir bukan hanya perayaan, tetapi juga tentang merawat tradisi dan menyatukan masyarakat. Acara ini juga  menjadi pengingat bahwa kebersamaan adalah kunci membangun Lumajang yang lebih baik, lebih harmonis, dan lebih bermartabat.

You Might Also Like

Karnaval Budaya Terbesar Di Sumenep Usung Tema Keris

Kreasi Talenta Muda Jawa Timur Peringati Hari Sumpah Pemuda

Porsche Indonesia Gabungkan Seni dan Otomotif di Classic Art Week 2025

Lifetime Tribute To Chrisye, Konser Legenda Indonesia

Ini Rangkaian Acara Perayaan Cap Go Meh 2025 di Jabodetabek

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Raden Tjetje Somantri, Pelopor Modernisasi Tari Sunda
Next Article Monumen Dirgantara, Tonggak Sejarah Penerbangan Indonesia
1 Comment 1 Comment
  • Pingback: Akulturasi Kultur Jawa dan Madura dalam Tari Godril Lumajang - emmanus.com

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?