Bukit Menumbing yang di dalamnya terdapat pesanggrahan, merupakan sebuah dataran tinggi di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung.
Bukit ini memiliki perjalanan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Di tempat ini tokoh-tokoh pemimpin Indonesia sempat diasingkan Belanda.
Menjadi bagian dari Taman Hutan Raya (Tahura), bukit Menumbing memiliki tinggi hampir 500 meter di atas permukaan laut. Letaknya sekitar 20 menit berkendara dari Muntok, ibu kota kabupaten.
Tahura Menumbing sendiri memiliki berbagai koleksi flora dan fauna. Dari pintu masuk tahura, setelah melakukan perjalanan selama 15 menit, akan sampai di puncak bukit.
Tepat di kawasan ini berdiri tiga bangunan, salah satunya terdapat kastil atau tempat peristirahatan yang dibangun perusahaan timah kolonial, Banka Tin Winning Bedrijft (BTW) pada 1927 silam.
Dilansir dari Indonesia.go.id, Kastil ini resmi digunakan pada 28 Agustus 1928. Pesanggrahan Menumbing sendiri menjadi bangunan utama yang memiliki 25 kamar dan diperuntukkan bagi para petinggi BTW saat berlibur.
Lokasi Pengasingan
Pada 19 Desember 1948, saat peristiwa Agresi Militer II, Pesanggrahan Menumbing dijadikan lokasi pengasingan sejumlah tokoh nasional Indonesia. Beberapa di antaranya yaitu Mohammad Hatta, Ali Sastroamidjojo, Mohammad Roem, Ass’at, Soerjadi Soerjadarma, dan AG Pringgodigdo.
Mereka diasingkan ke Muntok pada 31 Desember 1948, sebelum ditempatkan di kastil BTW. Pada 6 Februari 1949, giliran Soekarno bersama Agus Salim, Mohammad Roem, dan Ali Sastroamidjojo diasingkan ke Pesanggrahan Menumbing.
Selama masa pengasingan di Bukit Menumbing, tokoh-tokoh pemimpin bangsa itu tetap sibuk berjuang lewat jalur diplomasi. Hal ini membuahkan hasil dengan adanya Perjanjian Roem-Roijen.
Usai perjanjian itu, Soekarno pada 6 Juli 1949 kembali dari pengasingannya di Muntok ke Yogyakarta, ibu kota sementara Republik Indonesia.
Dijadikan Museum
Pesanggrahan Menumbing ditetapkan sebagai benda, situs, atau kawasan cagar budaya tahun 2010. Kawasan pernah ditata untuk dijadikan museum dan ruang pamernya diresmikan Menteri Sosial Tri Rismaharini, 19 Desember 2021.
Sejumlah peninggalan penting pun dipamerkan di Pesanggrahan Menumbing. Peninggalan itu seperti surat-surat Soekarno saat berada di kamar pengasingannya. Mulai dari tempat tidur, meja kursi, buku-buku bacaan para tokoh pemimpin bangsa yang diasingkan disini turut dipamerkan.
Begitu pula dengan mobil sedan hitam buatan Amerika Serikat tahun 1938. Sebuah pelat nomor polisi BN 10 masih tersemat di bagian depan mobil yang warnanya mulai terlihat sedikit kusam.
Mobil ini merupakan kendaraan operasional Bung Hatta selama 17 hari di pengasingan.
Dua patung tembaga proklamator Indonesia dihadirkan di ruang tengah bangunan. Di bagian latar belakang patung ditampilkan efek multimedia berisi kutipan dari tokoh bangsa beserta fotonya yang pernah diasingkan di sini.
Ruang utama di lantai satu serta sudut-sudut bangunan lainnya diterangi lampu yang diatur tingkat cahayanya. Hal ini membuat ruang tata pamer ini semakin elegan.
Sebuah sudut multimedia berisi tayangan sejarah pengasingan tokoh-tokoh bangsa dalam bentuk tiga dimensi melengkapi isi dari museum Menumbing.