By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Perjalanan Mundinglaya Dikusumah Menuju Kedamaian Pajajaran
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Cerita Rakyat > Perjalanan Mundinglaya Dikusumah Menuju Kedamaian Pajajaran
Cerita Rakyat

Perjalanan Mundinglaya Dikusumah Menuju Kedamaian Pajajaran

Achmad Aristyan
Last updated: 16/01/2025 02:57
Achmad Aristyan
Share
Ilustrasi Mundinglaya Dikusumah. Tangkapan layar: repositori.kemendikbud.go.id/Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Jakarta.
SHARE

Mundinglaya Dikusumah adalah cerita rakyat terkenal dari masyarakat Sunda. Kisah ini menceritakan perjalanan seorang pangeran yang menjadi raja pada masa pemerintahan Prabu Siliwangi di Kerajaan Sunda atau Pajajaran. 

Pajajaran, nama yang sering digunakan untuk menyebut kerajaan ini, tetap dikenang meskipun wilayahnya mengalami perubahan setelah Cirebon dan Banten memisahkan diri.

Asal Usul Cerita

Melansir dari repositori.kemendikbud.go.id, kisah Mundinglaya Dikusumah awalnya berkembang dari tradisi lisan masyarakat Sunda atau pantun. Cerita ini lalu ditulis para penulis dalam Bahasa Sunda dan Indonesia dalam buku.

Beberapa karya roman yang mengadaptasi cerita ini adalah Pasini Jangji di Muaraberes karya Rohmat Tasdik Al-Garuti, yang diterbitkan dalam tiga bahasa: Sunda, Indonesia, dan Inggris.

Kisah Keluarga Kerajaan Pajajaran

Prabu Siliwangi memiliki dua istri, Nyimas Tejamantri dan Nyimas Padmawati. Dari Nyimas Tejamantri lahirlah Pangeran Guru Gantangan, sementara dari Nyimas Padmawati lahir Pangeran Mundinglaya. 

Perbedaan usia yang signifikan antara kedua pangeran ini membuat Mundinglaya dibesarkan Guru Gantangan, yang sangat menyayanginya.

Namun, perhatian berlebih dari keluarga Guru Gantangan terhadap Mundinglaya menimbulkan kecemburuan, terutama dari anak angkatnya, Sunten Jaya. Konflik keluarga ini menjadi awal dari perpecahan di dalam kerajaan.

Mimpi Permaisuri dan Misi Mundinglaya

Ketika konflik memuncak, Nyimas Padmawati bermimpi tentang tujuh guriang yang tinggal di puncak gunung. Mereka menyebutkan bahwa hanya Layang Salaka Domas, jimat sakral, yang dapat membawa perdamaian bagi Pajajaran. 

Prabu Siliwangi segera mengadakan pertemuan besar, memanggil semua pangeran dan bangsawan untuk menentukan siapa yang berani mengambil jimat itu dari Jabaning Langit.

Namun, hanya Mundinglaya yang akhirnya bersedia menjalankan misi ini, meskipun harus menghadapi banyak rintangan. Keberangkatannya tidak hanya menjadi tugas negara, tetapi juga kesempatan membuktikan kebenarannya.

Perjalanan dan Pertempuran  

Dalam perjalanan menuju Jabaning Langit, Mundinglaya menghadapi banyak cobaan, termasuk pertempuran dengan raksasa bernama Jonggrang Kalapitung. Namun, Mundinglaya berhasil mengalahkan raksasa dan melanjutkan perjalanan.

Di akhir perjalanannya, ia bertemu dengan tujuh guriang penjaga Layang Salaka Domas. Meski awalnya ditolak, kejujuran dan ketulusan Mundinglaya membuat para guriang luluh, sehingga jimat itu akhirnya diserahkan kepadanya.

Kepulangan dan Keadilan  

Ketika Mundinglaya kembali ke Pajajaran, ia difitnah Sunten Jaya. Namun, kebenaran akhirnya terungkap, dan Mundinglaya tidak hanya membawa perdamaian ke kerajaan, tetapi juga mengembalikan keharmonisan kerajaan.  

Cerita ini berakhir dengan pelajaran moral tentang betapa pentingnya memiliki keberanian, kejujuran, dan pengorbanan demi kebaikan bersama.

Pelestarian Budaya Sunda  

Kisah Mundinglaya Dikusumah adalah warisan budaya Sunda yang kaya akan nilai-nilai kehidupan. Hingga kini, cerita ini masih dihidupkan melalui seni pertunjukan, sastra, dan tradisi lisan masyarakat. 

You Might Also Like

Legenda Raja Berekor, Hikayat Tragis Raja Bengis Dari Belitung

Asal-Usul Danau Maninjau, Akhir Kisah Kasih Tak Sampai

Legenda Kebo Iwa, Asal-Usul Gunung dan Danau Batur di Bali

Asal-Usul Padi dalam Legenda Beru Dayang Tanah Karo

Menguak Legenda di Balik Keindahan Pantai Pandan Kuning

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Monumen Reog Ponorogo dari Knalpot Brong Simbol Ketertiban
Next Article Bebegig Sukamantri Representasi Penjaga Lingkungan Ciamis
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?