By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Lebai Malang, Kisah Jenaka dan Inspiratif dari Sumatera Barat
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Cerita Rakyat > Lebai Malang, Kisah Jenaka dan Inspiratif dari Sumatera Barat
Cerita Rakyat

Lebai Malang, Kisah Jenaka dan Inspiratif dari Sumatera Barat

Achmad Aristyan
Last updated: 19/01/2025 13:46
Achmad Aristyan
Share
Ilustrasi Lebai yang sedang memancing. Tangkapan Layar YouTube Dongeng Kita
SHARE

Lebai Malang adalah salah satu cerita rakyat terkenal yang berasal dari Sumatera Barat. Kisah ini memiliki unsur jenaka sekaligus sarat dengan pelajaran moral. 

Cerita ini mengangkat tokoh seorang Lebai (pemuka agama yang dihormati dalam masyarakat) yang menghadapi kemalangan beruntun akibat sifat tamaknya dan ketidakmampuannya mengambil keputusan tepat waktu. 

Berikut kisah Lebai Malang dilansir dari kanal YouTube Dongeng Kita : 

Kisah Lebai Malang  

Di sebuah kampung kecil di Sumatera Barat, hiduplah seorang Lebai yang dikenal cukup dihormati masyarakat. Suatu hari, ia menerima dua undangan kenduri (pesta makan) dari dua desa yang letaknya tidak terlalu berjauhan. 

Kedua kenduri itu dijadwalkan pada hari yang sama, sehingga Lebai harus memilih ke mana ia akan pergi. Desa pertama terkenal dengan makanannya yang lezat, terutama gulai ikannya yang sering menjadi incaran banyak orang. 

Desa kedua juga tidak kalah menarik, dengan suguhan daging sapi yang melimpah. Lebai mulai berpikir panjang.  

“Aku harus ke kenduri yang memberikan lebih banyak keuntungan,” pikirnya. “Jika ke desa pertama, aku akan mendapatkan gulai ikan, tapi jika ke desa kedua, daging sapinya bisa lebih banyak.”  

Namun, kian lama ia memikirkan pilihannya, semakin bingunglah ia. Awalnya, ia memutuskan pergi ke desa pertama. Namun, di tengah perjalanan, ia berubah pikiran dan berbalik ke desa kedua. 

Saat hampir sampai di desa kedua, ia kembali berpikir bahwa gulai ikan di desa pertama mungkin lebih lezat. Akhirnya, ia memutuskan untuk kembali ke desa pertama.  

Sayangnya, karena terlalu lama bimbang dan bolak-balik, ia tidak sampai ke salah satu desa tepat waktu. Saat ia tiba di desa pertama, kenduri sudah selesai, dan makanan telah habis.

Dengan kecewa, ia mencoba menuju desa kedua, tetapi acara di sana juga sudah selesai.  

Kemalangan Berantai  

Kemalangannya tidak berhenti di situ. Dalam perjalanan pulang, ia merasa lapar karena tidak mendapat makanan di kedua kenduri. Ketika melihat perahu kecil di tepi sungai, ia memutuskan untuk memancing ikan agar dapat mengisi perutnya. 

Namun nasib buruk terus mengikutinya, umpan yang dipasang tidak menarik perhatian ikan, dan perahu kecil yang ditumpanginya malah oleng hingga ia terjatuh ke sungai.

Dalam kondisi basah kuyup dan kelelahan, Lebai Malang akhirnya pulang dengan tangan kosong. Ia menyadari bahwa ketamakan dan ketidakmampuannya membuat keputusan telah menyebabkan semua kemalangannya.  

Pesan Moral dari Kisah Lebai Malang  

Kisah Lebai Malang bukan sekadar cerita jenaka, tetapi juga sarat dengan pelajaran moral yang relevan bagi kehidupan sehari-hari.

Pertama, mengajarkan tidak serakah, karena ketamakan sering kali membuat kita kehilangan kesempatan dan justru membawa kerugian. Alih-alih mengejar segalanya, memilih dengan bijak adalah keputusan yang lebih baik.

Kedua, pentingnya ketegasan dalam mengambil keputusan. Keraguan dan terlalu banyak mempertimbangkan pilihan dapat membuat kehilangan momentum yang tepat. 

Ketiga, belajar bersyukur juga menjadi pesan moral dari kisah yang diangkat. 

Cerita ini mengingatkan kita untuk menghargai apa yang ada di depan mata, daripada terus sibuk mengejar sesuatu yang lebih besar hingga melupakan nilai dari apa yang telah dimiliki.

You Might Also Like

Legenda Kebo Iwa, Asal-Usul Gunung dan Danau Batur di Bali

Kisah Empat Raja dan Enam Telur, Asal-Usul Raja Ampat

Legenda Ki Ageng Selo, Sang Penangkap Petir dari Majapahit

Kisah Bertabur Makna Si Leungli dan Si Bungsu

Kisah Raden Segoro dan Awal Mula Sejarah Pulau Madura

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Sate Kalong, Daging Kerbau Bercita Rasa Gurih Khas Cirebon
Next Article Sejarah Wayang Potehi, Warisan Budaya Tiongkok di Nusantara
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?