By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Kampung Batik Laweyan Solo, Sentra Batik Tertua di Indonesia 
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Pariwisata > Kampung Batik Laweyan Solo, Sentra Batik Tertua di Indonesia 
Pariwisata

Kampung Batik Laweyan Solo, Sentra Batik Tertua di Indonesia 

Anisa Kurniawati
Last updated: 25/01/2025 06:42
Anisa Kurniawati
Share
Kampung Batik Laweyan Solo. Foto: Pesona Indonesia
SHARE

Kampung Batik Laweyan (KBL), sebuah sentra industri batik legendaris yang telah berdiri sejak 500 tahun lalu. Tempat ini sudah eksis sejak Kerajaan Pajang.

Bisa dikatakan, kampung inilah cikal bakal industri batik modern di kota Solo saat ini. Melansir dari laman Indonesia.go.id, Laweyan berasal dari kata Lawe yang artinya bahan baku kain tenun.

Menurut penulis buku Sejarah Kampoeng Batik Laweyan, R.T. Mlayadipuro, pasar ini dulunya pusat perdagangan komoditas kapas yang merupakan bahan utama kain tenun. 

Kampung Batik Laweyan (KBL) tercatat sudah eksis sejak pemerintahan Kerajaan Pajang hingga berdirinya negara Indonesia. Kampung ini saksi perkembangan batik dari zaman ke zaman. 

Sejarah Kampung Batik

Kampung didirikan Kyai Ageng Henis, putra Kyai Ageng Sela yang jga keturunan raja Brawijaya V. Sosok inilah yang menghidupkan keberadaan Kampung Batik Laweyan. Semasa Kerajaan Pajang.

Pada tahun 1970-an, sentra industri batik mengalami masa kejayaan. Namun, sempat surut ketika batik printing muncul. Di awal tahun 2000 industri batik tulis di KBL kembali bangkit. Hal ini tak lepas dari campur tangan Pemda Kota Solo. 

Kawasan ini didesain dan ditata ulang dengan konsep terpadu. Dengan begitu pengunjung KBL memiliki pengalaman unik saat mengunjungi kampung ini. Awalnya, KBL dibangun dengan visi dan misi sebagai sentra produksi batik khas Laweyan. 

Namun karena perkembangan zaman Laweyan menjadi kampung ekonomi, kampung budaya, dan kampung kreatif yang kondang secara nasional dan internasional.

Pengunjung tidak hanya berbelanja produk batik, namun ada banyak aktifitas yang bisa dilakukan. 

Destinasi Wisata Kampung Batik

Di Kampoeng Batik Laweyan (KBL) terdapat lebih dari 50 lebih toko yang menjual produk batik dengan kualitas dan harga yang bersaing. Tak hanya berbelanja, KBL juga menawarkan paket wisata melihat langsung proses pembuatan batik.

Di tempat ini berbagai cara pembuatan dapat dilihat mulai batik tulis, batik cap, dan batik sablon. Masing-masing cara pembuatan ini menghasilkan kualitas dan harga berbeda.

Program ini biasanya dikunjungi wisata domestik, pelajar, bahkan wisatawan mancanegara. 

Di samping itu, Kampoeng Batik Laweyan juga memiliki banyak situs bersejarah dan tradisi turun-temurun. Bangunan-bangunan rumah yang terdapat di kampung ini dipengaruhi oleh tiga gaya arsitektur yaitu: Jawa, Islam, dan Eropa. 

Bangunan bergaya arsitektur terlihat unik dan menarik. Bagi penggemar fotografi bangunan ini dapat dijadikan sebagai objek fotografi. Tak hanya itu, wisatawan juga bisa menikmati aneka kuliner warisan leluhur Kampoeng Batik Laweyan. 

Akses ke Kampung Batik Laweyan

Untuk berkunjung ke Kampung Batik Laweyan terdapat beberapa alternatif akses. Bila dari Stasiun Kereta Api Purwosari Solo (Jalan Slamet Riyadi) bisa mengambil jalan ke arah timur. Sesampainya di perempatan Purwosari (Hotel Sala View) ambil jalan ke kanan atau ke selatan.

Dari Jalan Perintis Kemerdekaan, sampai di pertigaan Jalan Dr Radjiman, pengunjung sudah tiba di Kampung Batik Laweyan. Lokasi KBL terdapat di sebelah selatan Jalan Dr Radjiman.

You Might Also Like

Wisata Rekreasi dan Edukasi Perkebunan Teh di Tanjungsari Land

Menemukan Ketenangan di Lembah Lemelu, Sulawesi Tengah

Jejak Sejarah Kota Padang Di Galeri Arsip Statis

#DiIndonesiaAja Travel Fair (DIATF) Targetkan 1 Miliar Kunjungan

Menelusuri Museum Sandi, Sejarah Persandian di Indonesia

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Tiang Ayu dan Upacara Erau, Ritual Pengukuhan Kekuatan Sultan
Next Article Gitar Indonesia Memikat Pengunjung NAMM Show 2025 California
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?