Liburan panjang seringkali menjadi momen yang dinantikan untuk melepas penat, namun bagi sebagian orang, itu justru berakhir dengan kejadian yang tidak menyenangkan, seperti kemacetan di jalur pendakian.
Fenomena ini terlihat jelas pada libur Isra Miraj dan Imlek 2025, di mana Gunung Lawu yang ada di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, menjadi salah satu destinasi wisata alam yang mengalami lonjakan pengunjung.
Bahkan, kemacetan di jalur pendakian Gunung Lawu menjadi sorotan di media sosial, salah satunya lewat unggahan pengguna Instagram @ginanjarleo08. Pada video yang diunggah pada Minggu, 26 Januari 2025, terlihat antrean panjang pendaki yang mengisi jalur menuju puncak Gunung Lawu.
“Ngapain pada ke gunung ya,” tulisnya dalam video yang memperlihatkan antrean tak hanya memenuhi puncak, tetapi juga jalur pendakian.
“Ini kami nunggu yang naik aja lama, istirahat dulu lah,” tambahnya dalam rekaman.

Warganet pun ramai berkomentar mengenai fenomena macet di gunung.
“Gunung Lawu rasa pasar malem ini mah,” ujar salah satu netizen, sementara yang lain menilai bahwa liburan panjang dengan padatnya pengunjung di gunung memang sudah bisa diprediksi.
“Risiko naik gunung di libur panjang kayak long weekend sekarang emang gini,” komentar lainnya.
Fenomena serupa juga bukanlah hal baru. Pada liburan panjang sebelumnya, seperti saat Lebaran Idul Fitri 2023, jalur pendakian Gunung Gede Pangrango juga mengalami kemacetan serupa.
Bahkan, antrean di jalur pendakian Gunung Gede via Gunung Putri menjadi viral setelah dibagikan seorang influencer pendaki. Situasi serupa terjadi di banyak destinasi gunung lainnya, mengingat tingginya minat masyarakat yang ingin menikmati liburan di alam terbuka.
Baca juga: Pendakian Gunung Agung Kini Harus Didampingi Pemandu Lokal
Penyebab Macet di Jalur Pendakian
Menurut Adhi Nurul Hadi, Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, ada beberapa penyebab kemacetan di gunung. Salah satunya adalah jalur pendakian yang sempit dan terjal, yang hanya memungkinkan beberapa pendaki melintas saat bersamaan.
“Antrean mau-tidak mau muncul,” jelas Adhi dilansir dari liputan6.com. Keadaan itu kian parah saat ada beberapa kelompok pendaki dengan kecepatan berbeda, yang menyebabkan keterlambatan.
Selain itu, fenomena ini juga bisa dipicu peningkatan jumlah pengunjung yang mencapai kuota maksimal di akhir pekan, yang menyebabkan jalur pendakian menjadi sangat padat.
“Pada hari Sabtu, kelompok pendaki yang berangkat pada Jumat bertemu dengan kelompok pendaki yang baru naik,” tambah Adhi. Hal ini menambah beban pada jalur pendakian yang sudah sempit.
Selain itu, ada juga faktor pendaki yang menggunakan jalur ilegal tanpa mendaftar secara resmi. Ini juga berkontribusi terhadap keramaian yang terjadi di jalur-jalur tertentu.
Tips Menghindari Kemacetan di Gunung
Sebagai antisipasi terhadap fenomena macet, beberapa pengelola taman nasional mulai menerapkan kuota pengunjung. Misalnya, di Kawah Ijen, kuota pengunjung per hari sudah ditentukan untuk menghindari kepadatan yang berlebihan.
“Sekarang bisa dikontrol setelah ada kuota dua ribu pengunjung per hari,” ujar Sigit Haribowo, Kepala Pos Tawan Wisata Alam Kawah Ijen dilansir dari liputan6.com.
Bagi para pendaki, ada beberapa tips yang bisa diterapkan untuk menghindari kemacetan di gunung. Oki, anggota Komunitas Pendaki Gunung (KPG), menyarankan agar pendaki melakukan perencanaan matang sebelum berangkat.
“Jangan mendadak,” ujar Oki. Memilih gunung tidak terlalu populer atau jalur tidak banyak dilalui juga bisa menjadi alternatif. Misalnya, Gunung Ciremai via Linggasana yang cenderung lebih sepi.
Selain itu, pendakian di hari biasa atau weekdays juga dapat menjadi solusi untuk menghindari kemacetan di akhir pekan yang padat.
Thanks for sharing. I read many of your blog posts, cool, your blog is very good.