Museum Tsunami Aceh di Banda Aceh, didirikan untuk mengenang bencana gempa bumi dan tsunami Samudra-Hindia yang terjadi 26 Desember 2004.
Museum ini sendiri telah berdiri sejak 26 Desember 2009 dan menjadi salah satu destinasi wisata populer di Aceh yang hingga kini banyak dikunjungi para wisatawan.
Mengutip dari laman resmi Kemenparekraf, Museum Tsunami Aceh merupakan salah satu warisan budaya dengan referensi utamanya adalah nilai-nilai islam, budaya lokal, dan abstraksi tsunami.
Sekarang, museum ini telah menjadi salah satu daya tarik wisata berbasis sejarah serta menyediakan berbagai souvenir kerajinan lokal di Propinsi Aceh.
Sementara di bagian dalam Museum terdapat ruang edukatif. Di antaranya terdapat ruang pameran yang menjelaskan secara audiovisual seperti gempa bumi dan tsunami.
Media visual ini dilengkapi dengan simulasi interaktif yang memungkinkan pengunjung belajar tentang bagaimana tsunami terbentuk dan langkah-langkah mitigasi yang bisa diambil untuk mengurangi dampak bencana di masa depan.

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo, berkunjung ke Museum Tsunami Banda Aceh sebelum menghadiri pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh, Senin (9/9/2024).
Angela berharap, Museum ini menjadi salah satu daya tarik wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara, serta jdapat menjadi wadah untuk anak muda berkreasi melakukan berbagai kegiatan dan pelatihan edukasi wisata.
“Museum tsunami Aceh memberikan kesan yang amat mendalam karena memiliki nilai sejarah yang sangat kuat. Selain menjadi icon wisata, keberadaan museum ini juga memberikan edukasi mengenai bencana alam terutama pentingnya mitigasi dan kesiapsiagaan bencana,” kata Wamenparekraf Angela. (Foto: Dok. Kemenparekraf)