Goa Reregan berlokasi di desa wisata Selasari, kampung Salakambang kecamatan Parigi, kabupaten Pangandaran atau sekitar 1 jam perjalanan dari pusat Pemerintahan Kabupaten Pangandaran. Merupakan destinasi wisata alam dan budaya yang menarik banyak wisatawan.
Salah satu yang menjadi daya tarik bagi wisatawan dari Goa Reregan yaitu memiliki stalagmit dan stalaktit yang masih alami. Selain itu, beberapa warisan budaya juga menjadi hal yang tidak boleh dilewatkan. Misalkan seperti peninggalan manusia purba yang pernah tinggal di gua tersebut
Panjang Goa Sutra Reregan sekitar 56,58 meter dan memiliki dua mulut gua yang menghadap ke arah barat dan arah timur. Ukuran mulut gua yang berada di sebelah barat memiliki lebar 8,44 meter dan tinggi 21,88 meter, sedangkan mulut gua sebelah timur memiliki ukuran lebar t 12,66 meter dan tinggi t 7,23 meter.
Untuk menuju tempat ini dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama sekitar 10 menit dari pintu gerbang masuk yang berada di jalan desa. Goa ini terbentuk dikarenakan bentukan alam yang berada di perbukitan karst.
Melansir dari Buku Database Cagar Budaya, Kabupaten Pangandaran oleh Kemendikbud Balai Pelestarian Banten (BPCB) halaman 13, penamaan Goa Sutra Reregan diberikan oleh masyarakat sekitar yang memiliki arti “gua rentetan atau gua yang berderet. Selain itu, dikarenakan pintu masuk Goa Reregan dapat menuju gua-gua lain yang berada di sekitarnya.
Menurut berbagai sumber, gua ini merupakan dari masa prasejarah. Hal ini dibuktikan dengan adanya temuan gejala arkeologis berupa alat batu dari bahan batuan obsidian dan temuan Kjokkenmoddinger (sampah dapur dalam bahasa Denmark), yang berupa tumpukan fosil kulit kerang dan siput, dan temuan tulang hewan.
Kemudian, banyak juga ditemukan ornamen untuk keperluan hidup manusia purba, seperti batu, pisau, kerang untuk makan, dan lainnya. Penemuan tersebutlah yang membuat tempat wisata ini menjadi semakin menarik.
Selain itu, pengujung juga dapat menikmati beberapa spot selfie di atas perahu dengan hamparan hutan yang hijau, selfie dengan background hutan tutupan Selasari. Dari gua ini pengunjung juga dapat melihat sunset dan sunrise di satu tempat.
Tempat ini dibukan setiap hari mulai pukul 07.00 a.m. sampai dengan 06.30 p.m. Dengan biaya terjangkau, wisatawan sudah mendapatkan tiket masuk, makan, layanan tempat parkir, perlengkapan, hingga pemandu untuk menjelajahi gua. Fasilitas umum yang ada berupa kamar mandi umum, mushola, selfie area, berbagai tempat makan yang lezat, hingga wifi area.
Pemerintah Desa setempat terus berupaya mempromosikan tempat ini sebagai destinasi wisata unggulan. Berbagai upaya promosi dilakukan melalui media sosial, partisipasi dalam pameran pariwisata, dan kerja sama dengan agen perjalanan. Harapannya, tempat wisata ini dapat semakin dikenal hingga ke kancah internasional (Anisa Kurniawati-Berbagai Sumber)