Di samping sambal, kerupuk adalah salah satu pelengkap makanan yang hampir selalu ada di meja makan masyarakat Indonesia. Dengan teksturnya yang renyah dan cita rasa gurih, tidak mengherankan jika sering kali menjadi “teman setia” untuk melengkapi berbagai hidangan. Namun, tahukah kamu bahwa Indonesia memiliki beragam jenis kerupuk yang populer di berbagai daerah?
Setiap daerah di Indonesia memiliki kerupuk khas yang unik dan menggoda untuk dicoba. Tak hanya memberikan kerenyahan, setiap jenisnya memiliki cita rasa dan karakteristik tersendiri. Menariknya, ada jenis yang lebih cocok disandingkan dengan hidangan tertentu, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari kuliner khas Indonesia.
Berikut ini adalah sembilan jenis Kerupuk yang terkenal di Indonesia:
- Blek
Namanya mungkin terdengar asing di telinga, namun siapa sangka, ini adalah nama lain dari makanan yang kita kenal sebagai “kerupuk putih mawar” atau “kerupuk uyel.” Makanan ini sering dijadikan permainan dalam lomba makan saat perayaan 17 Agustus. Nama “blek” berasal dari tempat penyimpanannya, yaitu kaleng seng yang disebut blek.
- Udang
Sesuai dengan namanya, karena dibuat dari udang kecil yang dihaluskan. Kuliner tradisional dari Sidoarjo, Jawa Timur, memiliki ciri khas bentuk lebar, tipis, dan sedikit berwarna merah muda. Kerupuk udang terkenal dengan aroma dan rasa udangnya yang kuat, cocok disantap bersama berbagai masakan seperti rawon, nasi goreng, dan lontong opor.
- Melarat
Nama nya terdengar unik karena “melarat” dalam bahasa Jawa berarti miskin. Disebut demikian karena kerupuk ini tidak digoreng dengan minyak, melainkan disangrai menggunakan pasir panas. Hal ini dilakukan sebagai alternatif ketika harga minyak goreng melambung tinggi. Meskipun menggunakan pasir, jangan khawatir, pasir yang digunakan bersih dan aman. Rasanya tetap gurih, menjadikannya pilihan sempurna sebagai camilan atau pelengkap nasi.
- Gendar
Dikenal sebagai kerupuk karak, berasal dari Jawa Tengah. Terbuat dari adonan nasi yang dibumbui rempah-rempah dan memiliki tekstur yang renyah dan rasa yang gurih. Banyak orang menikmatinya sebagai camilan atau pendamping hidangan sehari-hari di daerah asalnya.
Baca Juga: Ini Alasan Menyantap Mi Aceh Selalu Bikin Ketagihan
- Kerupuk Mi
Meskipun namanya mengandung kata “mi”, namun sebenarnya tidak terbuat dari mie. Bentuknya yang keriting dan berwarna kuning seperti mi telur adalah alasan mengapa disebut kerupuk mi. Biasanya, disajikan bersama asinan bogor atau asinan betawi, memberikan tekstur renyah yang khas.
- Kulit (Rambak)
Terbuat dari kulit sapi atau kerbau. Ciri khasnya adalah ukurannya yang besar dan mengembang seperti bantal. Teksturnya tipis namun renyah, dan lumer di mulut. Kerupuk kulit sering kali dimakan langsung atau diolah menjadi makanan khas seperti krecek Yogyakarta.
- Kemplang
Kerupuk kemplang berasal dari Palembang, Sumatra Selatan, dan terbuat dari tepung tapioka yang dicampur dengan ikan tenggiri. Memiliki aroma ikan yang khas dan sering disajikan sebagai pendamping pempek atau camilan dengan sambal terasi khas Bangka.
- Amplang
Kerupuk amplang banyak ditemukan di Samarinda, Kalimantan Timur. Meskipun sama-sama terbuat dari ikan tenggiri seperti kemplang, amplang memiliki perbedaan yang jelas. Teksturnya lebih padat dan bentuknya bulat kecil serta berwarna cokelat muda, menjadikannya camilan yang populer di daerah asalnya.
- Emping
Terakhir, emping adalah jenis kerupuk tradisional yang terbuat dari biji melinjo. Rasanya yang gurih dengan sedikit sentuhan pahit membuatnya sempurna sebagai pelengkap hidangan seperti soto betawi, bubur ayam, rawon, dan nasi goreng. Proses pembuatan emping melibatkan pemipihan melinjo sebelum digoreng hingga menghasilkan tekstur renyah yang khas.
Jadi, dari sembilan nama ini, mana yang jadi favoritmu? (Achmad Aristyan – Sumber: kemenparekraf.go.id