By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Menelusuri Tradisi Sakral Ngerebeg Desa Tegallang Gianyar Bali
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Menelusuri Tradisi Sakral Ngerebeg Desa Tegallang Gianyar Bali
Tradisi

Menelusuri Tradisi Sakral Ngerebeg Desa Tegallang Gianyar Bali

Ridwan
Last updated: 28/01/2025 11:34
Ridwan
Share
4 Min Read
Tradisi Ngerebeg ini merupakan representasi defile pasukan Kerajaan Singasari pada abad ke-17. Foto: wikimedia commons/ ebi triastika
SHARE

Sebuah tradisi sakral yang masih dilestarikan masyarakat Tegallalang, Gianyar, Bali adalah Ngerebeg.

Tradisi ini mencerminkan hubungan mendalam antara manusia, alam, dan roh-roh halus dalam kosmologi Hindu-Bali. Biasanya dilaksanakan setiap 210 hari (6 bulan kalender Bali). 

Bagi masyarakat Tegallalang, Ngerebeg adalah simbol kekuatan spiritual dan kultural.

Di tengah kemajuan zaman, tradisi ini tetap bertahan sebagai pengingat akan pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia dan alam semesta.

Menjaga Keseimbangan Alam dan Manusia

Kata Ngrebeg sendiri berasal dari kata Gerebeg yang artinya melakukan upacara besar, kemudian dalam bahasa Balinya mendapat angsuran sehingga menjadi Ngerebeg.

Tradisi Ngrebeg ini merupakan ritual unik khas di Daerah Tegallalang yang dilaksanakan setiap 210 hari (6 bulan kalender Bali) di Pura Kahyangan Jagat Penataran Duur Bingin, Desa Tegallalang.

Upacara ini dilaksanakan sebagai rangkaian upacara keagamaan yang disebut Puja Wali atau Piodalan di Pura Kahyangan Jagat Penataran Duur Bingin.

Tujuan dari ritual ini untuk menjaga keseimbangan antara Bhuana Alit (alam mikro) dan Bhuana Agung (alam makro), atau menekankan pada keharmonisan alam serta manusia. 

Masyarakat desa Tegallalang meyakini bahwa energi negatif dari roh jahat bisa mengganggu keseimbangan alam dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, ritual Ngerebeg dilakukan untuk membersihkan pengaruh buruk tersebut. 

Sejarah Tradisi Ngerebeg

Sejarah Ngrebeg berawal pada  abad ke-17 dari pendirian Pura Kahyangan Jagat Penataran Duur Bingin pada masa pemerintahan Raja I Dewa Agung Made.

Dahulu, pura tersebut masih berupa hamparan alang-alang sehingga disebut Tegallalang. Hamparan itu kemudian dibangun Pura berpenghuni Wong Samar yang pimpinan oleh Kelian. 

Dipilihnya area itu sebagai tempat suci karena Raja I Dewa Agung Made sering melihat di tempat tersebut muncul sinar suci yang terang.

Sebagaimana diketahui tempat itu sudah berpenghuni Wong Samar. Maka terjadi negosiasi antara Cokorda Ketut Segara dengan Wong Samar.

Cokorda Ketut Segara menjelaskan bahwa tujuan dari pembangunan Pura tersebut adalah untuk memuliakan Sang Hyang Luhuring Akasa.

Kemudian para Wong Samar mendukungnya namun dengan syarat pimpinan mereka yaitu Jero Pan Sunari juga di istana kan di Pura itu.

Sebagai imbalannya para pekerja diberi upah berupa hidangan yang disebut Paica Alit dan setelah selesai dikembalikan secara kirab yang disebut Ngrebeg. Hingga saat ini masyarakat sekitar masih menggelar tradisi ini. 

Prosesi Ritual Ngerebeg

Ritual Ngerebeg dimulai dengan membuat barong-barongan, yakni replika barong yang akan diarak.

Anak-anak dan remaja desa akan mengenakan pakaian dari dedaunan dan kadang dilukis menyerupai karakter mistis. Mereka mengusung barong-barongan sambil berkeliling desa untuk mengusir roh-roh jahat.

Prosesi arak-arakan itu secara filosofis merupakan rangkaian upacara ucap syukur dan terima kasih kepada Panjak Hana Tan Hana/Wong Samar serta mengembalikan ke asalnya masing-masing. 

Selain itu, juga sering diiringi dengan kegiatan gotong royong membersihkan desa, baik dari sampah maupun dari energi negatif yang dipandang dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat.

Proses ini disertai dengan doa-doa dan sesajen kepada para dewa. Mereka percaya bahwa, lingkungan yang bersih dapat menjauh dari malapetaka. 

Menjadi Daya Tarik Pulau Dewata

Prosesi Ngerebeg tidak hanya sebatas ritual adat, tetapi juga menjadi ajang untuk memperkuat kebersamaan masyarakat desa. Ritual ini juga simbol kekuatan spiritual dan kultural.

Terlebih lagi, upacara ini semakin dikenal oleh wisatawan dan menjadi daya tarik budaya di Bali. Meski demikian, bagi masyarakat lokal, esensi Ngerebeg tetaplah sakral. (Anisa Kurniawati- dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Tradisi Ngarot, Upacara Adat Para Perawan dan Jejaka

Makna Ritual Pradaksina oleh Biksu Thudong Thailand di Candi Borobudur

Saat Warga Dua Desa Bersatu Berburu Ikan dalam Tradisi Tubo

Karapan Sapi, Merawat Seni Tradisi Asli Madura

Menyelami Siraman Sedudo, Ritual Mandi Keberkahan di Nganjuk

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Mengunjungi Menhir, Menyingkap Rahasia Megalit Lahat
Next Article Lomba Permainan Tradisional, Lestarikan Budaya Kalimantan
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Kota Tua Padang
Kawasan Kota Tua Padang Direvitalisasi, Siap Jadi Destinasi Wisata Kelas Dunia
Berita 22/05/2025
Talang Londo
Talang Londo: Wisata Sejarah Bernuansa Belanda di Magelang
Pariwisata 22/05/2025
wamenpar
Wamenpar Tegaskan Pungli Tak Boleh Terjadi di Destinasi Wisata
Berita 22/05/2025
Sistem Penerimaan Murid Baru
Kemendikdasmen Resmi Terapkan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) untuk Tahun Ajaran 2025/2026
Berita 22/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?