Di antara kekayaan budaya Indonesia yang belum banyak diketahui, “Tari Topeng Patengteng” dari Desa Patengteng, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, menempati tempat khusus.
Tarian ini bukan sekadar pertunjukan seni, melainkan bagian dari tradisi sakral yang bertujuan untuk memohon kelimpahan air bagi masyarakat setempat. Setiap tahun, Tari Topeng Patengteng ditampilkan pada momen-momen tertentu dan menjadi salah satu bagian dari pagelaran budaya tahunan yang dinantikan oleh warga.
Tari Topeng Patengteng menggunakan lima topeng yang masing-masing mewakili sosok dengan karakteristik mistis berbeda. Dalam tarian ini, dua topeng putih berperan sebagai “punokawan” atau pengawal. Dua topeng lainnya berwarna kuning, menggambarkan “cokro panji”, sosok yang mewakili raja dan ratu.
Sementara itu, satu topeng berwarna hijau melambangkan roh lokal yang dipercaya memiliki keterkaitan khusus dengan alam sekitar. Melalui simbolisme topeng-topeng ini, tarian tidak hanya menyuguhkan estetika, tetapi juga menyampaikan pesan spiritual yang dalam. Setiap gerakan mencerminkan penghormatan masyarakat kepada alam dan harapan akan keberlanjutan sumber daya air di daerah mereka.
Kearifan Lokal Desa Patengteng
Tari Topeng Patengteng selalu digelar dalam upacara “mengawinkan” dua sumber mata air. Ritual ini dimaksudkan untuk menyatukan air dari dua sumber sebagai simbol keberlimpahan dan keberkahan. Ritual ini dilakukan di tiga tempat: diawali di rumah seorang tokoh masyarakat, dilanjutkan di sebuah sumur yang dipercaya sebagai “jantan”, dan berakhir di sumber air Sungai Langkap, yang dianggap sebagai “betina”.
Setelah tarian selesai, air dari kedua sumber ini digabungkan sebagai simbol penyatuan. Menurut tokoh masyarakat setempat, upacara ini adalah cara untuk memohon keberkahan agar desa selalu mendapatkan pasokan air yang cukup. Melalui doa dan penghormatan kepada Sang Maha Kuasa, warga berharap sumber air yang ada akan tetap mengalir deras sepanjang tahun, memenuhi kebutuhan mereka.
Setiap gerakan dalam Tari Topeng Patengteng dipenuhi dengan pujian dan doa kepada Sang Pencipta. Tarian ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga perwujudan harapan warga agar sumber daya air di Desa Patengteng selalu terjaga. Dalam setiap pagelaran, para penari dan warga yang hadir turut larut dalam kekhusyukan, memohon agar tahun berikutnya tetap diberkahi kelimpahan air.
Ritual ini memang telah menjadi tradisi tahunan. Namun, untuk tahun ini, pelaksanaannya masih dalam penantian, sebab hingga kini debit air di desa masih melimpah, sehingga warga belum merasa perlu mengadakan upacara ini kembali.
Tradisi ini juga menunjukkan bagaimana kearifan lokal dan rasa syukur masyarakat Patengteng kepada alam telah menjadi bagian penting dalam keseharian mereka. Tari Topeng Patengteng adalah warisan budaya yang tidak hanya memperkaya seni tradisional Indonesia, tetapi juga mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga hubungan harmonis dengan alam. (Sumber: lontarmadura.com)