Aspek transportasi menjadi hal penting yang harus diperhatikan dalam pembangunan kota baru, seperti Ibu Kota Nusantara (IKN) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Mengatasi tantangan itu, I Putu Dewangga Mahesa, alumnus Departemen Desain Produk Industri (Despro) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), menciptakan desain inovatif untuk kereta bandara yang akan menghubungkan IKN dengan kota-kota sekitar.
Inovasi yang digagas oleh Mahesa berfokus pada desain eksterior dan interior kereta listrik yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan IKN. Kereta yang diberi nama Batara (Balikpapan – Nusantara) Airport Express ini akan melayani rute dari IKN menuju Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan di Balikpapan. Letak bandara yang strategis ini diharapkan menjadikan kereta Batara sebagai ikon transportasi utama di IKN.
Mahesa yang akrab disapa Angga menjelaskan desain kereta ini menyesuaikan spesifikasi jalur yang direncanakan pemerintah IKN. Jalur tersebut memiliki perbedaan dibandingkan dengan jalur kereta yang sudah ada di Indonesia.
Desain kereta pun harus mengikuti rute dan standar perkeretaapian internasional, seperti lebar rel dan dimensi kereta. “Desain kereta ini disesuaikan dengan standar internasional, contohnya pada lebar rel dan dimensi kereta,” ujar Angga di Surabaya, Selasa (5/11/2024) dikutip dari Infopublik.id.
Pada desainnya, kereta ini mengedepankan bentuk kepala kereta yang aerodinamis atau streamlined, memberikan kesan modern dan futuristik. Desain ini juga berfungsi untuk meminimalkan hambatan udara, memungkinkan kereta mencapai kecepatan maksimal hingga 160 kilometer per jam. Angga menambahkan, model kepala kereta seperti ini belum umum digunakan di Indonesia.
Bagian depan kepala kereta dilengkapi dengan dua pintu yang mengintegrasikan sistem sambungan antar-rangkaian kereta. Fitur ini memungkinkan penumpang berpindah antar-rangkaian dengan mudah, meningkatkan kapasitas kereta secara efektif ketika dua rangkaian digabungkan. “Selain itu, pintu ini juga dapat digunakan sebagai jalur evakuasi darurat,” jelas Angga.
Sejalan dengan visi IKN sebagai forest city, desain kereta ini mengusung konsep alami dengan menggabungkan elemen-elemen alam. Warna biru dan hijau yang dipilih sebagai warna utama pada desain kereta mencerminkan keindahan alam Indonesia.
Bentuk kereta juga terinspirasi oleh morfologi tubuh capung yang memanjang, simbol kehidupan sehat dan lingkungan yang lestari, sesuai dengan harapan terhadap IKN. “Capung dilambangkan sebagai hewan yang hidup di lingkungan yang sehat, sebagaimana harapan kita untuk IKN,” tutur Angga.
Dalam hal kenyamanan, kereta cepat ini dilengkapi dengan berbagai fitur yang memudahkan aktivitas penumpang, seperti pintu otomatis, area khusus untuk pengguna kursi roda, dan rak penyimpanan barang bawaan. Interior kereta dirancang dengan memperhatikan antropometri atau dimensi fisik manusia, untuk mengoptimalkan kenyamanan penumpang.
Inovasi desain ini juga merupakan hasil dari Tugas Akhir (TA) Angga yang berhasil meraih penghargaan pada ajang Indonesia Industrial Design Student Award (IIDSA) ke-5 beberapa waktu lalu. Di bawah bimbingan Dr. Agus Windharto DEA, Angga meraih predikat terbaik pada kategori Service Oriented Design Solution dalam IIDSA 2024.
Ke depannya, Angga berharap industri manufaktur Indonesia dapat berkembang dengan pesat, sehingga produksi kereta seperti ini dapat dilakukan di dalam negeri. Ia juga berharap masyarakat Indonesia dapat lebih sadar akan kenyamanan dan kemudahan beralih dari moda transportasi pribadi ke kereta. “Masyarakat dapat lebih menyadari bahwa naik kereta jauh lebih nyaman dan mudah dibandingkan menggunakan mobil,”tambahnya