Kementerian Kebudayaan menargetkan tiap kabupaten ada bioskop. Hal ini diungkapkan Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, Senin (15/11/2024), saat mengumumkan bekerja sama dengan sektor swasta, Sam’s Studio, akan membuka 51 layar bioskop baru di 17 kabupaten di Indonesia.
Peresmian jaringan bioskop ini dijadwalkan pada 5 Desember 2024, dengan fokus khusus menayangkan film-film Indonesia. “Layar bioskop ini akan hadir di berbagai kabupaten di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Di setiap kabupaten, akan tersedia tiga layar bioskop,” ujar Fadli.
Kabupaten-kabupaten yang akan menikmati bioskop baru ini meliputi Cibadak, Sukabumi, Cianjur, Subang, Garut, Indramayu, Pemalang, Gombong, Pekalongan, Ungaran, Salatiga, Klaten, Solo, Nganjuk, Kediri, Pasuruan, dan Probolinggo.
Sementara itu, Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha, menyebutkan bahwa langkah ini adalah bagian dari solusi untuk menjawab dua tantangan utama perfilman Indonesia: minimnya layar bioskop di daerah dan terbatasnya sumber daya manusia di sektor ini.
“Kami terus berdialog dengan para sineas. Isu terbesar yang kami temui adalah kurangnya layar bioskop, terutama di wilayah kabupaten. Kehadiran Sam’s Studios adalah langkah awal yang sangat positif, dan kami berharap ini dapat menginspirasi lebih banyak investor,” ungkap Giring.
Selain itu, Menteri Fadli Zon menambahkan program tiap kabupaten ada bioskop ini tidak hanya meningkatkan akses masyarakat terhadap film, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru.
“Perfilman adalah bagian penting dari identitas budaya kita. Dengan penambahan layar bioskop, sineas lokal akan memiliki panggung lebih luas untuk berkarya, sementara masyarakat mendapat kesempatan lebih besar untuk menikmati hasil karya tersebut,” katanya.
Bangun Ekosistem UMKM
Ke depan, lanjut Fadli, Kementerian Kebudayaan berkomitmen bekerja sama dengan pemerintah daerah, komunitas lokal, dan sektor swasta untuk memastikan keberlanjutan program ini.
Menurutnya, kerja sama itu mendorong inovasi seperti layar tancap modern dan bioskop keliling menjangkau wilayah terpencil. “Dengan langkah strategis ini, perfilman Indonesia tidak hanya dapat bersaing di tingkat nasional, tetapi juga menembus pasar internasional,” ujar Fadli Zon.
Utusan Khusus Presiden Bidang Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad, turut mendukung inisiatif ini. Ia menegaskan bahwa bioskop ini tidak hanya menjadi ruang menonton film, tetapi juga pusat ekonomi berbasis UMKM.
“Di setiap lokasi bioskop akan ada gerai UMKM lokal. Jadi, ekosistemnya bukan hanya soal perfilman, tetapi juga memutar roda ekonomi daerah,” kata Raffi. Ia optimistis langkah ini akan berdampak signifikan bagi pertumbuhan industri kreatif di daerah.
Penambahan 51 bioskop ini bukan sekadar memperluas akses hiburan, tetapi juga memperkuat ekosistem perfilman sebagai bagian dari kebudayaan dan ekonomi Indonesia. Dengan sinergi pemerintah, pelaku industri, dan komunitas lokal, langkah ini diharapkan menjadi fondasi bagi pertumbuhan industri kreatif yang lebih inklusif dan berkelanjutan