By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Ada Tradisi Kawalu, Wisata Baduy Dalam Ditutup Tiga Bulan
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Pariwisata > Ada Tradisi Kawalu, Wisata Baduy Dalam Ditutup Tiga Bulan
Pariwisata

Ada Tradisi Kawalu, Wisata Baduy Dalam Ditutup Tiga Bulan

Achmad Aristyan
Last updated: 31/01/2025 15:57
Achmad Aristyan
Share
Pemukiman masyarakat Baduy di Lebak, Banten. Foto: Instagram/@michaell_mike
SHARE

Setiap tahunnya, masyarakat Baduy, Banten, menjalankan tradisi Kawalu dengan puasa sebagai bagian dari ritual spiritual. Setelah itu, mereka mempersiapkan tradisi puncak yang sangat penting, yakni Seba Baduy. 

Terkait tradisi Kawalu yang sangat sakral bagi masyarakat adat Baduy, kawasan Baduy Dalam di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Lebak, Banten, akan ditutup selama tiga bulan.

Tradisi Kawalu dan Persiapan Seba Baduy

Kepala Desa Kanekes, Oom, menyampaikan bahwa kawasan Baduy Dalam akan ditutup mulai 1 Februari hingga 3 Mei 2025. 

“Kawasan Baduy Dalam ditutup selama tiga bulan karena ada kawalu, mulai dari tanggal 1 Februari sampai tanggal 3 Mei,” kata Oom ketika dikonfirmasi,Kamis (30/1/2025) dilansir dari travel.detik.com.

Tradisi Kawalu merupakan wujud dari hubungan spiritual mereka dengan alam dan leluhur.

Seba Baduy adalah ritual yang melibatkan warga Baduy dalam membawa hasil bumi untuk diserahkan kepada pemerintah dan masyarakat luar, sebagai bentuk syukur dan penghormatan.

Baca juga: Menelusuri Asal-Usul Sejarah Suku Baduy Di Banten

Kunjungan yang Diperbolehkan dan Pengalihan ke Baduy Luar

Oom juga menjelaskan bahwa tiga kampung di Baduy Dalam, yaitu Cikeusik, Cikartawana, dan Cibeo, tidak akan menerima kunjungan wisatawan selama periode ini. 

“Ketiga kampung ini tidak menerima kunjungan wisatawan, kecuali kunjungan khusus yang sudah mendapatkan izin dari lembaga adat Baduy,” jelasnya.

Meski demikian, Oom memastikan bahwa kawasan Baduy Luar tetap terbuka untuk wisatawan yang ingin menikmati budaya masyarakat Baduy. 

“Untuk masyarakat yang ingin berkunjung ke Baduy Dalam dimohon untuk menunda kunjungannya sampai tradisi kawalu selesai. Kalau tetap ingin berkunjung bisa ke Baduy Luar,” tuturnya. 

Baduy Luar, yang terdiri dari kampung-kampung yang lebih terbuka untuk pengaruh luar, menawarkan kesempatan bagi wisatawan untuk mengalami budaya Baduy yang masih sangat kental, meski tidak sebesar Baduy Dalam.

Pengunjung yang ingin memasuki wilayah Baduy Luar pun harus mengikuti beberapa pedoman, seperti tidak memakai pakaian modis atau modern, dan harus menghormati adat istiadat masyarakat.

Pentingnya Pelestarian Adat dan Tradisi

Selama Kawalu berlangsung, masyarakat Baduy menjalankan berbagai aktivitas sakral dan spiritual.

Tradisi ini merupakan salah satu upaya masyarakat Baduy dalam melestarikan budaya dan adat istiadat mereka yang telah ada turun-temurun.

Sementara Ritual Seba Baduy biasanya disertai dengan pertemuan antara perwakilan masyarakat adat Baduy dan pejabat pemerintah, yang bertujuan memperkuat hubungan kedua belah pihak.

Masyarakat Baduy sangat menjaga kelestarian alam dan kehidupan mereka dengan mematuhi aturan adat yang ketat. Mereka percaya bahwa menjaga keseimbangan alam dan spiritual adalah kunci untuk kehidupan yang harmonis.

You Might Also Like

Wisata Blok M Jakarta Kembali Diramaikan Anak Muda

Mahasiswa Malaysia Wisata Edukasi di Padang Panjang

Istana Kuning: Ikon Budaya Kalimantan Tengah yang Memikat

Wisata Rekreasi dan Edukasi Perkebunan Teh di Tanjungsari Land

Bukit Menumbing, Lokasi Pengasingan Tokoh Nasional Indonesia

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Sejarah Kerupuk Kulit atau Rambak, Kasta Tertinggi Kerupuk
Next Article Petani Lereng Bromo Temukan Koin Kuno Seberat 1 Kuintal
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?