By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Adu Nyali dan Ketangkasan dalam Tradisi Ngrebeg Mekotek Bali
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Adu Nyali dan Ketangkasan dalam Tradisi Ngrebeg Mekotek Bali
Tradisi

Adu Nyali dan Ketangkasan dalam Tradisi Ngrebeg Mekotek Bali

Anisa Kurniawati
Last updated: 20/01/2025 02:51
Anisa Kurniawati
Share
Tradisi Mekotek di Kabupaten, Badung, Bali. Foto: disbud.badungkab.go.id
SHARE

Di Desa Munggu Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung, Bali ada tradisi unik yaitu, Ngrebeg Mekotek. Tradisi sebagai penolak bala ini biasanya dilaksanakan di Hari Raya Kuningan.

Tradisi ini berkaitan erat dengan kebiasaan masyarakat desa Munggu saat merayakan musim panen.

Tradisi digelar dengan cara para peserta membawa tongkat kayu untuk disatukan ke atas dan membentuk kerucut atau piramida. Dari kayu itulah menimbulkan suara bergesekan berbunyi “tek tek”. Sehingga tradisi ini dinamakan Mekotek. 

Tradisi Penyambut Kemenangan 

Tradisi Mekotek atau bisa juga disebut ngrebeg berawal dari kemenangan atas Kerajaan Blambangan di Jawa. Maka, untuk menyambut prajurit Kerajaan Mengwi masyarakat setempat melakukan tradisi mekotek dan dilestarikan hingga saat ini. 

Pada masa pemerintahan Belanda tahun 1915, Mekotek pernah dihentikan, karena Belanda khawatir akan ada pemberontakan. Belanda khawatir alat kayu yang digunakan untuk prosesinya berubah menjadi senjata.

Namun setelah pelarangan, terjadi wabah penyakit yang menyebabkan banyak warga yang sakit dan akhirnya meninggal. Sehingga, tradisi Mekotek dilaksanakan lagi untuk tolak bala.

Sejak itulah tradisi ini diyakini masyarakat dapat memberikan keselamatan dan kemakmuran. 

Pelaksanaan Tradisi Mekotek

Tradisi Ngrebed Mekotek dilaksanakan setiap 6 bulan bertepatan dengan Hari Raya Kuningan. Pesertanya laki-laki yang telah berusia remaja/dewasa. Usianya antara 12 hingga 60 tahun.

Peserta itu kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok yang isi setiap kelompok 50 orang. Setiap peserta wajib menggunakan pakaian adat madya berupa kancut dan udeng batik.

Prosesi diawali dengan berkumpul di pura dalem Munggu. Setelah berkumpul, mereka melakukan persembahyangan dan ucapan terima kasih atas hasil perkebunan.

Setelah itu, seluruh peserta melakukan pawai menuju sumber air di kampung. Kemudian, peserta yang sudah dibagi kelompok membawa tongkat kayu yang disebut pulet. 

Panjang kayu pulet sekitar 2 hingga 3,5 meter dengan hiasan berupa tamiang dan daun pandan di ujungnya. Tongkat kayu yang dibawa, diadu di atas udara membentuk piramida atau kerucut.

Di tengah berlangsungnya prosesi Ngrebeg Mekotek disajikan sebuah atraksi.

Biasanya ada peserta yang memanjat batang kayu. Tujuannya untuk unjuk keberanian, ketangkasan, kebersamaan peserta. Sedangkan peserta lainnya memberi komando dan membakar semangat.

Tradisi Ngrebeg Mekotek telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia pada tahun 2016. Masyarakat Munggu juga terus konsistensi untuk menjaga kelestarian karya budaya tersebut. (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Mengapa Melukat Penting dalam Tradisi Hindu Bali? Ini Alasannya

Mengenal Endog-Endogan, Tradisi Arak-Arakan Ribuan Telur

Denyut Ekonomi di Pasar Panggotan Kaliwiro pada Pasaran Pahing

Tradisi Bebuang, Ritual Suku Bugis Hormati Leluhur

Ketulusan Cinta dalam Sendratari Ramayana

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Petani Gembira, Durian Banjarnegara Memasuki Musim Panen
Next Article Kesegaran Rasa Rujak Kuah Pindang, Kuliner Unik Khas Bali 
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?