Listerasi masyarakat Indonesia saat ini berada dalam kondisi sangat mengkhawatirkan. UNESCO bahkan menyebut Indonesia berada di urutan kedua dari bawah soal literasi di dunia. Padahal sebelum dan sesudah Indonesia berdiri, sejumlah tokoh sudah berusaha keras meningkatkan literasi bangsa ini. Salah satunya adalah Ajip Rosidi.
Satrawan dan dan budayawan kelahiran Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat yang berpulang di usia 82 tahun pada 2020 itu dikenal sangat gigih memperjuangkan perkembangan literasi di Indonesia. Hampir seluruh hidupnya didedikasikan untuk literasi yang dipupuknya sejak usia belia.
Pembaca media mulai mengenal karya tulisnya yang dimuat di sejumlah majalah terkenal seperti Mimbar Indonesia pada tahun 1952. Ajip akhirnya berhasil menerbitkan buku pertamanya berjudul ‘Tahun-Tahun Kematian’ pada tahun 1955.

Ajip termasuk salah satu penulis yang produktif. Ratusan judul karyanya telah diterbitkan hingga akhir hayatnya. Sejumlah buku terjemahan dari karya Ajip terbit di luar negeri.
Di tahun 1971, Ajip telah mendorong lahirnya penerbit Pustaka Jaya (PT Dunia Pustaka Jaya) bersama sejumlah anggota Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) untuk menghadirkan penerbit buku bermutu.
Ajip Rosidi pun menjadi salah satu tokoh penting di belakang berdirinya Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta. Kiprahnya sebagai tokoh budaya dan sastra mengantarkannya menjadi Ketua DKJ dari tahun 1972-1981.
Tahun 2009 Ajip diganjar penghargaan Habibie Awards di bidang Ilmu Kebudayaan. Namun sikap kritis dan protesnya terhadap ajang itu pada tahun 2016, mendorongnya mengembalikan penghargaan Habibie Awards yang telah diterimanya.
Di tahun 2011, Ajip mendapatkan gelar Doktor Kehormatan Honoris Causa bidang Ilmu Budaya dari Universitas Padjadjaran Bandung. Ajip pun pernah menjadi Guru Besar di Universitas Bahasa Asing Osaka dan menjadi dosen di dua Universitas lainnya di Osaka periode tahun 1982 hingga 1996.
Jejak kiprah Ajip Rosidi yang masih eksis hingga saat ini salah satunya Hadiah Sastera Rancage yang diinisiasinya sejak tahun 1989 untuk memberi penghargaan terhadap pengembangan karya sastra di Indonesia. Hadiah Rancage saat ini digelar Yayasan Kebudayaan Rancage.
Sementara itu lebih dari 40.000 koleksi milik Ajip Rosidi yang terdiri dari buku terutama kesusastraan Sunda, majalah, laporan penelitian dan arsip-arsip langka dikumpulkan di Perpustakaan Ajip Rosidi yang dikelola Yayasan Pustaka Studi Sunda di Jalan Garut No.2, Batununggal, Kota Bandung Jawa Barat sejak tahun 2015 hingga saat ini.