By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Asep ‘Bucrak’, Perajin Kendang Beken Di Eropa
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Profil > Asep ‘Bucrak’, Perajin Kendang Beken Di Eropa
Profil

Asep ‘Bucrak’, Perajin Kendang Beken Di Eropa

Ridwan
Last updated: 11/10/2024 08:38
Ridwan
Share
3 Min Read
Foto: Diskominfo Kota Bandung
SHARE

Berbekal kecintaan pada seni budaya Sunda dan kehilangan pekerjaan karena PHK, Asep ‘Bucrak’ Kurnia, warga RW 4 Kelurahan Pasir Impun, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung, Jawa Barat terinspirasi untuk menjadi perajin kendang.

Bermodalkan alat sederhana, Asep, menyulap gelondongan-gelondongan kayu menjadi kendang sunda. Kendang sendiri merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul. Biasanya digunakan untuk mengiringi pagelaran Sunda, seperti jaipong, wayang golek, dan pencak silat.

Asep mengatakan, usahanya dalam membuat kendang dimulai dari tahun 2007. Pada saat itu, bapaknya adalah seorang seniman terompet Sunda. Dikarenakan di-PHK dari pabrik, awalnya yang hanya servis kendang saja, lama-kelamaan Asep membuat kendang sendiri.  

Pada awal usahanya, semua dilakukan seorang diri. Asep akan mencari kayu, memotong bentuk, membuat pola hingga menentukan jenis kendang apa yang akan dibuat. Semuanya ia rakit dengan penuh ketelitian dan kesabaran.

Asep menggunakan kayu nangka lokal Jawa Barat dan menggunakan kulit kerbau sebagai bahan dasar pembuatan kendang.

“Kolaborasi kayu pohon nangka dan kulit kerbau menghasilkan suara jauh lebih bagus,” katanya.

Seiring berjalannya waktu, usaha kendangnya bertambah maju, kini ia dibantu beberapa pekerja. Dalam sebulan, Asep mampu memproduksi 3-4 set kendang. Setiap set kendang terdiri dari 2 indung yaitu kendang yang berukuran besar, serta 4 kulanter atau kendang berukuran kecil, untuk pencak silat dan untuk jaipong 1 indung serta 2 kulanter. Setiap satu set kendang biasanya dapat dirampungkan dalam waktu 7 sampai 10 hari. 

Karya-karya kendangnya banyak diminati oleh kalangan musisi gamelan Sunda, rombongan pemusik wayang Golek, dan para pelestari tradisi di Jawa Barat lainnya. Kendang buatannya juga sudah banyak terjual ke berbagai daerah di Indonesia. Bahkan kendang buatannya sudah merambah pasar internasional sampai ke Belanda dan Prancis.

“Kita sudah sampai ke Belanda dan Perancis untuk penjualannya. Ada yang pesan untuk dibawa ke sana,” katanya.

Setiap set gendang dijual mulai dari harga Rp 3 juta hingga Rp 5 juta. Asep juga mengatakan bahwa ada satu set untuk pesanan ke luar negeri yang bisa terjual hingga Rp 20 juta. Kini perajin kendang tersebut, mulai memperluas jangkauan pasarnya dengan berjualan melalui platform media sosial. 

Platform yang digunakan yaitu Instagram dengan nama akun akun Instagram @bucrakprod dan Facebook pengrajin kendang. Melalui media sosial tersebut, ia membagikan proses dalam pembuatan kendang dan hasil akhir kendang yang dibuatnya. 

Ia berharap semakin banyak perajin kendang yang berkembang dan generasi muda banyak yang gemar terhadap kesenian daerah. Hal ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan kecintaan terhadap budaya Sunda.

“Saya berharap generasi muda banyak yang suka kesenian daerah demi kemajuan budaya Sunda,” ujarnya. (Anisa Kurniawati– Sumber: Bandung.go.id)

You Might Also Like

Titiek Puspa, Legenda Abadi di Panggung Musik Indonesia

Agung Wiera dan Perjalanan Panjang Fotografi Budaya

Sindudarsono Sudjojono, Pionir Seni Lukis Modern

Radhar Panca Dahana, Sang Sastrawan Pemberontak

Kue Keranjang Ny. Lauw, Ikon Tradisi Imlek Sejak Tahun 60an

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Jemparingan, Seni Panahan Mataram dengan Makna Medalam
Next Article Bikin Kenangan di Jembatan Istagramable Bandung
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?