By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Babad Lombok, Menguak Letusan Dahsyat Gunung Samalas
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Babad Lombok, Menguak Letusan Dahsyat Gunung Samalas
Warisan Budaya

Babad Lombok, Menguak Letusan Dahsyat Gunung Samalas

Ridwan
Last updated: 20/01/2025 16:10
Ridwan
Share
3 Min Read
Babad lombok Di Museum Negeri NTB. Foto: Google
SHARE

Di balik keindahan alam yang memukau, Lombok menyimpan sejarah kelam yang tertulis dalam Babad Lombok, yang hingga kini masih terjaga dengan baik di Museum Negeri Nusa Tenggara Barat.

Naskah ini ditulis di atas daun lontar dan menggunakan bahasa Jawa Kuno (Kawi) sebagai pengantarnya.

Kisah Babad Lombok ini, menjadi jejak sejarah penting dari Lombok saat ini yang telah menjadi destinasi favorit baik bagi wisatawan mancanegara maupun domestik di Indonesia.

Keindahan alamnya yang beragam, mulai dari pantai hingga pegunungan, membuat pulau ini selalu menjadi tujuan impian bagi para pelancong yang ingin menikmati liburan di sana

Data Letusan Gunung Terdahsyat di Bumi

Babad Lombok memuat kisah letusan Gunung Samalas tahun 1257 M di Pulau Lombok. Letusan ini diperkirakan mencapai tingkat 7 dalam Volcanic Explosivity Index, menjadikannya salah satu letusan vulkanik terbesar pada masa itu.

Letusan menghasilkan kolom erupsi setinggi puluhan kilometer ke atmosfer dan aliran piroklastik yang menghancurkan hampir seluruh wilayah Lombok.

Kejadian dahsyat ini kemudian dikaitkan dengan temuan tim Badan Geologi Internasional yang dipimpin oleh Frank Lavigne dari Universite Pantheon-Sorbonne.

Pada akhir tahun 2013, tim tersebut melakukan ekspedisi ke Lombok, termasuk mengunjungi Gunung Rinjani untuk mengambil sampel.

Dari hasil penelitian, ditemukan kecocokan usia karbon yang terdapat di abu yang diambil dari Kutub Utara dan Selatan, yang menunjukkan bahwa Gunung Samalas meletus pada tahun 1257.

Letusan Gunung Samalas memiliki kekuatan yang delapan kali lebih besar dari letusan Gunung Krakatau dan dua kali lebih dahsyat dibanding letusan Gunung Tambora, menyebabkan penurunan suhu global dan gagal panen di Eropa.

Para arkeolog bahkan menemukan ribuan kerangka manusia yang terkubur dalam kuburan massal di London, yang diyakini berasal dari tahun 1258, tahun setelah letusan terjadi.

Rekaman Sejarah Babak Baru Peradaban Lombok

Di Indonesia sendiri, letusan Gunung Samalas yang mengeluarkan lebih dari 40 kilometer kubik batu dan abu ke atmosfer setinggi 40 kilometer, menyebabkan kehancuran Kerajaan Lombok.

Danau Segara Anak, NTB. Foto: GoogleMaps/Mataram ID

Kini, kawah besar yang terbentuk akibat letusan tersebut dikenal sebagai Danau Sagara Anak, yang masih dapat dilihat di Pulau Lombok.

Bila diterjemahkan, Babad Lombok mengisahkan beberapa hal terkait letusan Gunung Samalas, antara lain:

  1. Gunung Rinjani longsor, dan Gunung Samalas runtuh, menghancurkan Desa Pamatan.
  2. Gempa besar berlangsung selama tujuh hari, menyebabkan kerusakan parah dan penduduk melarikan diri.
  3. Sebagian penduduk mengungsi ke daerah-daerah terdekat untuk mencari perlindungan.
  4. Batu besar, pasir, dan material vulkanik lainnya jatuh ke daratan, memaksa penduduk mengungsi lebih jauh.
  5. Ratu beserta pengikutnya mengungsi dan membangun pemukiman baru setelah gempa berakhir.

Naskah Babad Lombok mencatat semua kejadian tragis di Gunung Samalas, yang secara tidak langsung memulai babak baru dalam sejarah dan peradaban Lombok.

Dengan demikian, sejarah tersebut tidak hanya menjadi saksi dari bencana alam besar, tetapi juga menggambarkan kekuatan manusia dalam bertahan dan membangun kembali kehidupan.

Ingatlah bahwa sejarah adalah bagian penting dari keindahan yang kita nikmati saat ini. (Achmad Aristyan – Sumber: kemenparekraf.go.id)

You Might Also Like

Drumblek, Kesenian Drumband Tradisional dari Salatiga

Keunikan Camilan Ampo Tuban Berbahan Tanah Liat Pilihan

Mengenal La Galigo, Mahakarya Sastra Bugis Terpanjang di Dunia

Memahami Filosofi di Balik Gerakan dan Kostum Tari Merak

Doger Kontrak Subang, Tarian Ronggeng untuk Orang Kasmaran

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Mengungkap Legenda Yadnya Kasada Gunung Bromo
Next Article Subak, Warisan Dunia dan Pesona Wisata Bali
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?