By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Batik Garutan Enggan Ditelan Zaman
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Batik Garutan Enggan Ditelan Zaman
Warisan Budaya

Batik Garutan Enggan Ditelan Zaman

Ridwan
Last updated: 23/10/2024 16:13
Ridwan
Share
3 Min Read
SHARE

Sejak 2 Oktober 2009, batik resmi diakui UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbenda. Kemudian, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadikan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 33 Tahun 2009 yang dikeluarkan pada tanggal 17 November 2009.

Batik, kain bergambar dengan motif khas, telah berabad-abad lamanya dikenal sebagai warisan budaya Indonesia yang mendunia.

Di antara berbagai jenis batik dari berbagai daerah di Indonesia, batik garutan menonjol dengan kekhasannya. Motif dan corak Batik Garutan mencerminkan kearifan lokal wilayah Garut, Jawa Barat.

Situs Galeri Baraya Seni Rupa Indonesia (GBSRI) mencatat, batik garutan telah berkembang secara turun-temurun sejak sebelum Indonesia merdeka.

Pada tahun 1945, Batik Garutan semakin dikenal dengan nama “batik tulis garutan” dan mencapai masa kejayaannya antara tahun 1967 hingga 1985.

Saat ini, batik garutan tetap eksis berkat dedikasi para pengrajin lokal, salah satunya adalah Euis Sukaesih (67), seorang perajin batik asal Kampung Batik Paledang, Garut Kota.

Meski usianya sudah lanjut, Euis tetap semangat untuk terus berkarya. Ia menjelaskan, keterampilan membatiknya diwarisi dari neneknya sejak 1974 dan terus diturunkan kepada anak cucunya.

Baca Juga: Menelusuri Filosofi Motif Batik Khas Indonesia

Ia menerangkan pembuatan batik memakan waktu sekitar 1-2 bulan, dan lama pembuatannya tergantung motif yang harus dibuat. Untuk saat ini, imbuh Euis, dirinya menjual batik melalui keponakannya, untuk dipasarkan kepada pelanggan entah itu secara offline melalui tokonya serta online melalui media sosial yang dimiliki.

“ Ngabatik unggal dinten (membuat batik setiap hari), ini anak ibu (juga bisa membatik), ya turun temurun dari nenek, sampai anak, cucu, cicit, sudah pada bisa,” ujar Euis ketika ditemui di kediamannya di Kampung Batik Paledang, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut (1/10/2024).

Selain Euis, Kristi Jesica (37), pemilik usaha Batik KJ Indonesia, juga berkontribusi dalam melestarikan batik garutan. Kristi mengatakan, penjualan batik garutan stabil, terutama sejak hadirnya Kampung Batik Paledang yang menarik pengunjung dari dalam maupun luar negeri.

“Sejak hadirnya Kampung Batik Paledang) ada (peningkatan penjualan), kebetulan setelah di- branding banyak tamu yang datang ke sini, istilahnya kalau misalkan yang lagi liburan gitu kebetulan jalan-jalan ke sini, browsing-browsing ada yang datang ke sini, dari Jakarta , dari Bandung, Tangerang, ada juga beberapa dari luar negara,” ucapnya.

Ia juga melakukan inovasi produk, seperti syal dan hiasan dinding, untuk menjawab selera pasar yang terus berkembang yang lebih variatif. “Mudah-mudah ke depan ada ready to wear -nya juga,” kata Kristi. (Artikel diolah dari laman resmi pemprov Jabar)

You Might Also Like

Mengapa Nasi Padang Jadi Favorit? Ini Sejarah dan Keunikannya

Keunikan Sate Blora Kuliner Kaya Cita Rasa

Menjaga Warisan Tradisi Batik Dengan Teknologi AI

Lomba Permainan Tradisional, Lestarikan Budaya Kalimantan

Belanda Kembalikan Lagi Artefak Sejarah Indonesia

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Batik Motif Indonesia 4.0: Simbol Industri Masa Depan
Next Article Epigrafi Ajak Masyarakat Kenali Prasasti
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?