By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Benteng Beverwijk, Jejak Kolonial Belanda di Nusalaut Maluku
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Pariwisata > Benteng Beverwijk, Jejak Kolonial Belanda di Nusalaut Maluku
Pariwisata

Benteng Beverwijk, Jejak Kolonial Belanda di Nusalaut Maluku

Anisa Kurniawati
Last updated: 06/02/2025 10:05
Anisa Kurniawati
Share
Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id
SHARE

Pulau Nusalaut, bagian dari Kepulauan Maluku, menyimpan berbagai peninggalan sejarah kolonial, salah satunya yaitu Benteng Beverwijk. Bangunan pertahanan ini didirikan Belanda pada abad ke-17.

Benteng Beverwijk dibangun Admiral Verhoeven tahun 1654. Dua tahun kemudian, benteng ini diberi nama Beverwijk oleh De Vlaming, sesuai nama tempat kelahirannya di Amsterdam Utara. 

Dulunya benteng ini berfungsi sebagai pusat pertahanan Belanda yang ditempati seorang sersan bersama 20 serdadu serta seorang tabib. Persenjataan benteng ini terdiri dari empat meriam, dan kekuasaannya berada di bawah penguasa Honimoa.

Namun, kondisi geografis benteng ini tidak ideal. Hal ini dikarenakan keterbatasan sumber air bersih. Maka dari itu, para penghuni benteng terpaksa mengambil air dari sumur di tepi pantai, yang uapnya dianggap kurang baik bagi kesehatan. 

Saksi Peristiwa Bersejarah

Seiring waktu, Benteng Beverwijk mengalami penurunan fungsi dan mulai terbengkalai.

VOC menilai bahwa pertahanan di kawasan tersebut tidak lagi memerlukan benteng besar dan hanya membutuhkan pos militer kecil. Pada tahun 1817, benteng ini direbut penduduk setempat.

Semua penghuninya dihabisi kecuali seorang kopral Eropa dan dua tentara Jawa. Seiring dengan dikembalikannya kekuasaan Belanda oleh Inggris, Belanda kembali menguasai bangunan ini yang sebagiannya mulai dipugar.

Pada 17 November 1817, peristiwa bersejarah terjadi di benteng ini saat Kapitan Paulus Tiahahu, pemimpin rakyat Nusalaut, dieksekusi disaksikan putrinya Christina Martha Tiahahu.

Pada tahun 1824, Benteng Beverwijk kembali difungsikan sebagai bangunan pertahanan Belanda dan dijaga sekelompok tentara. Namun, pada tahun 1838, benteng ini kembali ditinggalkan.

Benteng ini perlahan-lahan berubah menjadi reruntuhan. Memasuki abad ke-20, hanya sebagian temboknya yang masih berdiri, tertutup semak-semak dan pepohonan. 

Baca juga: Melihat Kemegahan Benteng Vredeburg, Saksi Sejarah Yogyakarta

Struktur dan Arsitektur Benteng

Benteng Beverwijk memiliki denah berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 12 x 12 meter. Dindingnya memiliki tinggi sekitar 7,2 meter. Bagian fondasi setebal 2,2 meter, lantai dua sekitar 2,1 meter, dan lantai tiga yakni 1,05 meter. 

Struktur benteng ini mirip Benteng Amsterdam yang juga berada di Maluku. Saat ini, yang tersisa dari Benteng Beverwijk berupa bangunan berbentuk persegi dan puing-puing dinding kelilingnya. 

Meskipun dalam kondisi tidak utuh, benteng ini tetap menjadi saksi bisu sejarah panjang kolonialisme di Maluku dan perjuangan rakyat setempat melawan penjajahan. Sebagai bagian dari jejak kolonial di Maluku, Benteng Beverwijk merupakan warisan sejarah yang patut dilestarikan.

You Might Also Like

Rumah Adat Belitung, Warisan Arsitektur dan Kearifan Lokal

Sensasi Unik Pemandian Air Hangat Banyu Alam Dieng

Liburan Edukasi Di Museum Kambang Putih Tuban

Museum Balanga, Etalase Warisan Budaya Kalimantan Tengah

5 Rekomendasi Warung Sate Maranggi Bandung Paling Populer

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Taman Nasional Komodo, Keajaiban Alam dan Warisan Dunia 
Next Article Cara Kabupaten Lumajang Mempertahankan Julukan Kota Pisang
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?