Puluhan peserta dari seluruh kecamatan di Kabupaten Buleleng, Bali, turut ambil bagian dalam perlombaan Bulan Bahasa Bali VII yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Selasa (4/2/2025).
Lomba ini merupakan upaya pelestarian bahasa dan budaya Bali melalui berbagai kompetisi berbasis aksara, sastra, dan wacana Bali.
Bertempat di Halaman Kantor Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, ajang tahunan ini mengusung tema “Jagat Kerti Jagra Hitha Samasta”, yang bermakna pemuliaan altar bahasa, aksara, dan sastra Bali sebagai sumber kesadaran menuju harmoni semesta raya.
Upaya Pelestarian Bahasa Bali
Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, yang hadir untuk membuka perlombaan, menegaskan bahwa setiap daerah memiliki karakteristik khas dalam penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali, meskipun secara teknis mengikuti petunjuk yang ditetapkan oleh pemerintah provinsi.
“Yang paling penting adalah menjaga substansi dan kualitas setiap kegiatan, termasuk perlombaan dan pecentokan. Mulai dari kesiapan sarana, kompetensi juri, hingga kejelasan arahan dan technical meeting, semua harus dipersiapkan dengan baik agar peserta bisa tampil maksimal,” ujarnya.
Ia juga menyoroti tantangan dalam pelestarian bahasa Bali, terutama karena bahasa ini memiliki stratifikasi yang kompleks.
“Semakin tinggi tingkat kehalusan bahasa Bali, semakin sulit memahami dan menggunakannya. Dalam percakapan sehari-hari, masyarakat cenderung menggunakan bahasa yang lebih sederhana, bahkan terkadang bahasa pergaulan yang lebih kasual,” jelasnya.
Dorong Masyarakat Pergunakan Bahasa Bali
Sementara Sekda Suyasa optimistis bahwa melalui Bulan Bahasa Bali, generasi muda akan lebih memahami dan mengaplikasikan bahasa Bali dengan baik, terutama dalam konteks adat dan budaya.
“Banyaknya peserta muda yang didampingi pembimbing, ini menjadi cara sosialisasi efektif. Ke depan, mereka akan lebih siap berbahasa Bali dalam berbagai upacara adat, seperti memadik atau pernikahan, yang membutuhkan penguasaan bahasa tingkat tinggi,” tambahnya.
Dengan pelaksanaan Bulan Bahasa Bali setiap tahun, diharapkan warisan budaya ini tetap lestari dan semakin banyak masyarakat yang tergerak untuk menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pemerintah Kabupaten Buleleng, melalui Dinas Kebudayaan, akan terus mendorong berbagai inisiatif guna memperkuat eksistensi bahasa, aksara, dan sastra Bali di tengah perkembangan zaman.
Evaluasi Penyelenggaraan Bulan Bahasa
Di sisi lain, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng Nyoman Wisandika menyebut ada enam kategori lomba yaitu Lomba Ngwacen Lonta tingkat SMA/SMK, Lomba Nyurat Aksara Bali tingkat SD, Lomba Nyurat Lontar tingkat SMP, Lomba Sambrama Wacana antar Prajuru Adat, Debat (Wiwada) Mabasa Bali tingkat SMA/SMK dan Lomba Masatua antar Paiketan Krama Istri.
“Dari enam kategori lomba yang digelar, hanya peserta yang meraih juara satu yang akan mewakili Buleleng ke tingkat provinsi pada 18-20 Februari 2025. Sebelum dikirim, para pemenang akan mendapatkan pembinaan agar lebih siap bertanding sebagai duta Buleleng di ajang Bulan Bahasa Bali tingkat provinsi,” tegasnya.
Lebih lanjut, Wisandika menegaskan bahwa pelaksanaan Bulan Bahasa Bali akan dievaluasi setiap tahunnya guna meningkatkan kualitas penyelenggaraan.
Evaluasi dilakukan dalam beberapa tahapan, dimulai dari rapat bersama dewan juri untuk menentukan kategori dan persyaratan lomba, diikuti oleh koordinasi dengan kecamatan, dan diakhiri dengan rapat teknis.
“Kami selalu berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk sekolah dan kecamatan, untuk memastikan pelaksanaan lomba berjalan lancar. Harapan kami, kegiatan ini dapat terus berkembang dan semakin memperkuat pelestarian Bahasa Bali di Buleleng,” tutupnya