Saat berkunjung ke kompleks candi di Jawa Tengah, keindahan arsitektur masa lalu pasti akan memukau. Salah satu destinasi yang tidak boleh terlewatkan adalah Candi Sewu.
Namun perjalanan wisata akan terasa belum lengkap tanpa menyempatkan diri untuk mengunjungi Candi Plaosan, yang terletak sekira satu kilometer ke arah timur dari Candi Sewu.
Dilansir dari Wikipedia, Candi Plaosan merupakan monumen cinta dari Raja Rakai Pikatan, seorang raja dari Kerajaan Mataram Kuno, yang membangunnya sebagai persembahan untuk permaisurinya, Pramudyawardani.
Dua Candi Kembar
Kemegahan candi ini tidak hanya memancarkan arsitektur megah masa Hindu-Buddha, tetapi juga menjadi saksi sejarah hadirnya kasih sayang yang mendalam antara sang raja dan permaisuri.
Pengunjung akan diajak untuk menyelami kisah romantis dari masa lampau sambil menyaksikan keindahan peninggalan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha yang ada di Nusantara.
Secara geografis, Candi ini berada di Dukuh Plaosan, Desa Bugisan, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. Candi ini sering disebut penduduk dengan sebutan “Candi Kembar” karena di dalam kompleks ada dua candi besar hampir identik.
Meski demikian, jika diperhatikan lebih seksama, terdapat perbedaan signifikan antara kedua candi. Untuk membedakannya, masing-masing diberi nama Candi Plaosan Lor dan Plaosan Kidul.
Baca juga: Candi Arjuna, Pusat Sejarah Terbesar di Dataran Tinggi Dieng
Penyimpanan Naskah Kanonik
Candi Plaosan Lor, yang terletak di bagian utara kompleks, memiliki tinggi sekira 21 meter dan menghadap ke barat. Di bagian tengah candi ini terdapat halaman yang dilengkapi dengan pendopo dan tiga altar pada sisi-sisinya.
Candi ini memberikan kesan megah sekaligus sederhana dengan tampilan yang begitu elegan. Sementara itu, Candi Plaosan Kidul yang terletak di bagian selatan, juga memiliki tinggi yang sama dan terdapat halaman di bagian tengahnya.
Keunikan Candi Plaosan Kidul terletak pada kelilingannya yang dikelilingi 8 candi kecil yang terbagi menjadi dua tingkat, masing-masing tingkat terdiri dari 4 candi kecil. Pada bagian pintu masuk, terdapat ukiran tumbuh-tumbuhan yang semakin menambah keindahan arsitektur candi ini.
Beberapa ahli menganggap Candi Plaosan memiliki ciri-ciri yang berbeda dibandingkan dengan candi-candi lainnya yang ada di Klaten dan Yogyakarta.
Salah satunya adalah teras yang terlihat lebih halus, yang menyiratkan kemungkinan bahwa candi ini dahulu difungsikan sebagai tempat penyimpanan naskah-naskah kanonik milik para pendeta Buddha.
Baca juga: Candi Bogang Wonosobo dengan Arca Buddha Terbesar di Jawa
Favorit Fotografer
Selain keunikan sejarah dan arsitekturnya, Candi Plaosan juga menjadi favorit banyak fotografer. Bentuk candi yang padat dan eksotis, dengan ornamen-ornamen yang sangat detail, menjadikannya latar belakang yang sempurna untuk sesi pemotretan.
Banyak fotografer, khususnya yang tertarik pada fotografi sejarah dan budaya, memilih candi ini sebagai lokasi untuk mengabadikan tokoh pewayangan dan nuansa budaya Jawa yang khas.
Bagi yang akan mengunjungi Candi ini, siapkan juga untuk tiketnya sebesar Rp2.000/ untuk anak-anak dan Rp10.000/untuk dewasa. (Dari berbagai sumber)