Cut Caya dan Cut Cani adalah cerita rakyat yang terkenal di Aceh. Cerita ini mengisahkan tentang dua gadis yang memiliki latar belakang berbeda. Cut Caya kehilangan ibunya, sedangkan Cut Cani kehilangan ayahnya. Keduanya kemudian berteman baik dan saling melengkapi.
Dirangkum dari buku Cerita Tanah Alas yang disusun oleh Hasbullah, dahulu kala, di sebuah pondok di pinggir hutan. Di sana, tinggal seorang anak beserta ibunya. Ayahnya telah lama meninggal dunia, meninggalkan sebidang kebun yang ditanami berbagai buah-buahan dan sayur-sayuran. Dari hasil kebun inilah mereka hidup.
Setiap hari Ibu Cani pergi menjaga dan menyiangi kebunnya. Sedangkan, Cani ditinggal di pondok untuk bermain-main. Setiap pulang dari kebun, Ibu Cani selalu membawa buah-buah segar.
Tidak berapa jauh dari pondok Cut Cani, tinggallah Cut Caya. Dia tinggak bersama ayahnya saja, karena ibunya sudah lama meninggal. Ayah Cut Caya adalah seorang pemburu. Setiap pagi dia berangkat membawa pedang dan tombak, diikuti anjingnya yang setia. Bila pulang dia membawa hasil buruan namun terkadang juga pulang dengan tangan hampa.
Bila ayahnya pergi berburu, Cut Caya tinggal bermain-main di gubuk. Ketika bermain, dia menyimpan bekal daging. Lain pula dengan Cut Cani yang mempunyai bekal buah-buahan. Demikian kehidupan Cut Caya dan Cut Cani, dari hari ke hari tanpa kenal satu sama lain.
Baca juga: Kisah Amat Mude, Putra Mahkota yang Terbuang
Berbuah Kebahagiaan
Seperti hari sebelumnya, keduanya bermain-main. Kali ini agak jauh dari pondoknya. Keduanya tak sengaja bertemu dan mengeluarkan bekalnya masing-masing. Cani heran melihat daging yang dibawa Caya. Sedangkan Caya juga heran melihat buah-buahan yang dibawa Cani.
Sejak pertemuan itu Caya dan Cani selalu bermain-main berdua. Bila merasa lapar mereka saling bertukar bekal. Seiring berjalannya waktu, Caya dan Cani sepakat untuk mempertemukan kedua orang tua mereka. Kemudian, mereka membujuk agar ayah maupun ibunya untuk menikah.
Ayah Caya dan Ibu Cani akhirnya setuju atas dasar ingin membahagiakan anaknya masing-masing. Pada hari yang telah ditentukan berlangsunglah pernikahan ayah Cut Caya dengan ibu Cut Cani. Kini mereka telah tinggal sepondok. Milik Caya maupun milik Cani.
Sekarang, bila ibu mereka ke ladang dan ayahnya berburu, maka tinggallah Caya dan Cani menunggu pondok sambil bermain. Ibu pulang membawa buah-buahan dan ayahnya membawa daging. Keduanya dapat saling melengkapi.
Pertemuan tak sengaja kedua anak-anak ini membuat mereka menjalin tali persahabatan yang erat. Cerita ini mengajarkan mengenai persahabatan dan kasih sayang yang berbuah kebahagiaan.