Gunung Telomoyo di Magelang, Jawa Tengah, menyimpan kisah tragis yang jarang diketahui orang.
Selain dikenal sebagai tempat tokoh perwayangan kera puti Hanoman bersemayam, gunung ini menyimpan kenangan pahit, tewasnya belasan kru pengrawit wayang kulit akibat bencana alam.
Gunung Telomoyo, dengan ketinggian 1.894 meter di atas permukaan laut, terletak di perbatasan Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Meskipun berbentuk gunung api strato, Telomoyo belum pernah mengalami letusan. Kini, gunung ini menjadi tujuan pendakian yang cukup unik karena dapat dicapai dengan sepeda motor atau kendaraan lainnya.
Jalur pendakian yang sudah beraspal membuat perjalanan menuju puncak dapat ditempuh dalam waktu 15-30 menit, menawarkan pemandangan spektakuler sepanjang perjalanan.
Gunung ini diapit oleh beberapa gunung besar seperti Merbabu, Sumbing, Andong, dan Ungaran.
Dari penelitian geologi, Telomoyo terbentuk dari bagian selatan Gunung Soropati yang runtuh akibat erosi sejak zaman Pleistosen, menciptakan cekungan berbentuk U yang terbuka ke Tenggara.
Di tengah perjalanan menuju puncak, wisatawan dapat menikmati pemandangan air terjun kecil yang menambah pesona alam gunung ini.
Namun, Gunung Telomoyo juga memiliki sisi misteri dan cerita legenda. Konon, gunung ini menjadi tempat pertarungan antara Rahwana, sang raja raksasa, dan Hanoman dalam cerita Ramayana.
Setelah pertempuran sengit melawan Rahwana yang abadi, Hanoman akhirnya berhasil mengurung Rahwana di bawah Gunung Ungaran dengan bantuan para dewa.
Untuk menjaga agar Rahwana tidak bangkit, Hanoman memilih bertapa di Gunung Telomoyo, memantau kondisi Rahwana yang terkubur di bawah Gunung Ungaran.
Selain cerita perwayangan, masyarakat juga mempercayai adanya hubungan antara Gunung Telomoyo dan kisah mistis lainnya. Salah satu kisah tragis terjadi di Desa Sepayung (sekarang Dusun Dalangan) yang dulunya sering mengadakan pentas seni wayang kulit.
Pada suatu malam, saat pentas berlangsung, bencana alam menimpa desa tersebut. Longsor dari Gunung Telomoyo merenggut nyawa seluruh kru wayang kulit, mulai dari dalang, sinden, hingga pengrawit gamelan.
Sejak kejadian itu, Desa Sepayung berganti nama menjadi Dusun Dalangan, sebagai pengingat atas tragedi tersebut.
Bagi para pendaki yang ingin mendaki Gunung Telomoyo, selain jalur motor, ada juga jalur pendakian khusus untuk pejalan kaki yang biasanya lebih sepi dan digunakan untuk bermalam.
Di jalur ini, sering kali terdengar cerita-cerita mistis, mulai dari aroma bunga yang wangi hingga suara ramai seolah-olah berada di pasar.
Meski cerita misteri ini kerap menghantui, keindahan alam dan aura mistis Gunung Telomoyo tetap menjadi daya tarik bagi para petualang yang ingin menikmati keindahan alam Jawa Tengah. (Achmad Aristyan – Sumber: YouTube/Borin Vlog)