Kedutaan Besar RI (KBRI) Sarajevo kembali berpartisipasi pada event diplomasi kebudayaan Diplomatic Winter Bazaar (DWB) 2024. Acara berlangsung di Mirza Delibasic Hall, Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina, Sabtu (07/12/2024).
Event berupa kegiatan sosial kalangan diplomatik di Bosnia dan Herzegovina. Tahun ini, DWB diikuti 50 perwakilan asing serta 18 vendor swasta dan sponsor, dan dihadiri 15.000 pengunjung.
KBRI Sarajevo mempromosikan kuliner Indonesia seperti sate ayam, bakso, rendang, dan makanan ringan. Selain itu, ada kerajinan tangan seperti syal batik, tas rotan, tempat pensil, gantungan kunci.
Kolaborasi Diaspora
Dikutip dari Indonesia.go.id, antusiasme pengunjung bazaar mencicipi kuliner khas Indonesia sangat tinggi. Tak heran, bila makanan dan kudapan Indonesia yang disediakan habis sebelum acara ditutup.
Pihak KBRI berharap, pengalaman singkat yang dirasakan pengunjung dapat semakin mendorong minat mereka untuk berkunjung ke Indonesia.
Partisipasi Indonesia pada DWB 2024 di Sarajevo ini menjadi upaya gastrodiplomasi dari Kementerian Luar Negeri dalam rangka mendukung program Indonesia Spice up the World.
Setiap KBRI memiliki program atau turut berpartisipasi dalam pelbagai event untuk mengenalkan masakan dan makanan maupun produk-produk khas Nusantara lainnya.
KBRI yang ada di luar negeri tentu tidak bisa bekerja sendirian. Perlu ada dukungan, selain dari para diaspora Indonesia, juga pemerintahan, korporasi, budayawan, UMKM, dan industri kuliner.
Flatform Dashboard Gastrodiplomasi
Untuk menguatkan kolaborasi itu, Kemlu RI meluncurkan Dashboard Gastrodiplomasi Indonesia.
Ini adalah platform yang dibangun sebagai inisiatif Kementerian Luar Negeri untuk memberikan acuan kepada pelaku kuliner di dalam negeri maupun Perwakilan RI di luar negeri.
Platform ini untuk mengembangkan strategi gastrodiplomasi efektif mendukung diplomasi ekonomi, pemajuan kuliner sebagai aset soft power diplomasi dan mendukung Indonesia Spice Up The World.
Program Indonesia Spice Up The World sendiri telah berlangsung sejak tahun 2021.
Dashboard Gastrodiplomasi Indonesia menyajikan visualisasi data restoran maupun produk rempah dan bumbu Indonesia di luar negeri berdasarkan olahan hasil survei Kemlu RI Maret hingga Mei 2024.
Survei ini bekerja sama dengan Perwakilan RI di seluruh dunia. Hasil Survei 2024 mencatat ada sebanyak 1.221 restoran yang menyajikan menu Indonesia di luar negeri.
Dashboard Gastrodiplomasi Indonesia dapat diakses melalui tautan https://gastrodiplomasi.kemlu.go.id/dashboard.
Jembatan Diplomasi Budaya
Saat meresmikan Dashboard Gastrodiplomasi Indonesia di Jakarta, Senin (30/12/2024), Menlu RI Sugiono menyatakan strategi gastrodiplomasi efektif dalam menguatkan hubungan internasional.
“Kuliner adalah salah satu strategi soft power diplomacy terbukti efektif dalam menjadi jembatan kebudayaan dan berpotensi besar untuk meningkatkan ekonomi, perdagangan, dan hubungan internasional,” ujar Menlu RI.
Dijelaskan juga cita rasa masakan Nusantara sudah mulai mendunia. Setidaknya sebanyak 30 produk rempah dan 9 produk bumbu masak Indonesia telah diekspor ke berbagai negara sepanjang 2024.
Menlu dalam kesempatan tersebut juga menggarisbawahi bahwa mempromosikan Gastronomi Indonesia tidaklah mudah dan tidak dapat berjalan sendiri.
“Perlu adanya koordinasi, kolaborasi, dan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan untuk menjadikan kuliner Indonesia, sebagai national branding,” ungkap Menlu Sugiono.
Perhelatan peluncuran Dashboard Gastrodiplomasi dihadiri pejabat dari Kementerian Perdagangan, Kementerian UMKM, Kementerian Pariwisata, Himbaradan Garuda Indonesia.
Sebagai bentuk dukungan dari dunia Gastronomi Indonesia, hadir pula pakar kuliner seperti William Wongso dan berbagai asosiasi mitra gastrodiplomasi Indonesia seperti Komite Kuliner Indonesia (KKI), Indonesia Gastronomy Community (IGC), Aku Cinta Makanan Indonesia (ACMI).
Peluncuran Dashboard ini juga diikuti secara daring para Duta Besar RI di seluruh dunia.
Seperti pernah disampaikan Profesor Darmansjah Djumala, mantan Dubes RI untuk Austria dan PBB 2017-2021, memosisikan gastrodiplomasi dengan pas dalam bingkai diplomasi kebudayaan akan memudahkan pengambil keputusan dalam mendesain strategi nasional.
Khususnya mempromosikan Indonesia ke luar negeri menggunakan instrumen kuliner khas Indonesia.
Gastrodiplomasi Bangun Citra Negara
Mengutip seorang pengamat gastrodiplomasi, Anna Lipscomb, dari The Yale Review of International Studies dalam penelitiannya “Culinary Relations: Gastrodiplomacy in Thailand, South Korea, and Taiwan” (2019) mengatakan, bahwa karena gastrodiplomasi terkait dengan upaya membangun citra bangsa melalui makanan, ia berada dalam ranah perjuangan diplomasi kebudayaan suatu negara untuk menumbuhkan rasa saling pengertian antarbangsa.
Dengan begitu, gastrodiplomasi bisa memproyeksikan citra Indonesia dalam perspektif yang lebih luas dan strategis, diplomasi kebudayaan dilakukan dalam narasi baru: mencitrakan Indonesia yang multikultural, demokratis, moderat, toleran, dan menghargai keberagaman.
Hal itu bisa dijelaskan melalui makna dari keberadaan Nasi Tumpeng, misalnya atau makanan Gado-gado. Di balik bentuk, rasa, dan asal-usul bahan penganan tersebut bisa membentuk persepsi Indonesia yang multikultural, demokratis, moderat, toleran, dan menghargai keberagaman itu.