Dongeng Timun Mas, atau dalam bahasa Jawa dikenal sebagai Timun Emas, adalah salah satu cerita rakyat yang berasal dari Pulau Jawa. Kisah ini mengandung pesan moral tentang keberanian, kecerdikan, dan tekad seorang gadis muda dalam menghadapi ancaman yang besar.
Melansir dari kanal YouTube Dongeng Kita, cerita ini telah diceritakan secara turun-temurun dan menjadi bagian penting dari budaya dan warisan Jawa.
Janji Seorang Ibu
Dahulu kala, hiduplah seorang janda tua yang sangat merindukan kehadiran seorang anak. Namun, sekeras apa pun usahanya, ia tidak juga dikaruniai keturunan.
Suatu hari, sang janda bertemu dengan raksasa hijau yang memberinya sebuah biji mentimun.
Raksasa itu berkata, “Tanamlah biji ini, dan dalam waktu singkat kamu akan mendapatkan seorang anak, tetapi dengan satu syarat, setelah anak itu dewasa kamu harus menyerahkannya kepadaku.”
Janda tua itu menyetui syarat itu. Biji mentimun itu ditanam, dan keajaiban pun terjadi.
Dari biji itu tumbuhlah sebuah mentimun berukuran sangat besar, dan ketika dibuka, di dalamnya terdapat seorang bayi perempuan cantik. Bayi itu diberi nama Timun Mas.
Timun Mas Tumbuh Dewasa
Timun Mas tumbuh menjadi gadis yang cerdas, baik hati, dan berparas cantik. Namun, seiring bertambahnya usia, janda tua itu semakin cemas karena ia harus memenuhi janjinya kepada raksasa.
Tak ingin kehilangan putri kesayangannya, janda itu meminta bantuan seorang pertapa sakti di hutan. Sang pertapa memberikan empat benda berupa biji mentimun, jarum, garam, dan terasi, yang masing-masing memiliki kekuatan magis.
Keempat benda ini diberikan kepada Timun Mas untuk melindungi dirinya dari raksasa.
Timun Mas Melawan Raksasa
Ketika hari yang ditentukan tiba, raksasa hijau datang untuk mengambil Timun Mas. Namun, gadis itu dengan berani melarikan diri ke hutan sambil membawa keempat benda pemberian sang pertapa.
Raksasa yang marah segera mengejarnya.
Dalam pelariannya, Timun Mas memanfaatkan benda-benda magis satu per satu untuk menghalangi raksasa yang mengejarnya.
Pertama, ia melemparkan biji mentimun yang segera tumbuh menjadi ladang mentimun lebat, membuat raksasa terhambat karena harus melewati ladang itu.
Selanjutnya, ia melemparkan jarum yang berubah menjadi hutan bambu rimbun dengan duri tajam, melukai tubuh raksasa saat mencoba menerobosnya.
Ketika situasi semakin mendesak, Timun Mas melemparkan garam yang menciptakan lautan luas, mempersulit raksasa untuk melanjutkan pengejaran.
Terakhir, ia menggunakan terasi yang berubah menjadi lumpur panas, menelan tubuh raksasa hingga akhirnya raksasa lenyap selamanya. Setelah berhasil mengalahkan raksasa, Timun Mas kembali ke rumah dan memeluk ibunya dengan penuh haru.
Mereka berdua hidup bahagia tanpa rasa takut lagi. Dongeng Timun Mas menjadi legenda yang sarat akan pesan moral, yaitu keberanian, kecerdikan, dan pentingnya cinta seorang ibu.