By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Es Cendol Elizabeth, Setia Dengan Cita Rasa
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Pariwisata > Es Cendol Elizabeth, Setia Dengan Cita Rasa
Pariwisata

Es Cendol Elizabeth, Setia Dengan Cita Rasa

Ridwan
Last updated: 26/10/2024 06:01
Ridwan
Share
4 Min Read
Foto: Diskominfo Kota Bandung
SHARE

Es Cendol Elizabeth telah menjadi satu nama yang tertanam dalam benak warga Kota Bandung untuk urusan pelepas dahaga. Rasanya yang tidak pernah berubah sejak awal dibuka, menjadikan minuman manis ini banyak disukai oleh orang-orang. 

Es Cendol ini merupakan salah satu kuliner minuman legendaris yang dirintis oleh H. Rohman sejak 1972 di Kota Bandung. Minuman cendol sendiri terbuat dari tepung beras yang dicetak mirip bentuk tetesan. Biasanya disajikan bersama dengan santan dan sirup gula aren. 

Sejarah bermula dari gerobak keliling yang mangkal di depan rumah Bu Eli pemilik toko Tas Elizabeth hingga akhirnya menjadi Es Cendol Elizabeth.

Asal-Usul Nama Elizabeth

Nur Hidayah, anak kedua H. Rohman  menceritakan sejarah dan perjalanan es cendol milik orang tuanya. Dia berkata bahwa sejak tahun 1972 sudah berjualan es cendol menggunakan gerobak keliling dan sering mangkal di depan rumah Eli.

“Bu Eli yang saat itu masih bekerja di toko tas, sering menitipkan tas reject kepada Rohman,” kata Nur.

Hingga akhirnya rumah Eli menjadi toko tas dan berdiri plang toko tas Elizabeth, Rohman masih berjualan es cendol. Kata Nur Hidayah, karena bapaknya kurang lancar dalam membaca dan menulis, ketika ada yang memesan cendol, Rohman selalu meminta tolong ke Eli untuk menuliskan pesanannya.

Baca Juga: Bikin Kenangan di Jembatan Istagramable Bandung

 Uniknya, Eli yang sering menuliskan pesanan cendol menggunakan bon tas Elizabeth, menyarankan agar nama cendolnya juga Elizabeth. Begitulah asal-usulnya nama Cendol Elizabet dibuat. 

Bahkan saat itu, sekitar tahun 1980 ada momen setiap orang yang membeli tas Elizabeth pasti akan disuguhkan cendol milik H. Rohman. Kalau sekarang istilahnya “Welcome Drink”. Kala Ramadan tiba cendol Elizabeth di depan rumah Eli tepatnya di Jalan Oto Iskandar Dinata sering kehabisan stok. Nur, juga mengatakan pengunjung sering menanyakan pabriknya, karena sering kehabisan cendol. Rohman pun memberikan alamatnya yang di Inhoftank, karena cendol buatannya memang buatan rumah. Dari situlah mulai banyak yang datang ke rumah untuk membeli cendol. 

Baca Juga: Bernostalgia di Kaulinan Pasir Kunci Kota Bandung

Pada tahun 1998 mulai dibangun Es Cendol Elizabeth pusat yang berada di Jalan Inhoftank Nomor 64. Saat ini memiliki tiga cabang yaitu: di Inhoftank, Majalaya dan Tasikmalaya. Selain itu, kini Es Cendol legend ini ada di sejumlah mal dengan nama Es Cendol Queen Elizabeth.

“Kita menjual Cendol Queen Elizabeth khusus per porsi alias cup, kuah santannya diganti dengan susu,” ungkap dia.

Nur Hidayah mengatakan bahwa rahasia agar Es Cendol Elizabeth agar memiliki pelanggan tetap dan menjadi salah satu kuliner minuman legendaris di Kota Bandung adalah mementingkan kualitas rasa. 

“Dari awal berdiri sampai sekarang, kita selalu mempertahankan kualitas rasa yang tidak berubah,” tuturnya.

Menu Es Cendol Elizabeth

Es Cendol Elizabeth Pusat di buka setiap hari dari pukul 09.00 WIB. Selain cendol, tempat ini juga menjual es goyobod, batagor kering, bakso tahu dan bakso yamin. Untuk varian toping ada nangka dan alpukat. 

Harga makanan kering di mulai dari Rp20.000-30.000, cendol original Rp7.000 per porsi gelas, cendol bungkus besar Rp23.000 per liter, cendol toping nangka Rp10.000 per cup dan cendol toping alpukat Rp12.000 per cup. (Anisa Kurniawati- Sumber: Diskominfo Kota Bandung)

You Might Also Like

Rumah Adat Belitung, Warisan Arsitektur dan Kearifan Lokal

#DiIndonesiaAja Travel Fair (DIATF) Targetkan 1 Miliar Kunjungan

Hutan Mangrove Tatakalai, Ekowisata Lestari di Sulawesi Tengah

Wisata Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Hidupkan Ekonomi

Souvenir Unik Mandalika yang Tidak Boleh Dilewatkan

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Desa Wisata Rhepang Muaif Tawarkan Budaya Lokal Papua
Next Article Abah ‘Oemar Bakrie’ Landoeng, Saksi Sejarah KAA 1955
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?