By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Festival Bandeng Rawa Belong 2025 Lestarikan Budaya Betawi
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Event > Festival Bandeng Rawa Belong 2025 Lestarikan Budaya Betawi
Event

Festival Bandeng Rawa Belong 2025 Lestarikan Budaya Betawi

Anisa Kurniawati
Last updated: 29/01/2025 04:05
Anisa Kurniawati
Share
Kedatangan Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Teguh Setyabudi dan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Pramono Anung dan Rano Karno di Festival Bandeng Rawa Belong, Jakarta Barat pada Selasa (28/1/2025). (Istimewa)
SHARE

Demi melestarikan tradisi dan budaya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama warga Betawi menggelar Festival Bandeng Rawa Belong di Pasar Bunga Rawa Belong, Kelurahan Sukabumi Utara, Jakarta Barat,  27-28 Januari 2025.

Festival Bandeng Rawa Belong digelar bertepatan dengan perayaan Tahun Baru Imlek 2025. Acara ini disambut meriah ibuan warga Jakarta yang antusias membeli ikan bandeng jumbo dengan berat antara dua hingga tiga kilogram.

Budaya Betawi Dukung Ekonomi Lokal

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, bersama Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Pramono Anung dan Rano Karno. Mantan Gubernur DKI Jakarta seperti Sutiyoso, Fauzi Bowo, dan Djarot Saiful Hidayat juga ikut memeriahkan acara yang digelar setiap tahun ini.

Dilansir dari Infopublik.id, Festival bertujuan menghidupkan lagi tradisi Nganter Bandeng, yaitu membawa bandeng sebagai simbol kebersamaan dalam menyambut tahun baru Imlek.

Teguh Setyabudi Selasa (28/1/2025) menjelaskan, “Melalui acara ini, kita ingin menguatkan dan menghidupkan kembali budaya Betawi serta mendukung pengembangan ekonomi lokal melalui partisipasi UMKM.”

Festival Bandeng Rawa Belong 2025

Festival diikuti 32 tenant bandeng segar dan 25 pelaku UMKM makanan khas Betawi. Bandeng yang dijual berasal dari pasar grosir ikan Muara Angke, Jakarta Utara, dan telah melalui pengujian kualitas oleh Dinas Perikanan Jakarta.

Harga bandeng dijual rata-rata Rp120 ribu per kilogram, namun masih bisa ditawar lagi.

Saat lelang ikan bandeng jumbo berukuran 5 kilogram berhasil dilelang seharga Rp6 juta per ekor dan dibeli Teguh Setyabudi dan Pramono Anung.

Ikan bandeng diolah menjadi hidangan pindang bandeng, bandeng pucung, dan bandeng goreng.

Selain lelang, festival diisi juga pentas seni Betawi seperti Barongsai dan Palang Pintu diiringi musik tradisional untuk memperkenalkan budaya Betawi kepada generasi muda dan masyarakat luas.

Ketua RW.08 Kelurahan Sukabumi Utara, Matroji, menyatakan bahwa festival ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga upaya untuk melestarikan warisan budaya Betawi.

“Kami berharap acara seperti ini bisa terus digelar agar budaya Betawi tidak punah,” ujarnya.

Melalui Festival Bandeng Rawa Belong, budaya dan kuliner Betawi kembali hidup di tengah masyarakat. Saatnya menikmati kuliner tradisional yang bercita rasa unik.

Menjaga Warisan Budaya Betawi

Suku Betawi identik dengan Jakarta, memiliki kekayaan budaya yang meliputi kesenian, kerajinan tangan, hingga kuliner khas. Namun, pesatnya pembangunan kota dan tingginya arus urbanisasi membuat budaya Betawi semakin jarang ditemui.

Seni Betawi seperti Lenong, Tari Topeng, Tanjidor, Palang Pintu, Jampa-Jampe, dan Ondel-ondel.

Budaya kuliner Betawi antara lain hidangan khas Nasi Uduk, Kerak Telor, Gabus Pucung, Pindang Bandeng, Sayur Babanci, Semur Jengkol, dan Pecak Lele.

Betawi pun memiliki tradisi Nyorog, yaitu membawa makanan ke rumah saudara yang lebih tua.

Di sisi lain, busana adat Betawi juga memiliki ciri khas. Pria Betawi mengenakan Baju Sadaria, kopiah hitam, dan cukin (kain sarung), dan perempuan berkebaya encim dengan selendang none Betawi sebagai kerudung atau selempang.

You Might Also Like

Lukisan Raden Saleh Laku Puluhan Miliar di Sotheby’s Singapura

Pesona Seribu Penari dalam Festival Gandrung Sewu

UNESCO: Indonesia Membuat Standar Baru Penyelenggaraan Event

Segoro Topeng Kaliwungu Masuk Karisma Event Nusantara 2025

Karnaval Budaya Terbesar Di Sumenep Usung Tema Keris

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Pesona Taman Wisata Air Tirta Gangga di Karangasem, Bali
Next Article Aroma Rezeki di Balik Asap Dupa saat Imlek di Lumajang
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?