By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Festival Erau, Pesta Rakyat Tertua di Kalimantan Timur 
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Event > Festival Erau, Pesta Rakyat Tertua di Kalimantan Timur 
Event

Festival Erau, Pesta Rakyat Tertua di Kalimantan Timur 

Anisa Kurniawati
Last updated: 01/01/2025 13:08
Anisa Kurniawati
Share
Beseprah adalah makan bersama yang digelar pada hari Rabu dalam Festival Erau setiap tahunnya di kota Tenggarong, Kalimantan Timur. Foto: Wikimedia Commons/Ezagren
SHARE

Festival Erau merupakan acara tahunan bagi masyarakat Tenggarong, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. Tradisi yang telah berlangsung selama berabad-abad.

Gelaran festival ini dimeriahkan dengan beraneka kesenian mulai dari upacara adat dari Suku-suku Dayak hingga lomba olahraga ketangkasan tradisional. 

Tradisi ini berlangsung seiring perjalanan sejarah Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Bisa dikatakan, Erau telah berlangsung sejak masa awal Kesultanan Kutai berdiri.

“Erau” berasal dari kata “eroh” (bahasa Melayu) Kutai Tenggarong bermakna keramaian pesta ria.

Penobatan Raja Kutai Kartanegara

Menurut sejarah Erau pertama kali ada sejak abad ke-12 Masehi. Tradisi ini berlangsung saat Aji Batara Agung Dewa Sakti yang masih berusia 5 tahun melaksanakan ritual tijak tanah dan mandi ke tepian. 

Kemudian setelah dewasa diangkat menjadi sultan pertama Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Saat itulah setiap terjadi penggantian atau penobatan Raja Kutai Kartanegar, Erau digelar 

Dalam perkembangannya, Erau digelar untuk pemberian gelar dari Raja kepada tokoh atau pemuka masyarakat yang dianggap berjasa terhadap Kerajaan. Pada awalnya, perhelatan ini berlangsung selama 40 hari 40 malam dan diikuti segenap lapisan masyarakat.

Mereka datang dari seluruh pelosok wilayah kesultanan dengan membawa bekal bahan makanan, ternak, buah-buahan, dan juga para seniman. Sementara itu, Sultan serta kerabat Keraton lainnya memberikan jamuan makan kepada rakyat.

Hal ini simbol tanda terima kasih Sultan atas pengabdian rakyatnya. Seiring waktu, Kerajaan Kutai Kartanegara berubah menjadi Kabupaten Kutai dan Tradisi Erau tetap dipelihara dan dilestarikan. 

Festival Budaya 

Erau yang dilangsungkan menurut tata cara Kesultanan Kutai terakhir kali diadakan tahun 1965. Tradisi ini mulai dihidupkan kembali pada tahun 1971. Namun, dengan beberapa persyaratan seperti tidak boleh menjalankan upacara Tijak tanah dan Pemberian Gelar.

Erau dilangsungkan bertepatan dengan hari jadi Kota Tenggarong, yaitu setiap tanggal 29 September. Tetapi, sejak tahun 2010, pelaksanaan festival ini dimajukan menjadi Bulan Juli.

Tradisi yang tadinya pesta rakyat kini telah berubah menjadi perhelatan budaya Internasional. Festival ini memunculkan berbagai kesenian, upacara adat, lomba olahraga tradisional, dan lainnya. 

Tahun 2013, untuk pertama kalinya, Erau disandingkan dengan perhelatan budaya tradisional dari berbagai negara. Perhelatan ini bernama Erau International Folklore and Art Festival (EIFAF).

Pada 2014, festival Erau diikuti oleh 12 negara. Dengan hal ini, festival Erau merupakan representasi dari kearifan lokal di Indonesia yang mendunia. (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Indonesian Dance Festival (IDF) 2024, Perayaan Warisan Budaya

Karnaval Budaya Terbesar Di Sumenep Usung Tema Keris

Fire Power Demo TNI AU di Lumajang Gerakan Ekonomi Lokal

Kreasi Talenta Muda Jawa Timur Peringati Hari Sumpah Pemuda

Pameran Literasi Pacitan Hadirkan Lukisan Adipati Setro Ketipo

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Masjid Jogokariyan Ikon Dakwah dan Sejarah di Yogyakarta
Next Article Candi Tebing Gunung Kawi, Pertapaan Suci Raja-raja Bali
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?