By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Tari Giring-Giring, Media Pemersatu Warga di Kalimantan Tengah
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Tari Giring-Giring, Media Pemersatu Warga di Kalimantan Tengah
Warisan Budaya

Tari Giring-Giring, Media Pemersatu Warga di Kalimantan Tengah

Anisa Kurniawati
Last updated: 24/02/2025 09:23
Anisa Kurniawati
Share
Sejumlah penari menampilkan tarian giring-giring pada rangkaian upacara Hari Jadi Kota Palangka Raya beberapa waktu lalu. Foto: Infopublik.id
SHARE

Tari Giring-Giring, tarian tradisional Suku Dayak Ma’anyan di Provinsi Kalimantan Tengah, yang digunakan sebagai simbol pemersatu antara satu warga dengan yang lainnya.

Tarian ini mengekspresikan kegembiraan dan rasa senang masyarakat suku Dayak di Kalimantan Tengah dengan menggunakan tongkat sebagai media menarinya.

Tarian Sambut Pahlawan Perang Dayak

Dilansir dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, tarian ini diperkirakan tumbuh dan berkembang sejak permulaan tahun 525 di daerah Paju Ampat, Kecamatan Dusun Timur Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah.

Seiring waktu, kesenian tari ini menyebar luas ke berbagai daerah sekitar dan ke Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.

Pada awalnya tarian ini dikenal dengan nama Tari Gangereng.

Pada jaman dahulu, tarian ini ditampilkan pada saat menyambut pahlawan Suku Dayak yang telah menang dalam perang melawan penjajah. Maka dari itu, saat ini tarian ini juga digunakan untuk menyambut kedatangan tamu. 

Seiring waktu, tari Giring-Giring dikreasikan, namun tetap tidak meninggalkan unsur keasliannya.

Tari ini mengalami perkembangan dari ragam gerak, musik, jenis busana maupun alat musik. Hal ini disebabkan karena perpindahan penduduk dari daerah asal ke daerah lainnya. 

Tarian yang dulunya digunakan menyambut kemenangan pahlawan, kini berubah menjadi tari pergaulan muda mudi yang penuh suka cita, tarian selamat datang dan sebagai bentuk rasa syukur.

Biasanya ditampilkan pada acara-acara untuk menyambut tamu seperti, pesta pernikahan, hajatan, dan pada acara-acara seremonial lainnya. 

Tari dengan Media Tongkat 

Mulanya disebut sebagai tari Gangereng, namun diubah menjadi Tari Giring-Giring agar lebih mudah diingat oleh masyarakat. Gangereng sendiri adalah properti yang digunakan untuk menari.

Alat ini terdiri dari dua buah stik atau gantar atau tongkat yang dipegang dengan tangan kanan dan kiri. Stik atau gantar yang digunakan untuk tangan kiri terbuat dari papan yang berbentuk perisai berukuran 8×120 cm.

Stik ini merupakan replika dari senjata tradisional lunju/tombak (bambu runcing) yang digunakan suku Dayak di Kalimantan Tengah dalam berperang melawan penjajah. 

Sedangkan, Gangereng untuk tangan kanan, terbuat dari seruas bambu yang ujung-ujung rongganya ditutup menggunakan kayu ringan serta bagian tengah bambu dilubangi kemudian bambu tersebut diisi dengan biji buah merah yang sudah tua. 

Bila gangereng dihentakkan beraturan, maka akan mengeluarkan bunyi dan nada yang harmonis.

Gerakan tari dasarnya yaitu menggerak-gerakan badan mengikuti irama musik, sambil menghentak-hentakkan stik dan gangereng sehingga menimbulkan bunyi.

Sedangkan iringan musik menggunakan dengan suara alat musik, saron, gendang dan gong.

Keserasian dari gerakan tangan dan kaki ditambah dengan keserasian antara ritme musik dan gerakan penarinya itulah yang menjadi daya tarik bagi orang menonton pertunjukan tari giring–giring. (Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id)

You Might Also Like

Sejarah Wayang Potehi, Warisan Budaya Tiongkok di Nusantara

Trem Batavia, Primadona Transportasi Jakarta Tempo Dulu

Teh Solo dalam Budaya Minum Teh Indonesia

Gambang Semarang, Kolaborasi Apik Musik, Tari dan Humor

Tari Muang Sangkal, Tarian Penolak Bala Masyarakat Madura

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Triyanto Triwikromo, Penyair Terbaik Asal Salatiga
Next Article Legenda Si Gringsing dan Si Kasur, Cinta Abadi yang Diuji
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?