By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Gunung Padang, Peradaban Kuno di Tanah Pasundan
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Gunung Padang, Peradaban Kuno di Tanah Pasundan
Warisan Budaya

Gunung Padang, Peradaban Kuno di Tanah Pasundan

Achmad Aristyan
Last updated: 08/12/2024 16:24
Achmad Aristyan
Share
Kawasan Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat. Foto: Googlemaps/ Endi Permana
SHARE

Gunung Padang, yang dalam bahasa masyarakat setempat berarti “Gunung Terang,” menjadi salah satu situs megalitik paling menarik di Indonesia. Nama ini muncul karena adanya kepercayaan, pada malam tertentu, tempat ini bersinar terang dan kadang terdengar suara musikal misterius. 

Meskipun disebut gunung, Gunung ini sebenarnya adalah sebuah bukit dengan ketinggian sekitar 885 meter di atas permukaan laut (mdpl).  Terletak di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, kawasan unung  dapat dijangkau dengan perjalanan sekira 1,5 jam atau 45 kilometer dari pusat kota Cianjur.

Situs Megalitik Terbesar 

Melansir dari indonesiakaya.com, Gunung Padang dikenal sebagai situs megalitik berbentuk punden berundak terbesar di Asia Tenggara. Tradisi punden berundak ini mencerminkan era megalitik (dari kata mega yang berarti besar dan lithos yang berarti batu), dengan bebatuan andesit basaltis berwarna abu-abu gelap yang mendominasi struktur situs ini. 

Keberadaan situs ini membuktikan bahwa peradaban manusia di wilayah Nusantara telah mencapai tingkat kemajuan tertentu jauh sebelum masa modern.  Selain sebagai tempat bersejarah, Gunung ini juga menjadi destinasi wisata. 

Berjalan di antara susunan batu-batu besar memberikan sensasi seakan melintasi lorong waktu ke masa pra-sejarah, mengingatkan pada kekayaan sejarah yang dimiliki bangsa Indonesia. Panorama di sekitar situs ini juga memiliki panorama yang indah.

Baca juga: Panorama Gunung dan Udara Sejuk Puncak Darajat Garut

Menghargai Peradaban  

Penelitian menggunakan metode “karbon dating” menunjukkan bahwa lapisan bawah situs ini diperkirakan berusia hingga 20.000 tahun, jauh lebih tua dari piramida di Mesir. Hal ini memunculkan spekulasi bahwa Gunung Padang bisa menjadi salah satu peradaban tertua di dunia.

Situs Gunung Padang dipercaya bukan sekadar tempat tinggal, melainkan sebuah pusat ritual. Penataan batu andesitnya diduga memiliki keterkaitan dengan fungsi astronomis dan kepercayaan masyarakat purba terhadap alam semesta.

Penelitisan terkait Gunung Padang memiliki situs berupa sebuah piramida purba yang dibangun lebih 2.3000 tahun yang lalu mencuat di sekitar tahun 2012. Namun teori piramida di bawah situs punden berundak Gunung Padang itu dimentahkan teori sejumlah ahli arkeologi, sejarah dan geologi.

Para ahli dari Barat pun ramai-ramai membantah studi yang mengklaim situs Gunung Padang sebagai piramida tertua di dunia. Mereka menilai klaim tersebut tak terbukti secara ilmiah.

Saat ini, situs Megalitikum Gunung Padang tidak hanya menyimpan sejarah yang kaya, tetapi juga mengundang rasa ingin tahu terhadap bagaimana manusia zaman dahulu menciptakan karya besar yang masih bertahan hingga kini. Tempat ini menjadi simbol kebanggaan akan warisan leluhur Nusantara. (Diolah dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Alunan Alat Musik Talempong Khas Nagari Minangkabau

Kopi Jahe dan Si Pitung: Warisan Budaya Takbenda Indonesia

Mengenal Spedagi, Sepeda Bambu Temanggung Yang Mendunia

Mengintip Tari Sintren, Tarian Mistis Dari Dalam Kurungan

Tari Golek Ayun-Ayun, Ekspresi Kecantikan Gadis Jawa

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Naniura, Sashimi Ala Batak yang Jadi Hidangan Para Raja
Next Article Donggala Kaledo Fest 2024, Lestarikan Warisan Kuliner Kaili
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?