Secara geografis, Gunung Wurung berada di Desa Parang, Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Gunung ini memiliki ketinggian yang relatif rendah, hanya sekitar 80 meter, dan tidak memiliki puncak tertinggi, sehingga lebih menyerupai bukit daripada gunung.
Menurut ilmu geologi, Gunung Wurung terbentuk akibat adanya intrusi batuan. Magma dari perut bumi mencoba menerobos lapisan batuan di permukaan, namun karena udara dingin, magma tersebut tidak sempat mencapai permukaan dan mengeras sebelum sampai. Inilah yang menyebabkan Gunung Wurung memiliki bentuk yang tidak besar dan tanpa puncak.
Di sisi lain, masyarakat Jawa Tengah, khususnya di sekitar Kebumen, memiliki legenda tersendiri terkait terbentuknya Gunung Wurung. Cerita ini dikisahkan dari generasi ke generasi. Konon, pada zaman dahulu, Desa Parang merupakan daerah datar dan luas tanpa adanya gunung atau perbukitan. Akibatnya, desa ini rentan terhadap bencana seperti banjir dan angin ribut. Para pemuka adat dan tokoh masyarakat desa sepakat memohon kepada para dewa agar dibuatkan sebuah gunung yang dapat melindungi desa dari bencana.
Doa mereka akhirnya terkabul, dan para dewa bersedia membuatkan gunung dalam satu malam. Namun, para dewa memberikan syarat: tidak seorang pun dari desa boleh keluar rumah atau menyaksikan proses pembuatan gunung itu, termasuk anak-anak.
Persyaratan tersebut disampaikan kepada warga desa, yang kemudian dengan senang hati menyetujui syarat tersebut. Mereka menantikan hari di mana gunung akan terbentuk dan
berharap keesokan harinya desa mereka akan terlindungi. Pada malam yang ditentukan, semua warga masuk ke rumah masing-masing, mengunci pintu, dan tidak ada yang berani mengintip. Sementara itu, para dewa dan prajurit mereka mulai bekerja keras membangun gunung. Fondasi dan tiang-tiang telah didirikan, dan proses pembentukan gunung hampir selesai.
Namun, ketika hari menjelang pagi, tiba-tiba seorang gadis desa yang hendak mencuci beras di sungai tidak sengaja keluar rumah. Gadis itu, yang mungkin tidak mengetahui tentang larangan tersebut, tanpa sadar melanggar syarat yang diberikan oleh para dewa. Saat tiba di sungai, ia terkejut melihat sebuah bukit di tempat yang sebelumnya datar. Gadis itu pun mendongak dan melihat sosok-sosok besar sedang membangun sesuatu.
Panik dan ketakutan, gadis tersebut lari kembali ke desanya, berteriak-teriak minta tolong. Teriakannya terdengar oleh para dewa, yang kemudian memerintahkan prajurit mereka untuk menghentikan pekerjaan. Akibatnya, gunung yang sedang dibangun tidak jadi diselesaikan.
Inilah asal-usul mengapa Gunung Wurung tidak menjulang tinggi, menurut legenda yang beredar di masyarakat Kebumen. Ceritanya penuh dengan unsur mitos, meski terdengar sulit dipercaya. Bagaimana menurut Anda? Apakah legenda ini meyakinkan atau sekadar cerita rakyat belaka?
(Achmad Aristyan – Sumber: YouTube BERBAGI TAHU)