By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Gunung Wurung, Gunung yang Gagal Dibangun Para Dewa
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Cerita Rakyat > Gunung Wurung, Gunung yang Gagal Dibangun Para Dewa
Cerita Rakyat

Gunung Wurung, Gunung yang Gagal Dibangun Para Dewa

Ridwan
Last updated: 15/10/2024 12:38
Ridwan
Share
3 Min Read
Ilustrasi legenda Gunung Wurung di Kebumen.
SHARE

Secara geografis, Gunung Wurung berada di Desa Parang, Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Gunung ini memiliki ketinggian yang relatif rendah, hanya sekitar 80 meter, dan tidak memiliki puncak tertinggi, sehingga lebih menyerupai bukit daripada gunung.

Menurut ilmu geologi, Gunung Wurung terbentuk akibat adanya intrusi batuan. Magma dari perut bumi mencoba menerobos lapisan batuan di permukaan, namun karena udara dingin, magma tersebut tidak sempat mencapai permukaan dan mengeras sebelum sampai. Inilah yang menyebabkan Gunung Wurung memiliki bentuk yang tidak besar dan tanpa puncak.

Di sisi lain, masyarakat Jawa Tengah, khususnya di sekitar Kebumen, memiliki legenda tersendiri terkait terbentuknya Gunung Wurung. Cerita ini dikisahkan dari generasi ke generasi. Konon, pada zaman dahulu, Desa Parang merupakan daerah datar dan luas tanpa adanya gunung atau perbukitan. Akibatnya, desa ini rentan terhadap bencana seperti banjir dan angin ribut. Para pemuka adat dan tokoh masyarakat desa sepakat memohon kepada para dewa agar dibuatkan sebuah gunung yang dapat melindungi desa dari bencana.

Doa mereka akhirnya terkabul, dan para dewa bersedia membuatkan gunung dalam satu malam. Namun, para dewa memberikan syarat: tidak seorang pun dari desa boleh keluar rumah atau menyaksikan proses pembuatan gunung itu, termasuk anak-anak.

Persyaratan tersebut disampaikan kepada warga desa, yang kemudian dengan senang hati menyetujui syarat tersebut. Mereka menantikan hari di mana gunung akan terbentuk dan

berharap keesokan harinya desa mereka akan terlindungi. Pada malam yang ditentukan, semua warga masuk ke rumah masing-masing, mengunci pintu, dan tidak ada yang berani mengintip. Sementara itu, para dewa dan prajurit mereka mulai bekerja keras membangun gunung. Fondasi dan tiang-tiang telah didirikan, dan proses pembentukan gunung hampir selesai.

Namun, ketika hari menjelang pagi, tiba-tiba seorang gadis desa yang hendak mencuci beras di sungai tidak sengaja keluar rumah. Gadis itu, yang mungkin tidak mengetahui tentang larangan tersebut, tanpa sadar melanggar syarat yang diberikan oleh para dewa. Saat tiba di sungai, ia terkejut melihat sebuah bukit di tempat yang sebelumnya datar. Gadis itu pun mendongak dan melihat sosok-sosok besar sedang membangun sesuatu.

Panik dan ketakutan, gadis tersebut lari kembali ke desanya, berteriak-teriak minta tolong. Teriakannya terdengar oleh para dewa, yang kemudian memerintahkan prajurit mereka untuk menghentikan pekerjaan. Akibatnya, gunung yang sedang dibangun tidak jadi diselesaikan.

Inilah asal-usul mengapa Gunung Wurung tidak menjulang tinggi, menurut legenda yang beredar di masyarakat Kebumen. Ceritanya penuh dengan unsur mitos, meski terdengar sulit dipercaya. Bagaimana menurut Anda? Apakah legenda ini meyakinkan atau sekadar cerita rakyat belaka?

(Achmad Aristyan – Sumber: YouTube BERBAGI TAHU)

You Might Also Like

Gunung Bagus Yogyakarta, Jejak Sejarah dan Cinta di Desa Giring

Legenda Batu Belah, Kisah Pengorbanan Ibu dari Aceh

Asal Mula Desa Jimbaran, Kisah Dalem Ireng dan Dalem Putih

Lebai Malang, Kisah Jenaka dan Inspiratif dari Sumatera Barat

Menguak Legenda di Balik Keindahan Pantai Pandan Kuning

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Festival Pacu Jalur, Tradisi Lomba Dayung Tradisional Riau
Next Article Fadli Zon Library, Perpustakaan Pribadi Terbesar di Indonesia
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?