Pertemuan antara Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, dan Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Dominic Jermey CVO OBE, menandai babak baru. Dalam pertemuan yang berlangsung di Kantor Kementerian Kebudayaan, Jakarta, kedua pihak menegaskan komitmen untuk mempererat kerja sama melalui jalur diplomasi budaya
Salah satu agenda utama yang dibahas adalah permintaan resmi Indonesia untuk memulangkan artefak-artefak budaya bersejarah yang saat ini berada di Inggris. Menteri Fadli Zon kembali mengajukan repatriasi Prasasti Sangguran yang kini berada di Minto Estate, Skotlandia, serta Prasasti Sobhamerta, sekumpulan lempeng kuno yang memuat informasi penting mengenai sistem sosial dan keagamaan Nusantara.
“Permintaan ini kami sampaikan dengan penuh hormat dan melalui jalur diplomatik yang tepat,” tegas Menbud Fadli, dilansir dari infopublik.id, Jumat (23/5/2025).
Menanggapi hal ini, Dubes Dominic Jermey menyatakan keterbukaan Inggris untuk membahas isu repatriasi secara lebih mendalam dan terstruktur. Langkah ini dinilai sejalan dengan tren global terkait pengembalian artefak kolonial ke negara asalnya.
Baca juga: SEA Museum Collaboration: Museum Jadi Pilar Infrastruktur Kebudayaan Nasional
Selain membahas warisan masa lalu, kedua pihak juga mengeksplorasi peluang kerja sama budaya ke depan, khususnya di bidang perfilman. Fadli Zon membuka kemungkinan kolaborasi antara sineas Indonesia dan Inggris dalam produksi film panjang maupun dokumenter bertema sejarah dan kebudayaan.
“Kami melihat dokumenter sebagai langkah awal yang realistis dan berdampak. Produksi bersama bisa menjadi jembatan saling pengertian yang kuat,” ujar Fadli Zon.
Inggris menyambut baik inisiatif ini. Dubes Jermey menyatakan bahwa British Film Institute (BFI) siap memfasilitasi kolaborasi, termasuk menghadirkan film-film Inggris di berbagai festival di Indonesia dan mendukung partisipasi Inggris dalam Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF).
Lebih jauh, Fadli juga menyoroti pengembangan ekosistem seni pertunjukan musikal di Indonesia, yang kian diminati generasi muda. Ia menilai sektor ini sebagai peluang emas untuk membangun industri kreatif yang berkelanjutan.
Menambahkan hal itu, Ramon Sevilla dari Kedubes Inggris menekankan pentingnya kolaborasi kreatif atau co-creation dalam diplomasi budaya. Ia menyebut program Connections Through Culture dari British Council sebagai platform yang dapat mempertemukan seniman dan pelaku budaya dari kedua negara.
“Kami ingin membangun sebuah kerangka kerja sama budaya yang komprehensif, tidak hanya untuk masa kini, tapi juga untuk generasi mendatang,” tutup Fadli Zon.